Observasi Gaya berjilbab (hijab style)
Tuesday, 17 September 2013
1 Comment
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, setiap masyarakat pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan, misalnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun perubahan
yang berkaitan dengan kebudayaan. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, perubahannya pun dapat menuju ke
arah yang positif maupun menuju arah yang negatif. Tentunya perubahan sosial
yang terjadi mempunyai berbagai dampak bagi diri setiap individu tersebut.
Perubahan sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya perubahan dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, misalnya perubahan
dalam unsur-unsur geografis, biologis, atau kebudayaan. Masyarakat dan budaya
memiliki keterkaitan yang kuat, karena tidak ada satu pun manusia yang hidup
tanpa budaya. Perubahan sosial budaya dalam masyarakat terjadi karena setiap
masyarakat memang menginginkan adanya sebuah perkembangan dalam hidupnya, agar
kehidupannya tidak konstan atau tetap pada satu titik saja.
Perubahan sosial dan kebudayaan
mempunyai satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu
penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat
memberi dampak besar maupun kecil pada sebuah sistem sosial. Dalam beberapa
kasus perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat terjadi tanpa
mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial, misalnya model
gaya berjilbab atau hijab style. Seperti yang diketahui masyarakat awam bahwa
jilbab identik dengan muslimah, namun ternyata jilbab bukan hanya ada dalam
dunia Islam saja,dalam beberapa agama dan dalam tradisi di beberapa bagian
dunia jilbab sudah dikenal sejak dahulu. Dalam perkembangan jaman gaya jilbab
khususnya dalam dunia Islam selalu mengalami perkembangan, gaya jilbab saat ini
telah menjadi sebuah trend fashion yang tidak dapat lepas dalam kehidupan para
pemakai jilbab. Namun hijab atau jilbab yang telah menjadi sebuah trend baru
dalam fashion ini menyebabkan beberapa sisi pro dan kontra diantara pemakai
jilbab khususnya juga di kalangan mahasiswa. Salah satu penyebab pro dan kontra
berjilbab ini adalah gaya berjilbab jaman sekarang yang dinilai sudah mulai
melenceng dari ketentuan-ketentuan dalam syariat Islam. Perkembangan gaya
jilbab yang dulu berkiblat pada dunia Timur, saat ini lebih berkiblat pada
dunia Barat ditambah lagi adanya pemikiran trend jilbab oleh seorang designer
dari Barat yaitu Hana Tajima Simpson. Bahkan model jilbab masa kini juga
dipandang telah mulai melunturkan syariat-syariat Islam ditambah lagi adanya
beberapa model jilbab masa kini yang menyerupai kerudung atau jilbab para
suster atau biarawati dalam agama Kristen. Jadi hal ini yang menyebabkan
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang perkembangan gaya
berjilbab saat ini.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah jilbab dari berbagai negara dan
agama ?
2. Bagaimana jilbab menjadi sebuah trend saat ini ?
3.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah jilbab dari berbagai negara dan
agama.
2. Mengetahui penyebab trend jilbab saat ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak faktor yang menyebabkan seorang individu dalam
mentaati serentetan aturan yang ada dalam agama mereka. Misalnya dalam
penelitian ini yang menemukan adanya faktor intern dalam diri seorang muslimah
untuk memakai jilbab sesuai dengan syariat Islam. Hal ini disebabkan oleh
adanya emosi keagamaan atau religious
emotion (Koentjaraningrat,1980) , yaitu suatu getaran jiwa yang pada suatu
ketika pernah menghinggapi seorang manusia dalam jangka waktu hidupnya. Emosi
keagamaan itulah yang mendorong individu berlaku serba religi. Seiring
berkembangnya pola pikir dan peradaban manusia menyebabkan pula
perubahan-perubahan dalam gaya berjilbab saat ini sehingga menciptakan suatu
trend dalam dunia fashion. Menurut William F.Ougburn bahwa ruang lingkup
perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material
maupun yang immaterial. Jilbab inilah merupakan salah satu hasil dari budaya
manusia yang berupa material.(Soekanto, 1982: 262)
Gaya jilbab ini khusunya pada
kalangan Mahasiswi sangat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Namun
perubahan yang terjadi dalam dunia fashion menyangkut perubahan gaya berjilbab
ini merupakan perubahan kecil. Perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung atu berarti bagi masyarakat.(Soekanto, 1982: 271). Perubahan dalam
gaya jilbab ini dikarenakan adanya pengaruh modernisasi dari dalam maupun
luar negeri. Modernisasi merupakan sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang
kurang maju atau kurang berkembang kearah yang lebih baik dengan harapan akan
mencapai kehidupan masyarakat yang lebih maju.
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode
pengumpulan data yang digunakan di dalam melakukan observasi di lingkungan
kampus Universitas Negeri Yogyakarta (Fakultas Ilmu Sosial) sebagai berikut :
·
Metode Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
·
Metode Wawancara ( Interview )
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau
sumber data. Teknik wawancara yang digunakan peneliti dengan tekhnik wawancara
semi terbuka, dengan menggunakan pedoman berupa format laporan dan tambahan
dari peneliti sendiri.
·
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan
data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, arsip, foto dan lain
sebagainya. Tekhnik dokumentasi yang digunakan peneliti adalah dokumentasi
primer dan sekunder. Primer berupa dokumentasi pengambilan foto secara langsung
oleh peneliti. Sekunder berupa pengambilan beberapa informasi dari media
internet.
ü
Lokasi Observasi
Observasi yang peneliti lakukan ini berfokus di
lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (Fakultas Ilmu Sosial).
ü Waktu melakukan observasi
a. Wawancara 1
Hari :
Jumat
Tanggal :22
Maret 2013
b. Wawancara 2
Hari :
Rabu
Tanggal :27
Maret 2013
c. Wawancara 3
Hari :
Kamis
Tanggal :28
Maret 2013
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah Jilbab dari Berbagai Negara dan Agama
Istilah jilbab di Indonesia pada awalnya dikenal
sebagai kain atau selendang untuk menutupi kepala (rambut) wanita. Di beberapa
negara Islam, pakaian sejenis jilbab dikenal dengan beberapa istilah, seperti
chador di Iran, pardeh di India dan Pakistan, milayat di Libya, abaya di Irak,
charshaf di Turki, dan hijâb di beberapa negara Arab-Afrika seperti di Mesir,
Sudan, dan Yaman. Terlepas dari istilah yang digunakan, sebenarnya konsep hijâb
bukanlah “milik” Islam. Misalnya dalam kitab Taurat, kitab suci agama Yahudi,
sudah dikenal beberapa istilah yang semakna dengan hijâb seperti tif’eret.
Demikian pula dalam kitab Injil yang merupakan kitab suci agama Nasrani
(Kristen dan Katolik) juga ditemukan istilah semakna. Misalnya istilah zammah,
re’alah, zaif dan mitpahat.
Menurut Eipstein, seperti dikutip Nasaruddin Umar dalam tulisannya, hijâb sudah dikenal sebelum adanya agama-agama Samawi (Yahudi dan Nasrani atau Kristen dan katolik). Bahkan Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa pakaian yang menutupi kepala dan tubuh wanita itu sudah menjadi wacana dalam beberapa diskusi pada masa itu. Ketentuan penggunaan jilbab bahkan sudah dikenal di beberapa kota tua seperti Mesopotamia, Babilonia, dan Asyiria.
Memakai jilbab bagi wanita muslim (beragama Islam) merupakan sebuah kewajiban yang perintahnya telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Terlepas dari adanya kewajiban memakai jilbab bagi wanita Islam, sejarah mencatat bahwa jilbab sendiri merupakan bagian dari pakaian kebesaran sebagian besar agama, terutama agama-agama besar di dunia. Pakaian penutup kepala yang seringkali digabung dengan pakaian panjang (semacam toga) yang menutupi hampir seluruh tubuh itu bahkan tidak hanya dipakai oleh wanita, melainkan juga dipakai oleh guru-guru (pendeta) agama. Sehingga sebenarnya jilbab merupakan bagian dari tradisi dan identitas untuk hampir semua agama di dunia ini.
Menurut Eipstein, seperti dikutip Nasaruddin Umar dalam tulisannya, hijâb sudah dikenal sebelum adanya agama-agama Samawi (Yahudi dan Nasrani atau Kristen dan katolik). Bahkan Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa pakaian yang menutupi kepala dan tubuh wanita itu sudah menjadi wacana dalam beberapa diskusi pada masa itu. Ketentuan penggunaan jilbab bahkan sudah dikenal di beberapa kota tua seperti Mesopotamia, Babilonia, dan Asyiria.
Memakai jilbab bagi wanita muslim (beragama Islam) merupakan sebuah kewajiban yang perintahnya telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Terlepas dari adanya kewajiban memakai jilbab bagi wanita Islam, sejarah mencatat bahwa jilbab sendiri merupakan bagian dari pakaian kebesaran sebagian besar agama, terutama agama-agama besar di dunia. Pakaian penutup kepala yang seringkali digabung dengan pakaian panjang (semacam toga) yang menutupi hampir seluruh tubuh itu bahkan tidak hanya dipakai oleh wanita, melainkan juga dipakai oleh guru-guru (pendeta) agama. Sehingga sebenarnya jilbab merupakan bagian dari tradisi dan identitas untuk hampir semua agama di dunia ini.
Jilbab atau penutup kepala dan
pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh wanita, diakui atau tidak adalah
bagian dari tradisi dan ajaran agama-agama. Jilbab merupakan identitas tentang
sebuah kebaikan, kesopanan dan ketaatan.
#Jilbab
dalam dunia ISLAM (para Muslimah)
G01
:Wanita Islam berjilbab
Dalam dunia Islam memakai jilbab
merupakan salah satu perintah Allah yang dikhususkan kepada para muslimah
(wanita-wanita muslim). Memakai jilbab tidak hanya untuk menutup aurat saja,
namun juga sebagai identitas muslimah sejati. Jilbab merupakan suatu cara agar
wanita muslim terhidar dari berbagai godaan duniawi. Perintah memakai jilbab
terkandung dalam Al-Qur’an surat An-Nur
ayat 33, surat Al-Ahzab ayat 59, dan Al-Qur’an surat Al
A’raaf ayat 26.
“...Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan
laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti aurat wanita....” (Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 31)
Hai Nabi katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang
mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Al-Qur’an surat
Al-Ahzab ayat 59)
“Wahai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.”(Al-Qur’an surat Al A’raaf ayat 26)
#dalam
KRISTEN (suster & biarawati)
G02 :Suster dan Biarawati yang
memakai jilbab
Pakaian
semacam jilbab juga dikenal dalam Kristen dan Katolik. Dalam Kristen dan
Katolik, pakaian semacam jilbab ini selalu digunakan oleh para Biarawati dan
para Suster di Gereja.
#BUNDA MARIA (Ibunda Yesus Kristus)
G03 : Bunda Maria memakai jilbab
Pakaian semacam jilbab juga dipakai oleh
Bunda Maria (Ibunda Yesus Kristus), memakai jilbab sebagai penutup kepala juga
diperintahkan di dalam Al-Kitab Bible, yaitu sebagai berikut :
1.
Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang
berdoa atau berbuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya,
sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA.
11:10. Sebab itu, PEREMPUAN HARUS MEMAKAI TANDA WIBAWA DI KEPALANYA oleh karena para malaikat.
11:13 Pertimbangkanlah sendiri: PATUTKAH PEREMPUAN BERDOA KEPADA ALLAH DENGAN KEPALA TIDAK BERTUDUNG?
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA.
11:10. Sebab itu, PEREMPUAN HARUS MEMAKAI TANDA WIBAWA DI KEPALANYA oleh karena para malaikat.
11:13 Pertimbangkanlah sendiri: PATUTKAH PEREMPUAN BERDOA KEPADA ALLAH DENGAN KEPALA TIDAK BERTUDUNG?
#BUNDA
TERESA
G04
: Bunda Teresa memakai jilbab
Bunda Theresa (Agnes Gonxha), salah
satu tokoh panutan umat Kristen dan Katolik selalu memakai jilbab dalam
hidupnya. Jilbab dengan nuansa putih dan sentuhan garis biru sang Bunda telah
menjadi bagian dari keramahan dan kepeduliannya terhadap sesama.
#dalam YAHUDI
Rabbi
Rachel, salah satu Rabbi yang sangat dihormati oleh umat Yahudi juga selalu
menggunakan penutup kepala dan longdress dalam kesehariannya, terutama pada
saat memimpin prosesi keagamaan.
G05 :Rabbi Rachel memakai jilbab
#dalam BUDHA
G06
:Dewi Kwan Im memakai jilbab
Dalam agama Budha kita mengenal Dewi
Kwan Im (Avalokitesvara Bodhisattva), yang dikenal sebagai Buddha dengan 20
ajaran welas asih, juga digambarkan memakai pakaian suci yang panjang menutup
seluruh tubuh dengan kerudung berwarna putih menutup kepala.
#dalam HINDHU
G07 :Orang-orang Hindhu memakai jilbab
Hal yang sama juga dilakukan dalam
tradisi
orang-orang India yang sebagian besar penganut ajaran Hindu. Pakaian yang
panjang sampai menyentuh mata kaki dengan kerudung menutupi kepala adalah
pakaian khas yang dipakai sehari-hari.
#orang-orang Eropa dan Amerika sejak abad pertengahan
#orang-orang Eropa dan Amerika sejak abad pertengahan
G08
: Kaum Borjuis Eropa memakai jilbab
Demikian juga pakaian orang-orang
Eropa dan Amerika sejak abad pertengahan. Pakaian panjang yang anggun dengan
penutup kepala yang khas itu tidak hanya dipakai oleh kerabat kerajaan dan kaum
borjuis, namun juga dipakai oleh rakyat kebanyakan. Bahkan style fashion era
ini telah menginspirasi para perancang busana saat ini untuk dipakai pada
acara-acara agung seperti pernikahan.
#Tradisi Jepang masa lalu
#Tradisi Jepang masa lalu
G09
:Tradisi orang Jepang masa lalu memakai jilbab
Dalam tradisi masyarakat Jepang juga dikenal tradisi memakai
pakaian semacam jilbab. Faktanya sejak dahulu
sampai saat ini jilbab tidak hanya menjadi bagian dari dinamika peradaban,
namun telah menjadi simbol kebaikan dan ketaatan terhadap sebuah keyakinan.
Hampir semua agama menggunakan dan menghormati jilbab
sebagai simbol pakaian yang agung, meski tidak semua menetapkannya sebagai
kewajiban. Dari perspektif tradisi (culture) bersama inilah jilbab tidak
menjadi penghalang kebersamaan, namun jilbab dapat menjadi pemersatu dalam
keragaman agama dan budaya. Jilbab semestinya dimaknai sebagai keagungan
berbudaya dan bukan sebaliknya. Bagaimanapun jilbab terbukti merupakan
identitas dan milik semua agama, sehingga tidak benar jika jilbab hanya
dikaitkan dengan salah satu agama dan diidentikkan dengan keterbelakangan
budaya (eksklusifisme).
2.
Trend Jilbab Saat Ini
Dalam agama Islam, memakai
jilbab merupakan sebuah ibadah yang khusus diperintahkan oleh Allah SWT untuk
para muslimah melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an. Jilbab bukan hanya sebagai
penutup auerat wanita saja, jilbab juga merupakan sebuah identitas bagi
muslimah. Memakai jilbab juga merupakan kesadaran bagi wanita muslim yang
benar-benar siap menjaga jilbabnya. Khususnya dalam kalangan Mahasiswi, mereka
memiliki beberapa alasan untuk memakai jilbab.
Alasan umum yang mendasari seorang
Mahasiswi untuk memakai jilbab adalah setelah mereka mengerti dengan
benar-benar tentang perintah untuk berjilbab yang terkandung dalam Al-Qur’an
kemudian mereka memantapkan hati untuk benar-benar menutup aurat di tubuhnya.
Dalam Islam sendiri ada beberapa aturan dalam pemakaian jilbab yang sesuai
dengan syariat Islam, yaitu berjilbab dengan menutup dada dan seluruh bagian
tubuhnya sehingga tidak menampakkan lekuk tubuhnya.
Pemakai jilbab khususnya di dalam
kampus sendiri telah menjamur, maka tidak sulit untuk kita menjumpai
pemandangan Mahasiswi muslim berjilbab yang berjalan sambil bercengkrama ataupun
duduk-duduk di taman. Lingkungan pemakai jilbab yang mulai menjamur di kalangan
Mahasiswi tekadang dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, minder, atau malu
pada diri Mahasiswi muslim yang belum berjilbab. Oleh karena itu, rasa tidak
percaya diri, minder, atau malu ini merupakan sebuaha dorongan yang menjadikan
sebuah motivasi untuk Mahasiswi muslim yang belum berjilbab kemudian dengan
perlahan mulai belajar untuk menutup aurat mereka dengan jilbab. Dalam diri
seorang Mahasiswi muslim akan timbul perasaan yang aneh dalam diri mereka
ketika lingkungannya (lingkungan teman main, teman kumpul, atau di dalam kelas)
yang kebanyakan memakai jilbab, mereka akan merasa terintimidasi karena mereka
merasa berbeda. Meskipun mungkin sebenarnya perasaan-perasaan yang timbul
hanyalah halusinasi yang timbul dalam otak mereka saja, mereka mengaku bahwa
mereka merasa “berbeda” dalam lingkungan yang sama yaitu lingkungan sesama
wanita muslim. Seperti pengakuan yang dilontarkan oleh seorang Mahasiswi
jurusan Pendidikan Sosiologi semester 3, Tissia Maharani. Dia mengakui bahwa
hal utama yang mendorongnya untuk memakai jilbab adalah rasa malu yang timbul
karena sebagian besar teman sekelasnya memakai jilbab.
Dengan memakai jilbab seorang wanita
muslim akan memiliki identitas yang mendasar sebagai wanita muslim. Jilbab juga
menjadi sebuah media untuk menambah kepercayaan diri para hijaber (pemakai
jilbab). Gaya berjilbab saat ini yang mulai menjadi trend center akan lebih
memperindah dan mempercantik para pemakai jilbab. Untuk beberapa orang, mereka
berpendapat bahwa memakai jilbab tidak hanya mengikuti hukum syar’i saja namun
juga untuk menambah rasa nyaman dan akan terlihat cantik bila berjilbab. Hal
yang sama seperti pemaparan Mahasiswi Pendidikan Sosiologi semester 3 Tiara
Kusuma. L dan Sri Handayani Mahasiswi PKNH, mereka merasa lebih cantik dan
percaya diri bila memakai jilbab ketika melakukan aktivitasnya, seperti ketika
pergi ke kampus maupun ketika hang out
dengan teman-temannya.
Pemakaian jilbab dalam kalangan
Mahasiswi sendiri terdiri dari dua pandangan, yaitu gaya jilbab yang biasa saja
(lebih simple) dan gaya jilbab yang lebih mengikuti trend masa kini (lebih
fashionable). Sebagian mahasiswi memilih untuk memakai jilbab dengan gaya
jilbab yang biasa saat ke kampus. Anggraini Lufi Hakim, seorang mahasiswi
semester 2 jurusan Pendidikan Sejarah memaparkan alasannya memakai jilbab
dengan gaya yang biasa saat ke kampus adalah karena gaya ini lebih simple dan
tidak terlalu ribet, jadi untuk memakainya dia tidak memerlukan waktu yang
lama. Apalagi problem anak kos yang sering bangun kesiangan tidak menjadi
masalah yang berat untuk Mahasiswi berjilbab karena dia hanya membutuhkan
beberapa menit untuk mengenakan jilbabnya.
Sebagian Mahasiswi yang sangat memperhatikan
penampilan, mereka memilih untuk selalu update
dengan gaya-gaya jilbab masa kini yang terlihat lebih fashionable dan lebih
memperlihatkan sisi teenager dalam
penampilan Mahasiswi ini sehingga terkesan tidak terlihat seperti ibu-ibu.
Tidak dipungkiri bahwa gaya Jilbab saat ini merupakan fenomena tersendiri dalam
dunia fashion, gaya jilbab jaman dahulu yang hanya sekedar berupa kain dan
menutup bagian aurat wanita merupakan gaya jilbab yang kuno atau tidak menarik,
khususnya untuk para remaja yang memasuki masa peralihan yang sedang menempuh
studi di dunia perkuliahan.
Seperti pilihan gaya berjilbab yang sering dikenakan oleh
Tiara Kusuma. L Mahasiswi Pendidikan Sosioogi semester 3 dan Hida Mujahida
Basori Mahasisiwi Pendidikan IPS semester 2, mereka memilih memakai gaya jilbab
yang lebih masa kini (fashionable). Gaya jilbab masa kini lebih terlihat modern
dan menonjolkan sisi teenager dari
para remaja ini. Apapun jenis kerudungnya dari kerudung paris,
selendang, pashmina kaos, semua bisa dikreasikan. Ditambah dengan sedikit
aksesoris membuat pemakai jilbab tampil lebih unik dan cantik.
Gaya jilbab masa kini terlihat lebih
modern karena adanya percampuran dari budaya Barat, seperti gaya-gaya jilbab
yang dipelopori oleh designer dunia Hana Tajima Simpson. Dia telah mengubah
gaya jilbab yang mulanya berkiblat pada dunia Timur, sekarang sedikit demi
sedikit mulai bergeser ke arah fashion dunia Barat. Perlahan tapi pasti trend
jilbab di Indonesia sendiri mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Hal
ini disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya
mayoritas beragama Islam. Meskipun Indonesia merupakan negara yang mengakui 6
agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghuchu namun
perkembangan trend jilbab di Indonesia sangat dihargai oleh berbagai lapisan
masyarakat. Hal ini tidak lepas dari toleransi beragama yang dianut oleh
masyarakat Indonesia.
Salah satu pelopor yang paling
berpengaruh dalam trend jilbab di dunia adalah Hana Tajima Simpson. Sebagai
seorang mualaf, desaigner busana muslimah ini menciptakan berbagai macam gaya
jilbab yang mampu menjadi trend khususnya di kalangan para pemakai jilbab di
Indonesia, bahkan di dunia. Penampilan
yang dia tampilkan melalui gaya-gaya jilbabnya terlihat cukup unik, menarik dan
kasual. Bahkan boleh dikata, tidak mengikuti trend yang ada saat ini melainkan
menciptakan trend. Ia berusaha menciptakan jilbab itu bisa dikenakan dimanapun
dan kapanpun.
G10 :Hana Tajima Simpson saat mengenakan model jilbab
yang ia design
Banyak perubahan dalam trend
berjilbab saat ini yang akhirnya menyebabkan pro dan kontra. Jilbab saat ini
mengajarkan pada generasi muda bahwa berjilbab tidak selalu tampak kuno dan
kampungan. Trend jilbab inilah yang membantu kaum gadis untuk mengubah pola
pikir mereka. Dengan gaya jilbab saat ini terlihat lebih trendy dan eye cathing
(enak dipandang). Meskipun di sisi lain terdapat pihak yang kontra dalam
munculnya trend jilbab saat ini yang lebih modis. Diantaranya adalah gaya
jilbab yang terkesan kurang sesuai syariat Islam, sehingga terdapat golongan
yang mengecam pada gaya jilbab saat ini. Gaya berjilbab jaman sekarang yang
dinilai sudah mulai melenceng dari ketentuan-ketentuan dalam syariat Islam. Perkembangan
gaya jilbab yang dulu berkiblat pada dunia Timur, saat ini lebih berkiblat pada
dunia Barat ditambah lagi adanya pemikiran trend jilbab oleh seorang designer
dari Barat yaitu Hana Tajima Simpson. Bahkan model jilbab masa kini juga
dipandang telah mulai melunturkan syariat-syariat Islam ditambah lagi adanya
beberapa model jilbab masa kini yang menyerupai kerudung atau jilbab para
suster atau biarawati dalam agama Kristen.
Membicarakan
tentang pakaian wanita muslimah yang ideal dan memenuhi seluruh persyaratan,
maka sebagaimana yang disepakati oleh para ulama bahwa aurat wanita itu adalah
seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan.
Artinya,
keseluruh tubuh itu wajib ditutup dengan pakaian kecuali bagian muka dan tapak
tangan saja. Sedangkan model pakaian, warna, motif, corak atau stylenya
diserahkan kepada masing-masing budaya dan kebiasaan.
Ada beberapa syarat standar busana muslimah yaitu:
* Tidak tembus pandang
Ada beberapa syarat standar busana muslimah yaitu:
* Tidak tembus pandang
* Tidak ketat hingga membentuk lekuk tubuh
* Tidak menyerupai pakaian laki-laki
* Benar-benar menutup dan tidak ada yang dibuka atau
dibelah sedemikian rupa sehingga bisa memperlihatkan aurat
Hal di
atas merupakan standar ideal busana muslimah yang bila semua itu terpenuhi,
maka sudah cukup. Sehingga dalam hal ini ketentuan berjilbab berdasarkan
syariat Islam tetap dapat dijalankan.
BAB V
SIMPULAN
Istilah
jilbab di Indonesia pada awalnya dikenal sebagai kain atau selendang untuk
menutupi kepala (rambut) wanita. Di beberapa negara Islam, pakaian sejenis
jilbab dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador di Iran, pardeh di India
dan Pakistan, milayat di Libya, abaya di Irak, charshaf di Turki, dan hijâb di
beberapa negara Arab-Afrika seperti di Mesir, Sudan, dan Yaman. Terlepas dari
istilah yang digunakan, sebenarnya konsep hijâb bukanlah “milik” Islam.
Misalnya dalam kitab Taurat, kitab suci agama Yahudi, sudah dikenal beberapa
istilah yang semakna dengan hijâb seperti tif’eret. Demikian pula dalam kitab
Injil yang merupakan kitab suci agama Nasrani (Kristen dan Katolik) juga
ditemukan istilah semakna. Misalnya istilah zammah, re’alah, zaif dan mitpahat.
Jilbab atau penutup kepala dan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh wanita, diakui atau tidak adalah bagian dari tradisi dan ajaran agama-agama. Jilbab merupakan identitas tentang sebuah kebaikan, kesopanan dan ketaatan. Jilbab tidak hanya dikenal dalam satu agama maupun satu tradisi saja, namun telah menjadi bagian dari beberapa agama maupun tradisi yaitu : Jilbab dalam agama Islam (para muslimah), jilbab yang dikenakan oleh suster atau biarawati dalam agama Kristen, Bunda Teresa, Bunda Maria (Ibunda Yesus Kristus), Yahudi (Rabbi Rachel), Dewi Kwan Im, dan tradisi memakai jilbab dalam masyarakat Jepang.
Jilbab atau penutup kepala dan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh wanita, diakui atau tidak adalah bagian dari tradisi dan ajaran agama-agama. Jilbab merupakan identitas tentang sebuah kebaikan, kesopanan dan ketaatan. Jilbab tidak hanya dikenal dalam satu agama maupun satu tradisi saja, namun telah menjadi bagian dari beberapa agama maupun tradisi yaitu : Jilbab dalam agama Islam (para muslimah), jilbab yang dikenakan oleh suster atau biarawati dalam agama Kristen, Bunda Teresa, Bunda Maria (Ibunda Yesus Kristus), Yahudi (Rabbi Rachel), Dewi Kwan Im, dan tradisi memakai jilbab dalam masyarakat Jepang.
Pemakai jilbab tidak secara serta merta memakai jilbab
dengan tanpa alsan, para muslimah ini khususnya dalam kalangan Mahasiswi mereka
memiliki berbagai alasan sebagai faktor pendorong untuk berjilbab sesuai ajaran
agama Islam. Perkembangan jilbab di Indonesia khususnya di kalangan Mahasiswi
juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tidak jarang Mahasiswi
muslim yang memilih memakai jilbab sesuai model yang lebih masa kini, sehingga
tidak terkesan kuno. Banyak
perubahan dalam trend berjilbab saat ini yang akhirnya menyebabkan pro dan
kontra. Jilbab saat ini mengajarkan pada generasi muda bahwa berjilbab tidak
selalu tampak kuno dan kampungan. Trend jilbab inilah yang membantu kaum gadis
untuk mengubah pola pikir mereka. Dengan gaya jilbab saat ini terlihat lebih
trendy dan eye cathing (enak dipandang). Meskipun di sisi lain terdapat pihak
yang kontra dalam munculnya trend jilbab saat ini yang lebih modis. Diantaranya
adalah gaya jilbab yang terkesan kurang sesuai syariat Islam, sehingga terdapat
golongan yang mengecam pada gaya jilbab saat ini. Gaya berjilbab jaman sekarang
yang dinilai sudah mulai melenceng dari ketentuan-ketentuan dalam syariat
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Soekanto, Soerjono.1982. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Koentjaraningrat.1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial,
Dian Rakyat: Jakarta.
Kusuma,
Intan. 2010. “Cara Berjilbab Menurut Syariat Islam.http://intankusumasblog.blogspot.com/2010/02/cara-berjilbab- menurut-syariat-islam.html. Diakses
pada tanggal 28 Maret 2013.
2010.
Sejarah Jilbab dari Berbagai Negara dan Tradisi. http://7wolu.blogspot.com/2010/12/sejarah-jilbab-dari-berbagai-negara- dan.html.
Diakses pada tanggal 1 April 2013.
“Modernisasi”.
id.wikipedia.org/wiki/modernisasi. Diakses pada tanggal 1 April 2013.
izin copas min buat referensi..
ReplyDeletesukses selalu....