-->

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)


Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

(Hasil Pemikiran Siswa mengenai Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah daerah Perkotaan)

RAHASIA TERSINGKAP DIBALIK SIKAP ACUH SISWA KELAS 10 IPS 2 SEKOLAH CITRA KASIH SAAT KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERLANGSUNG




Disusun oleh :

Elsa Eliana

Raina Novalita

Margareta Felisha

Janice Atalie

Like Alviani




X IIS 2

SMA Citra Kasih

2019


BAB I
PENDAHULUAN

A.               Latar Belakang
Mengabaikan penjelasan guru bukan lagi fenomena yang baru di masyarakat. Tradisi ini bahkan tanpa sadar sudah ada dari zaman dahulu. Tidak perlu diajarkan, orang-orang tahu kegiatan apa yang lebih menarik dilakukan selain mendengarkan penjelasan guru di depan. Secara tidak sadar, hal ini kemudian tumbuh menjadi hal yang lumrah dan secara naluriah dilakukan.

Fenomena yang telah merajalela dari generasi ke generasi di setiap sekolah ini tentu memiliki perbedaan. Kegiatan yang dilakukan untuk membunuh kebosanan ini berbeda-beda di setiap sekolah, tergantung kasus. Tiap sekolah pasti lingkungannya, peraturannya, dan fasilitas yang diberikan kepada murid berbeda.

Di suatu kelas yang murid-muridnya duduk bersebelahan biasanya cenderung asyik mengobrol dan bermain dengan teman sebangkunya. Berbagai kegiatan seperti menggosip, mengepang rambut teman bagi yang perempuan, menginjak kaki teman dari bawah meja, bermain menggunakan kertas, dan hal-hal lumrah lainnya yang dilakukan. Lalu kasus lainnya, murid-murid yang bersekolah di sekolah yang memperbolehkan muridnya membawa barang elektronik, seperti ponsel dan laptop biasanya diam-diam menonton film atau chatting di balik layar. Laptop yang merupakan sarana untuk mencatat materi di beberapa sekolah, salah satunya Sekolah Citra Kasih pun disalahgunakan.

Sebagai seorang siswa yang masih mengenyam pendidikan di Sekolah Citra Kasih, kami sering mendapati banyak siswa yang sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan gurunya. Ada yang tertidur di kelas, mengobrol dengan temannya, menonton film di laptop, sibuk chatting, dan lain-lain.  

Namun sebenarnya tanpa mereka sadari, tingkah mereka tersebut sangat mengganggu konsentrasi gurunya. Gurunya dibiarkan berbicara sendiri di depan, sedangkan hanya segelintir orang yang memperhatikan. Gurunya bahkan sampai kesal sendiri melihat murid-muridnya. Tak jarang, guru-guru memarahi tingkah murid-murid yang terlalu acuh terhadap pelajaran padahal apa yang disampaikan oleh sang guru itu penting dan oleh karena itu juga, waktu yang seharusnya digunakan untuk membahas materi pelajaran menjadi terbuang sia-sia untuk menasehati tingkah murid-murid yang sudah kelewatan.

Maka dari itu, kami berencana untuk membuat penelitian ini untuk menganalisa problematika yang sering terjadi di kelas 10 IPS 2. Kami ingin mengetahui motif dan perspektif murid-murid terhadap isu ini. Padahal menurut kami, murid-murid lah yang justru menjadi pihak yang paling dirugikan, karena ketidakpeduliannya terhadap penjelasan materi pelajaran dari guru.  

B.   Rumusan Masalah

1.      Kegiatan apa yang biasanya dilakukan siswa ketika tidak memperhatikan penjelasan guru?

2.      Mengapa  siswa mengacuhkan penjelasan gurunya?

3.      Apa resiko orang yang mengacuhkan penjelasan guru di kelas?

4.      Bagaimana cara mengatasi ketidakpedulian siswa tentang penjelasan guru?

C.   Tujuan Penelitian

1.      Mengetahui kegiatan yang biasa dilakukan siswa ketika tidak memperhatikan penjelasan guru.

2.      Mengetahui motif atau alasan utama siswa mengacuhkan penjelasan gurunya.

3.      Mengetahui dampak jangka panjang dan pendek dari mengabaikan penjelasan guru.

4.      Mengetahui cara mengatasi ketidakpedulian siswa kepada penjelasan guru.

D.   Manfaat Penelitian

  1. Agar guru dapat memperbaiki gaya belajar yang salah atau membosankan menjadi gaya belajar yang menyenangkan dan dapat diikuti oleh siswa SCK.
  2. Menyadarkan siswa SCK akan dampak-dampak yang bisa terjadi dan mempengaruhi kehidupannya.
  3. Mengurangi tingkat ketidakacuhan siswa terhadap sesamanya, khususnya saat seseorang menjelaskan suatu hal.
  4. Agar siswa dapat menghargai guru dan memperhatikan guru saat menjelaskan.
  5. Mengedukasi masyarakat agar dapat membentuk penjelasan (presentasi) yang jelas dan diminati oleh orang-orang.
  6. Agar siswa mengetahui seberapa penting penjelasan atau materi yang diberikan guru.

E.   Lokasi dan Waktu Penelitian

            Dalam tujuan mengumpulkan data untuk membantu kami dalam pembuatan penelitian sosial ini, kami berencana untuk melakukan wawancara di SMA Citra Kasih.

Kami akan melakukan proses penghimpunan data dalam kurun waktu kira-kira tiga minggu, lebih tepatnya dari tanggal 18 April 2019 sampai tanggal 13 Mei 2019.
Kami mengelompokkan sampel penelitian kami dalam dua kategori. Kategori pertama yaitu sekelompok siswa yang memperhatikan dalam proses belajar mengajar, yang akan kami sebut kelompok A. Sedangkan kategori yang kedua terdiri dari siswa-siswi yang sering mengabaikan penjelasan guru ketika kegiatan belajar mengajar, yang akan kami sebut sebagai kelompok B.
Proses wawancara untuk kelompok A dilakukan pada tanggal 9 Mei 2019. Proses wawancara bagi kelompok B dilakukan pada tanggal 6 Mei 2019. Pengolahan data dari hasil wawancara dikerjakan pada hari yang sama dengan proses wawancara dengan narasumber.

F.    Teknik Pengumpulan Data

            Dalam rangka untuk menyelesaikan penelitian kami, kami menggunakan teknik wawancara dan observasi. Kami sengaja menggunakan metode yang berbeda, karena ada beberapa rumusan masalah yang hanya bisa terjawab lewat pengamatan dan kami tidak yakin informasi yang diungkapkan pihak informan selaras dengan apa yang sering kami lihat di kelas. Pihak informan cenderung mengekspos yang baik-baik tentang dirinya saja dan menghindari mengungkapkan fakta kelakuan buruk dirinya secara gamblang.
Kami hanya menggunakan metode observasi untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah pertama, yaitu kegiatan yang dilakukan ketika tidak memperhatikan penjelasan guru di kelas. Sisanya, kami menggunakan metode wawancara. Kami tentu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan data seakurat mungkin.
Dalam proses wawancara, kami akan mengajukan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh pihak informan. Lalu dalam proses observasi, kami akan menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang setiap hari kami amati di kelas. Informan yang telah kami pilih dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas 10 IPS 2 SMA Citra Kasih. Narasumber akan dimintai pendapatnya dan membagikan pikiran mereka dalam sikap acuh atau tidak acuhnya murid kelas Sekolah Citra Kasih dalam kegiatan belajar mengajar. Narasumbernya atau sampelnya akan kami ambil empat orang dari kelas 10 IPS 2. Dua orang yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan dua orangnya lagi sebaliknya.   

G.  Instrumen Penelitian

Dalam melakukan proses wawancara ini, kami akan mengajukan beberapa pertanyaan demi mencapai sebuah kesimpulan terkait topik yang kami tarik pada rancangan penelitian ini. Kami akan mewawancarai murid kelas 10 IPS 2 Sekolah Citra Kasih  dengan pertanyaan yang berbeda sesuai kategori kelompoknya masing-masing. Berikut ini pertanyaannya:

No
Pertanyaan bagi siswa yang tidak memperhatikan guru
1.
Seberapa sering anda tidak memperhatikan guru di kelas?
2.
Apa yang menjadi faktor utama anda untuk memutuskan tidak memperhatikan? Pelajarannya atau gurunya?
3.
Jam pelajaran apa saja yang membuat anda menjadi tidak acuh saat masa pembelajarannya?
4.
Bagaimana caranya agar murid dapat memperhatikan gurunya di kelas?
5.
Apakah anda menyadari resiko yang bisa kalian dapat? Jelaskan.


No
Pertanyaan bagi siswa yang memperhatikan guru
1.
Apakah anda pernah mengabaikan penjelasan guru di kelas?
2.
Apa yang membuat anda tidak berkeinginan untuk mengabaikan penjelasan guru?
3.
Menurut anda, apa resiko orang yang tidak memperhatikan guru?
4.
Apa tips-tips agar murid dapat memperhatikan gurunya?
5.
Apa pelajaran yang paling anda tidak sukai, tetapi anda tetap berkonsentrasi mendengarkan penjelasan gurunya?

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.               Kegiatan Yang Dilakukan Ketika Tidak Memperhatikan Guru Di

Kelas

            Setiap murid pasti pernah tidak memperhatikan guru di kelas. Hanya frekuensinya saja yang membedakan. Ada yang sering, agak sering, jarang, dan agak jarang. Kami sebagai murid sekaligus peneliti mengaku turut melaksanakan hal yang serupa. Ada hal yang lebih menarik maupun dianggap lebih penting untuk dikerjakan dibanding mendengarkan penjelasan guru yang terlampau serius.
            Dari empat orang yang kami jadikan sampel penelitian, empat orang itu merepresentasikan kegiatan yang berbeda. Ada yang tidur di kelas, ada yang mencoret-coret kertas, ada yang membuka akun sosial medianya di laptop, dan ada yang bermain game online selama pelajaran berlangsung. Wajah mereka yang tertutupi oleh laptop dan karena murid-murid yang lain menggunakan laptop untuk mencatat, maka aksi mereka ini tidak pernah terdeteksi oleh guru di depan kelas. Entah gurunya yang tidak peka atau memilih untuk cuek dengan fenomena ini. Padahal guru memiliki otoritas untuk itu.
            Kabar baiknya dari keempat orang tersebut, mereka mengaku jarang melakukan kegiatan tersebut. Hanya di pelajaran tertentu saja yang menurut mereka membosankan. Hasil observasi kami pun membenarkan. Mereka akan bersikap serius di pelajaran yang menurut mereka menarik, entah mata pelajaran atau gurunya yang membuat mereka tertarik.   

B.   Alasan Murid Mengacuhkan Penjelasan Guru Di Kelas
Dua orang dari kategori B menjawab pertanyaan kami dengan dua jawaban yang berbeda. Berikut pertanyaan yang kami lontarkan, “Apa yang menjadi faktor utama anda untuk memutuskan tidak memperhatikan? Pelajarannya atau gurunya?”
            Satu orang dari mereka menjawab pelajarannya dan satunya lagi menjawab kebalikannya. Semua orang memiliki perspektif yang berbeda, namun menuntut satu hal yang sama. Mereka sama-sama menginginkan situasi belajar yang lebih menyenangkan. Seorang guru diekspektasikan untuk mengajar dengan seribu satu strategi seru yang mampu membangkitkan semangat belajar para murid. Tidak perlu banyak games atau ice breaking, cukup membuat murid-murid tertarik dengan caranya sendiri.
            Tidak perlu diajarkan oleh orang lain, murid-murid juga sudah menyadari bila nilai yang tertera di ulangan tidak akan dibawa mati dan tidak akan digunakan saat besar nanti. Bila seseorang bercita-cita menjadi pengacara, tentu saja pelajaran geografi yang mereka pelajari selama sekolah tidak akan terpakai. Oleh karena itu, rasanya sah-sah saja jika mereka memilih untuk bermain dalam diam dan tidak tertarik mendengarkan penjelasan gurunya. Namun yang menjadi pertimbangan adalah guru yang berdiri di depan yang seakan tidak dihargai kehadirannya dan tersulut emosinya karena sikap acuh murid yang sudah keterlaluan.


C.   Resiko Mengabaikan Penjelasan Guru
Berdasarkan data yang kami ambil, keempat orang tersebut, baik yang memperhatikan maupun yang tidak sama-sama tahu resiko yang akan ditanggung. Bukan rahasia umum lagi. Semua orang menyadari mereka tidak akan mengerti materi pembelajarannya jika mengabaikan penjelasan gurunya itu sendiri. Meskipun pelajaran tersebut tidak memiliki korelasi dengan cita-cita mereka, mereka tidak bisa menghindari ujian-ujian dari mata pelajaran tersebut. Apalagi mengingat syarat dan ketentuan naik kelas yang mewajibkan mereka memiliki nilai di atas KKM hampir di seluruh pelajaran.
Keadaan yang memaksa mereka untuk berlaku demikian, meskipun hati tak sejalan. Namun apapun itu, kami yakin dan percaya murid-murid sudah cukup dewasa untuk memperhitungkan resikonya dan mempertimbangkan baik buruknya perbuatan mereka.   


D.   Cara Mengatasi Ketidakpedulian Siswa Terhadap Guru
            Dari keempat orang yang kami wawancarai, mereka mengatakan hal yang serupa. Mereka menginginkan guru yang bisa mencairkan suasana dan menjadikan belajar sebagai kegiatan yang seru dan menyenangkan. Guru yang tidak monoton yang membahas pelajaran di buku saja, tetapi juga implementasinya dalam kehidupan. Tidak perlu games atau ice breaking yang membuang waktu, namun cukup dengan trivia atau hal-hal unik tentang materi pembelajaran yang dikupas seapik mungkin oleh gurunya.
Belajar itu seharusnya menyenangkan dan tidak membosankan. Kami sebagai murid Sekolah Citra Kasih juga mengharapkan adanya gebrakan besar dalam proses pembelajaran. Kami butuh lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi dan mencari jati diri. Mengurangi durasi di sekolah mungkin bisa menjadi salah satu caranya. Durasi belajar yang terlampau lama di sekolah tidak menjamin kegiatan belajar menjadi efektif. Oleh karena itu, banyak orang yang mengeluh bosan dan ngantuk karena fenomena ini.
Pada dasarnya, kita murid-murid juga merupakan anak remaja berusia belasan tahun yang masih memasuki usia eksplorasi dan baru melihat dunia. Kami masih “anak kemarin sore.” Kami ingin menggali lebih dalam passion dan arah hidup kami kedepannya. Kami ingin diberi waktu untuk menekuni bidang yang kami minati, seperti menulis, mengedit video, membaca buku, pergi ke museum, dan sebagainya. Ada banyak hal produktif lain yang dapat dilakukan. Bahkan gaming pun ada tujuannya, mereka para gamers ingin mendapat uang di usia dini dengan bermain game. Jangankan itu, belajar make up pun juga ada sisi positifnya, mereka bisa mendapat banyak uang dengan menjadi beauty blogger, selebgram, ataupun make up artist. Hidup pun bisa menjadi lebih produktif. Tidak ada salahnya memberikan sedikit waktu bagi murid untuk mengenali seluk-beluk dirinya yang bisa membuatnya mencapai kesuksesan di usia yang masih sangat belia. Tidak perlu tunggu rambut memutih dahulu untuk sukses.

BAB III
PENUTUP

A.               Kesimpulan

            Semua orang pernah yang namanya tidak memperhatikan guru. Mereka pada dasarnya mengabaikan penjelasan gurunya karena satu, tidak menarik. Entah gurunya yang membosankan atau pelajarannya yang tidak disukai, keduanya turut mengambil bagian, meski mereka menyadari resiko apa yang akan mereka terima.
Padahal belajar itu seharusnya menyenangkan. Pelajaran yang tidak disukai pun akan menjadi menarik sesuai dengan guru yang membawakannya. Guru yang baik pasti pintar membawa suasana belajar menjadi seru dan menyenangkan. Meskipun kami tidak bisa mengharapkan semua guru seperti itu mengingat karakter atau cara mengajar guru yang berbeda. Kalau begitu mungkin ada baiknya bila murid-murid diberi lebih banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu yang dianggap menyenangkan dengan mengurangi durasi belajar sekolah.

B.   Saran
            Mengurangi durasi belajar dan menjadikan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan mungkin  beberapa cara yang bisa kami sarankan untuk fenomena ini. Kami sebagai sesama remaja yang masih bersekolah di Sekolah Citra Kasih mengharapkan adanya gebrakan di sekolah. Terlalu lama belajar di sekolah tidak membuat murid-murid menjadi sukses. Eksplorasi diri dan ketekunan dalam passion-lah  yang membuat seseorang menjadi sukses. Katakan saja Bill Gates yang mempunyai ketertarikan di bidang teknologi dan menekuninya hingga meraih kesuksesan dan  menghasilkan banyak uang lewat apa yang diminatinya itu.


3 Responses to "Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)"

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel