-->

Perubahan Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat secara umum maupun khusus, di dalam sosiologi seseorang dapat meneliti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat seperti interaksi yang terjadi antara individu satu dengan individu lainnya atau individu dengan kelompok. Selain itu sosiologi juga mengkaji mengenai masalah sosial serta dampak dari interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat. Interaksi yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat akan menyebabkan ketidakteraturan sosial budaya pada setiap individu sehingga terjadi perubahan sosial dan budaya.
Pada jaman globalisasi saat ini kecil kemungkinan seorang individu tidak mengalami perubahan sosial dan kebudayaan dikarenakan bebasnya interaksi antar setiap individu. Pengertian perubahan sosial budaya dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi seperti Talcott Parsons, Max Webber, Karl Mark, dan lain sebagainya. Dalam makalah kelompok, kami akan membahas mengenai teori yang dikemukakan Talcott Parsons mengenai Perubahan sosial budaya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusah masalahnya adalah :
Apa perubahan sosial budaya menurut Talcott Parsons ?

C.    Manfaat
Mengetahui perubahan sosial budaya menurut Talcott Parsons.


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Perubahan Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons
Talcott Parsons lahir di Spring, Colorado pada tanggal  13  Desember 1902 dan meninggal di Munchen, Bayern pada tanggal 18 Mei 1979.  Ayahnya bernama Edward Smith Parsons dan ibunya bernama Marry Augusta Parsons.  Ayahnya seorang pendeta, professor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapatkan gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics.  Disamping itu ia dilengkapi oleh  teori fungsional antropologi dari Bronislaw- Malinosky. Di tahun berikutnya ia pindah ke Universitas Heidelberg Jerman. Parson sangat dipengaruhi karya Weber dan akhirnya menulis disertasi diHeidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber. Parson mengajar di Harvard pada tahun 1927-1979. Kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan professor hingga tahun 1939. Dua  tahun selanjutnya ia menerbitkan The Structure Of Social Action, sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan  bagi teori yang dikembangkan Parsons sendiri.
Pada tahun 1950-an dan menjelang tahun 1960-an dengan diterbitkan buku seperti The Social System Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi Amerika. Diakhir 1960-an Parson mendapat serangan dari sayap radikal sosiologi Amerika yang baru muncul. Pemikiran Parson dinilai sebagai politik konservatif sehingga Parson dianggap sebagai orang yang konservatif. Tetapi pada tahun 1980-an teori Parsons diakui tidak hanya oleh Amerika Serikat tetapi seluruh Dunia.
Talcott dalam konsep pemikirannya dikenal sebagai sosiolog kontemporer yang menggunakan pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan juga prosesnya. Dalam hal ini Parsons juga telah menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Disini sebagai komponen utama pemikiran Parsons adalah tentang adanya proses diferensiasi, yaitu asumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas.
Perbuahan sosial yang terjadi pada masyarakat menurut Parsons akan berdampak terhadap pertumbuhan kemampuan yang lebih baik bagi masyarakat itu sendiri, khususnya untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dengan ide ini, Parsons juga terkenal sebagai golongan orang yang memandang optimis terhadap sebuah proses perubahan sosial.
Dalam hal penjelasan persoalan struktural fungsional, disini Parsons mengedepankan empat fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Satu fungsi adalah merupakan kumpulan kegiatan yang ditunjukkan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Untuk bisa bertahan, Parsons mengajukan empat fungsi yang harus dimiliki oleh setiap sistem, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Adaptasi (adaptation)
 supaya masyarakat bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya.
2.                  Pencapain tujuan (goal attainment)
 sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
3.                  Integrasi (integration)
 masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
4.                  Latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada
 setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu.
Keempat fungsi tersebut dikenal dengan sebutan AGIL yaitu Adaptasi (A[adaptation]), pencapaian tujuan (G[goal attainment]), integrasi (I[integration]), dan latensi atau pemeliharaan pola (L[latency]).Pertama adaptasi dilaksanakan oleh organisme perilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi yaitu dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau goal attainment difungsikan oleh sistem kepribadian dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan oleh sistem sosial, dan laten difungsikan sistem kultural. Bagaimana sistem kultural bekerja? Jawabannnya adalah dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi aktor untuk bertindak.
Tingkat integrasi terjadi dengan dua cara, pertama : masing-masing tingkat yang paling bawah menyediakan kebutuhan kondisi maupun kekuatan yang dibutuhkan untuk tingkat atas. Sedangkan tingkat yang diatasnya berfungsi mengawasi dan mengendalikan tingkat yang ada dibawahnya.
Parson memberikan jawaban atas masalah yang ada pada fungsionalisme struktural dengan menjelaskan beberapa asumsi sebagai berikut :
1.         Sistem mempunyai property keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.
2.         Sistem cenderung bergerak kearah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan.
3.         Sistem bergerak statis, artinya ia akan bergerak pada proses perubahan yang teratur.
4.         Sifat dasar bagian suatu system akan mempengaruhi begian-bagian lainnya.
5.         Sistem akam memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
6.         Alokasi dan integrasi merupakan ddua hal penting yang dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan system.
7.         Sistem cenderung menuju kerah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-baguan dengan keseluruhan sostem, mengendalikan lingkungan yang berbeda dan mengendalikan kecendrungan untuyk merubah system dari dalam.Talcot Parsons menggunakan pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan prosesnya. Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber. Hal tersebut di ataslah yang menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.
Jadi teori fungsionalisme struktural mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.Empat sistem tindakan tersebut adalah sistem mengandaikan adanya kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Kesatuan antara bagian itu pada umumya mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain, bagian-bagian itu membentuk satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan atau maksud tertentu.
Berdasarkan karya-karya Parsons, seperti empat sistem tindakan dan imperatif fungsional mengundang tuduhan bahwa ia menawarkan teori struktural yang tidak mampu menangani perubahan sosial. Hal ini dikarenakan, ia peka terhadap perubahan sosial, namun ia berpendapat bahwa meskipun studi perubahan diperlukan, tapi itu harus didahului dengan studi tentang struktur.



BAB III
SIMPULAN

A.    Kesimpulan
Talcott Parsons mengedepankan empat fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Satu fungsi adalah merupakan kumpulan kegiatan yang ditunjukkan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Keempat sistem itu adalah :
1.         Adaptasi (adaptation)
 supaya masyarakat bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya.
2.         Pencapain tujuan (goal attainment)
 sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
3.         Integrasi (integration)
 masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
4.         Latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada
 setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu.
Keempat sistem tersebut adalah suatu sistem tindakan yang mengandaikan adanya kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Kesatuan antara bagian itu pada umumya mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain, bagian-bagian itu membentuk satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan atau maksud tertentu.



DAFTAR PUSTAKA


Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.


0 Response to " Perubahan Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel