Perubahan Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons
Monday, 16 September 2013
Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan masyarakat secara umum maupun khusus, di dalam sosiologi seseorang
dapat meneliti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat seperti interaksi yang
terjadi antara individu satu dengan individu lainnya atau individu dengan
kelompok. Selain itu sosiologi juga mengkaji mengenai masalah sosial serta
dampak dari interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat. Interaksi yang
terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat akan menyebabkan ketidakteraturan
sosial budaya pada setiap individu sehingga terjadi perubahan sosial dan
budaya.
Pada jaman globalisasi saat ini kecil kemungkinan
seorang individu tidak mengalami perubahan sosial dan kebudayaan dikarenakan
bebasnya interaksi antar setiap individu. Pengertian perubahan sosial budaya
dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi seperti Talcott Parsons, Max Webber,
Karl Mark, dan lain sebagainya. Dalam makalah kelompok, kami akan membahas
mengenai teori yang dikemukakan Talcott Parsons mengenai Perubahan sosial
budaya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusah masalahnya adalah :
Apa perubahan
sosial budaya menurut Talcott Parsons ?
C.
Manfaat
Mengetahui
perubahan sosial budaya menurut Talcott Parsons.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perubahan
Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons
Talcott Parsons lahir di Spring,
Colorado pada tanggal 13 Desember 1902 dan meninggal di Munchen,
Bayern pada tanggal 18 Mei 1979. Ayahnya
bernama Edward Smith Parsons dan ibunya bernama Marry Augusta Parsons. Ayahnya seorang pendeta, professor dan
kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapatkan gelar
sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di
London School of Economics. Disamping
itu ia dilengkapi oleh teori fungsional
antropologi dari Bronislaw- Malinosky. Di tahun berikutnya ia pindah ke
Universitas Heidelberg Jerman. Parson sangat dipengaruhi karya Weber dan
akhirnya menulis disertasi diHeidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.
Parson mengajar di Harvard pada tahun 1927-1979. Kemajuan karirnya tidak begitu
cepat, ia tidak mendapatkan jabatan professor hingga tahun 1939. Dua tahun selanjutnya ia menerbitkan The
Structure Of Social Action, sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran
sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan
landasan bagi teori yang dikembangkan
Parsons sendiri.
Pada tahun 1950-an dan menjelang
tahun 1960-an dengan diterbitkan buku seperti The Social System Parson menjadi
tokoh dominan dalam sosiologi Amerika. Diakhir 1960-an Parson mendapat serangan
dari sayap radikal sosiologi Amerika yang baru muncul. Pemikiran Parson dinilai
sebagai politik konservatif sehingga Parson dianggap sebagai orang yang
konservatif. Tetapi pada tahun 1980-an teori Parsons diakui tidak hanya oleh
Amerika Serikat tetapi seluruh Dunia.
Talcott dalam konsep pemikirannya
dikenal sebagai sosiolog kontemporer yang menggunakan pendekatan fungsional
dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan juga prosesnya. Dalam
hal ini Parsons juga telah menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat
seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Disini sebagai komponen utama
pemikiran Parsons adalah tentang adanya proses diferensiasi, yaitu asumsi bahwa
setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan
strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih
luas.
Perbuahan sosial yang terjadi pada
masyarakat menurut Parsons akan berdampak terhadap pertumbuhan kemampuan yang
lebih baik bagi masyarakat itu sendiri, khususnya untuk menanggulangi
permasalahan hidupnya. Dengan ide ini, Parsons juga terkenal sebagai golongan
orang yang memandang optimis terhadap sebuah proses perubahan sosial.
Dalam hal penjelasan persoalan
struktural fungsional, disini Parsons mengedepankan empat fungsi yang penting
untuk semua sistem tindakan. Satu fungsi adalah merupakan kumpulan kegiatan
yang ditunjukkan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Untuk
bisa bertahan, Parsons mengajukan empat fungsi yang harus dimiliki oleh setiap
sistem, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Adaptasi (adaptation)
supaya masyarakat bisa bertahan dia harus
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan
dirinya.
2.
Pencapain tujuan (goal
attainment)
sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya
dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
3.
Integrasi (integration)
masyarakat harus mengatur hubungan di antara
komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
4.
Latency atau
pemeliharaan pola-pola yang sudah ada
setiap masyarakat harus mempertahankan,
memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu.
Keempat fungsi tersebut dikenal
dengan sebutan AGIL yaitu Adaptasi (A[adaptation]), pencapaian tujuan (G[goal
attainment]), integrasi (I[integration]), dan latensi atau pemeliharaan pola
(L[latency]).Pertama adaptasi dilaksanakan oleh organisme perilaku dengan cara melaksanakan
fungsi adaptasi yaitu dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan
eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau goal attainment difungsikan
oleh sistem kepribadian dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber
daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan oleh sistem sosial, dan
laten difungsikan sistem kultural. Bagaimana sistem kultural bekerja? Jawabannnya
adalah dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi aktor
untuk bertindak.
Tingkat integrasi terjadi dengan
dua cara, pertama : masing-masing tingkat yang paling bawah menyediakan
kebutuhan kondisi maupun kekuatan yang dibutuhkan untuk tingkat atas. Sedangkan
tingkat yang diatasnya berfungsi mengawasi dan mengendalikan tingkat yang ada dibawahnya.
Parson memberikan jawaban atas
masalah yang ada pada fungsionalisme struktural dengan menjelaskan beberapa
asumsi sebagai berikut :
1. Sistem
mempunyai property keteraturan dan
bagian-bagian yang saling tergantung.
2. Sistem
cenderung bergerak kearah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan.
3. Sistem
bergerak statis, artinya ia akan bergerak pada proses perubahan yang teratur.
4. Sifat
dasar bagian suatu system akan mempengaruhi begian-bagian lainnya.
5. Sistem
akam memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
6. Alokasi
dan integrasi merupakan ddua hal penting yang dibutuhkan untuk memelihara
keseimbangan system.
7. Sistem
cenderung menuju kerah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi
pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-baguan dengan
keseluruhan sostem, mengendalikan lingkungan yang berbeda dan mengendalikan
kecendrungan untuyk merubah system dari dalam.Talcot Parsons menggunakan
pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan
prosesnya. Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat
yang ada di Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile
Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber. Hal tersebut di ataslah yang
menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.
Jadi teori fungsionalisme struktural mempunyai latar belakang kelahiran dengan
mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan
struktur sosial dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan
dalam masyarakat.Empat sistem tindakan tersebut adalah sistem mengandaikan
adanya kesatuan antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Kesatuan
antara bagian itu pada umumya mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain,
bagian-bagian itu membentuk satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan atau
maksud tertentu.
Berdasarkan karya-karya Parsons,
seperti empat sistem tindakan dan imperatif fungsional mengundang tuduhan bahwa
ia menawarkan teori struktural yang tidak mampu menangani perubahan sosial. Hal
ini dikarenakan, ia peka terhadap perubahan sosial, namun ia berpendapat bahwa
meskipun studi perubahan diperlukan, tapi itu harus didahului dengan studi
tentang struktur.
BAB III
SIMPULAN
A.
Kesimpulan
Talcott
Parsons mengedepankan empat fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan.
Satu fungsi adalah merupakan kumpulan kegiatan yang ditunjukkan pada pemenuhan
kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Keempat sistem itu adalah :
1. Adaptasi (adaptation)
supaya masyarakat bisa bertahan dia harus
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan
dirinya.
2. Pencapain tujuan (goal attainment)
sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya
dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu.
3. Integrasi (integration)
masyarakat harus mengatur hubungan di antara
komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal.
4. Latency atau pemeliharaan pola-pola
yang sudah ada
setiap masyarakat harus mempertahankan,
memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-individu maupun pola-pola
budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu.
Keempat
sistem tersebut adalah suatu sistem tindakan yang mengandaikan adanya kesatuan
antara bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Kesatuan antara bagian
itu pada umumya mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain, bagian-bagian itu
membentuk satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan atau maksud tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta : PT Tiara
Wacana Yogya.
0 Response to " Perubahan Sosial Budaya Menurut Talcot Parsons"
Post a Comment