CIRI-CIRI DESA KOTA
Friday, 13 June 2014
Add Comment
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Berabad-abad Indonesia dikenal sebagai
negara agraris. Sebagai negara agraris sebagian masyarakat Indonesia tinggal di
daerah perdesaan. Nilai-nilai sosial, ekonomi, dan dan kebudayaan sangat kental
di perdesaan. Namun seiring dengan perkembangan zaman serta berbagai perubahan
yang terjadi pada masyarakat menyebabkan daerah perdesaan bergeser nilai-nilai
sosial budayanya. Karena pengaruh modernisasipun masyarakat bergeser yang
semula masyarakat perdesaan menjadi perkotaan.
Masyarakat perkotaan terkenal dengan
kemajuan teknologi, ekonomi, serta pola pikir masyarakatnya. Interaksi yang
terjadi antar individupun berbeda dengan masyarakat perdesaan, yaitu lebih
mengedepankan kepentingan. Kota dibedakan secara kontras dari desa
ataupun kampung
berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa
atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.
Di Indonesia sendiri ciri-ciri desa dan
kota begitu dikotomis. Desa bersifat tradisional dan kota bersifat modern.
Namun dengan kondisi yang telah berubah sifat tersebutpun tidak sepenuhnya
dilekatkan pada desa ataupun kota saja. Pada aspek sosial pun antara desa dan
kota sudah mulai sama.
Dalam makalah ini akan menjelaskan dan
menggambarkan secara umum mengenai ciri-ciri desa dan kota terlebih dengan
perubahan yang terjadi yang tidak sama dengan tempo dahulu.
2.
Rumusan Masalah
a.
Apa definisi desa dan
ciri-cirinya?
b.
Apa definisi kota dan
ciri-cirinya?
c.
Bagaimana keterkaitan
dari desa dan kota?
3.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui
definisi dan ciri-ciri desa.
b.
Untuk mengetahui
definisi dan ciri-ciri desa.
c.
Untuk mengetahui
keterkaitan desa dan kota.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERDESAAN
Pengertian Desa dan Perdesaan
Pengertian
atau pemahaman orang tentang konsep desa dan perdesaan itu kelihatannya amat
berbeda dari satu kawasan ke kawasan yang lain , berbeda dari satu negara ke
negara yang lain . Dengan demikian , mungkin sekali saja , bahwa konsep
sosiologi perdesaan itu berbeda dari satu lokasi ke lokasi yang lain . Kita
perlu memahami benar terlebih dahulu konsep atau pengertian perdesaan itu.
Umumnya kita hampir sema mengetahui bahwa perkataan
“pedesaan” ( merujuk pada suatu daerah desa dan sekitarnya ) padahal dengan
kata rural di dalam bahasa Inggris .
Dalam pemakaian sehari – hari perkataan perdesaan atau rural itu mudah memahaminya . Tetapi , jika harus memberikan
definisi atas perkataan itu , agaknya bersumber dari konsep perdesaan yang
berbeda – beda dari kedua bahasa tersebut . Perbedaan konsep tersebut dapat
ditinjau dari berbaga tempat berpijak . Desa dan perdesaan , misalnya , akan terlihat jelas bila keduanya
diperbandingkan dengan kota dan perkotaan.
Secara
umum desa ialah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Secara khusus desa
didefinisikan sebagai berikut menurut para ahli:
1.
Menurut UU Nomer 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
2.
Sutardjo Hadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
3. C.S Kansil
Desa adalah suatu wilayah
yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan
terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di
situ(suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan
daerah lain.
5.
Paul . H . Landis
Desa adalah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Desa)
Ciri-ciri desa atau pedesaan
1.
Menurut Paul .
H . Landis
a.
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antara ribuan jiwa.
b.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan.
c.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan, alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d.
Sistem kehidupannya berkelompok
e.
Termasuk kedalam masyarakat homogen dalam hal
mata pencaharian, agama, adat-istiadat
f.
Homogenitas Sosial
g.
Hubungan primer
h.
Kontrol sosial yang ketat
i.
Gotong-royong
j.
Ikatan sosial
k.
Magis religius
(modul masyarakat
perdesaan dan perkotaan, google.com)
2.
Menurut Roucek & Warren ( 1963 : 78 ):
a.
Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (
mata pencaharian , nilai – nilai dalam kebudayaan , serta dalam sikap dan
tingkah laku ).
b.
Kehidupan di desa lebih menekankan anggota
keluarga sebagai unit ekonomi . Artinya semua anggota turut bersama – sama
terlibat dalam kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan
ekonomi rumah tangga . Dan juga sangat ditentukan oleh kelompok primer . Yakni
dalam memecahkan suatu masalah , keluarga cukup memainkan peranan dalam
pengambilkan keputusan final .
c.
Faktor geografis sangat berpengaruh atas
kehidupan yang ada (misalnya keterkaitan anggota masyarakat dengan tanah atau
desa kelahirannya ).
d.
Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim
dan awet daripada di kota , serta jumlah anak yang ada dalam anggota keluarga
inti lebih besar atau banyak.
3.
Menurut Talcot Parsons :
a.
Afektifitas ada hubungannya
dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya
dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah
yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.
Orientasi
kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas,
yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka
akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
c.
Partikularisme pada dasarnya adalah
semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat
atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya
yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (Lawannya Universalisme)
d.
Askripsi yaitu berhubungan
dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang
tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan
atau keturunan.(lawanya prestasi).
e.
Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak
jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan
eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan
sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa
yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
(http://dee-jieta.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-desa-menurut-para-ahli.html)
B. PERKOTAAN
1. Definisi kota atau perkotaan
Secara umum kota adalah tempat
bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi,
pemerintah dan lain-lain. Dengan kata lain, Kota adalah suatu ciptaan peradaban
budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari perdesaan,
tetapi kota berbeda dengan pedesaan, karena masyarakat kota merupakan suatu
kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal
secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang
tinggi.
2.
Pengertian kota menurut para ahli:
a.
Pengertian Kota Menurut
Bintarto
Menurut Bintarto dari segi geografis
kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang
heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
b.
Pengertian Kota Menurut Arnold Tonybee
Sebuah kota tidak hanya merupakan
pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota
menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.
c.
Pengertian Kota Menurut
Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang
penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.
d.
Pengertian Kota Menurut Louis Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya.
e.
Pengertia Kota Menurut (Grunfeld)
Kota adalah suatu permukiman dengan
kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional,
struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka
ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
f.
Pengertian
Kota Menurut UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi Daerah
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
g.
Pengertian Kota Menurut
Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980
Kota adalah suatu wadah yang memiliki
batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota
juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non
agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai
pusat pertumbuhan.
h.
Pengertian Kota Menurut
Peraturan Mendagri RI No. 2/1987
Disebutkan kota adalah pusat permukiman
dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam
perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan.
(http://tiasgeograph.blogspot.com/2013/03/definisi-kota-menurut-para-ahli.html)
3. Ciri-ciri kota
a. Menurut Bintarto:
1.
Ciri-Ciri Fisik
a)
Sarana perekonomian
seperti pasar atau supermarket.
b)
Tempat parkir yang
memadai.
c)
Tempat rekreasi dan
olahraga.
d)
Alun-alun.
e)
Gedung-gedung
pemerintahan.
2.
Ciri-Ciri Sosial
a)
Masyarakatnya
heterogen.
b)
Bersifat
individualistis dan materialistis.
c)
Mata pencaharian
nonagraris.
d)
Corak kehidupannya
bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).
e)
Terjadi kesenjangan
sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
f)
Norma-norma agama tidak
begitu ketat.
g)
Pandangan hidup lebih
rasional.
h)
Menerapkan strategi
keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara
tegas.
(http://ssbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html)
b.
Menurut Poplin (1972) :
1)
Perilaku heterogen
2)
Perilaku yang dilandasi
oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3)
Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4)
Mobilitas sosial,sehingga dinamik
5)
Kebauran dan
diversifikasi kultural
6)
Birokrasi fungsional
dan nilai-nilaisekular
7)
Individualisme
(http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan.html)
Aspek-aspek perkotaan:
a)
Aspek keagamaan, dikota Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan
dengan kehidupan keagamaan di desa dan norma-norma agama tidak begitu ketat.
b)
Dalam hal
kegotong-royongan, tidak terlalu
mendalam karena Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung Pada orang-oang lain (individualis). Akibatnya kurangnya
control dimasyarakat.
c)
interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
C. KETERKAITAN DESA DAN
KOTA
1.
Hubungan
Desa dan Kota :
a.
Masyarakat tersebut
bukanlah 2 komunitas yang berbeda
b.
Bersifat ketergantungan
c.
Kota tergantung desa
dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan
d.
Desa juga merupakan
tenaga kasar pada jenis pekerjaan tertentu
e.
Sebaliknya, kota
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan desa
f.
Peningkatan penduduk
tanpa diimbangi perluasan kesempatan kerja berakibat kepadatan
g.
Mereka kelompok para
penganggur di desa
Masyarakat perdesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam
keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat
ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur
mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi
jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam
projek-projek perumahan. Projek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau
jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman.
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung
terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan
desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau
paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke
desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau
mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan
besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota
baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah
perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya
diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk,
prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk
yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak
pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara
kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme. Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan
tersebut maka timbulah masalah baru.
2.
Sebab-sebab Urbanisasi
a.
Faktor-faktor yang
mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
b.
Faktor-faktor yang ada
dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
a.
Hal – hal yang termasuk
push factor antara lain :
1)
Bertambahnya penduduk
sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
2)
Terdesaknya kerajinan
rumah di desa oleh produk industri modern.
3)
Penduduk desa, terutama
kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga
mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
4)
Didesa tidak banyak
kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
5)
Kegagalan panen yang
disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang,
dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
b.
Hal – hal yang termasuk
pull factor antara lain :
1)
Penduduk desa
kebanyakan beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
2)
Di kota lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri
kerajinan.
3)
Pendidikan terutama
pendidikan lanjutan, lebih banyak di kota dan lebih mudah didapat.
4)
Kota dianggap mempunyai
tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan
segala macam kultur manusianya.
5)
Kota memberi kesempatan
untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat
diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanto, 1969 : 124-125 )
Ada
beberapa ciri yang dapat dipergunakan
sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat
perbedaan-perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan
dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat perdeasaan
atau masyarakat perkotaan.
3.
Ciri ciri tersebut
antara lain :
a.
Jumlah dan kepadatan
penduduk
b.
Lingkungan hidup
c.
Mata pencaharian
d.
Corak kehidupan sosial
e.
Stratifiksi sosial
f.
Mobilitas sosial
g.
Pola interaksi sosial
h.
Solidaritas social
i.
Kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional
ANALISIS
CIRI-CIRI PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Dari ciri-ciri perdesaan dan perkotaan tersebut
menunjukkan adanya ciri yang khas dari masing-masing perdesaan dan perkotaan.
Pada perdesaan ada ciri yang sangat universal yaitu ada kegiatan atau hubungan
langsung dengan alamnya (pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata).
dari semua perdesaan di seluruh dunia pasti memiliki salah satu kegiatan utama
di di bidang itu. Kebanyakan perdesaan di daerah tropis mengutamakan kegiatan
pada bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan bagi daerah pegunungan seperti
di Jawa Barat dan Malang. Berbeda dengan di Indonesia, perdesaan di derah Eropa
kegiatan utamanya pada peternakan, perkebunan, dan pariwisata sebab keadaan
iklim yang dingin dan sub tropis yang tidak memadai secara maksimal untuk
kegiatan di bidang pertanian. Kemudian ciri khas dari setiap perdesaan ialah
tradisi dan budaya yang dimiliki desa tersebut. Misalnya ruwat desa yaitu kegiatan yang diadakan desa untuk memelihara desa
dan sebagai rasa syukur atas berkah yang diberikan sang pencipta. Setiap desa
pasti memiliki ciri kha atas dari kegiatan itu seperti pada rangkaian acara
atau gunungan yang diteampilkan. Perbedaan dari perdesaan dan desa, perdesaan
pasti lebih menampakkan keadaan fisik (sungai, sawah, gunung) walaupun
kehidupan socsal juga nampak khas. Sedangkan desa lebih menunjukkan sebuah
wilayah administratif terkecil dalam lingkup NKRI. Terbesar ialah provinsi,
kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa. Istilah desa pun pada setiap daerah
tentu berbeda-beda, di Bali istilah desa
disebut Banjar, di Jepang istilah desa disebut
mura, di Malaysia desa disebut
kampong, dan masih banyak lahi
istilah lainnya. Sehingga dapat disimpulkan jika sebuah perdesaan tentu sebuah
desa, sedangkan desa belum tentu merupakan sebuah pedesaan. Begitu pula dengan
istilah kota dan perkotaan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural
yang terdapat di sana (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara
timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan kota ialah suatu
permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan
penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan
tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya berdekatan.
Dari ciri-ciri desa dan
kota dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini:
Masyarakat Desa
|
Masyarakat Kota
|
1.
Perilaku
Homogen
|
Perilaku Heterogen
|
2.
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
|
Perilaku yang
dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
|
3.
Perilaku
yang berorientasi pada tradisi dan status
|
Perilaku yang
berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
|
4.
Isolasi
Sosial , sehingga statik
|
Mobilitas sosial,
sehingga dinamik
|
5.
Kesatuan dan
keutuhan kultural
|
Kebauran dan
diversifikasi kultural
|
6.
Banyak
ritual dan nilai – nilai sakral
|
Birokrasi
fungsional dan nilai-nilai sekular
|
7.
Kolektivisme
|
Individualisme
|
B.
SARAN
Dari berbagai
definisi dan ciri-ciri desa kota menurut para ahli, maka penyusun memberikan
saran:
1.
Dengan adanya hubungan
yang erat antara desa dan kota maka seharusnya hubungan itu terus dieratkan tak
hanya kerja sama dalam aspek ekonomi namun seluruh aspek lainnya agar tercipta
hubungan harmonis diantara keduanya.
2.
Dengan adanya hubungan
desa kota yang menimbulkan urbanisasi maka antara penduduk desa dan kota harus
diseimbangkan mengenai jumlah penduduk yang notabene ialah penggerak desa dan
sumber daya manusia. Agar desa juga dapat berkembang layaknya kota yang terus
mengalami peningkatan.
3.
Dengan ciri-ciri kota
yang telah terlabelkan bahwa masyarakat kota memiliki solidaritas antar
indivisdu yang kurang maka seharusnya penduduk kota bisa meningkatkan
solidaritas itu untuk membangun kehidupan sosial masyarakat kota.
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur, C. (1997). Sosiologi Masyarakat Kota dan
Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Sajogyo, & Sajogyo,
P. (2007). Sosiologi Pedesaan: Kumpulan Bacaan . Yogykarta: Gajah Mada
University Press.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugihen, B. (1997). Sosiologi
Pedesaan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumber internet:
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa/diakses
pada tanggal 14 Februari 2014
Ssbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html/diakses
pada tanggal 16 Februari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa/
diakses pada tanggal 14 Februari 2014
http://dee-jieta.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-desa-menurut-para-ahli.html/
diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://tiasgeograph.blogspot.com/2013/03/definisi-kota-menurut-para-ahli.html/
diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan.html/
diakses pada tanggl 13 Februari 2014
http://www.youtube.com/watch?v=OpX4VqkZRhU/
diakses pada tanggal 15 Februari 2014
0 Response to "CIRI-CIRI DESA KOTA"
Post a Comment