-->

CIRI-CIRI DESA KOTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Berabad-abad Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sebagai negara agraris sebagian masyarakat Indonesia tinggal di daerah perdesaan. Nilai-nilai sosial, ekonomi, dan dan kebudayaan sangat kental di perdesaan. Namun seiring dengan perkembangan zaman serta berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat menyebabkan daerah perdesaan bergeser nilai-nilai sosial budayanya. Karena pengaruh modernisasipun masyarakat bergeser yang semula masyarakat perdesaan menjadi perkotaan.
Masyarakat perkotaan terkenal dengan kemajuan teknologi, ekonomi, serta pola pikir masyarakatnya. Interaksi yang terjadi antar individupun berbeda dengan masyarakat perdesaan, yaitu lebih mengedepankan kepentingan. Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.
Di Indonesia sendiri ciri-ciri desa dan kota begitu dikotomis. Desa bersifat tradisional dan kota bersifat modern. Namun dengan kondisi yang telah berubah sifat tersebutpun tidak sepenuhnya dilekatkan pada desa ataupun kota saja. Pada aspek sosial pun antara desa dan kota sudah mulai sama.
Dalam makalah ini akan menjelaskan dan menggambarkan secara umum mengenai ciri-ciri desa dan kota terlebih dengan perubahan yang terjadi yang tidak sama dengan tempo dahulu.




2.      Rumusan Masalah
a.       Apa definisi desa dan ciri-cirinya?
b.      Apa definisi kota dan ciri-cirinya?
c.       Bagaimana keterkaitan dari desa dan kota?
3.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui definisi dan ciri-ciri desa.
b.      Untuk mengetahui definisi dan ciri-ciri desa.
c.       Untuk mengetahui keterkaitan desa dan kota.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERDESAAN
Pengertian Desa dan Perdesaan
Pengertian atau pemahaman orang tentang konsep desa dan perdesaan itu kelihatannya amat berbeda dari satu kawasan ke kawasan yang lain , berbeda dari satu negara ke negara yang lain . Dengan demikian , mungkin sekali saja , bahwa konsep sosiologi perdesaan itu berbeda dari satu lokasi ke lokasi yang lain . Kita perlu memahami benar terlebih dahulu konsep atau pengertian perdesaan itu.
Umumnya  kita hampir sema mengetahui bahwa perkataan “pedesaan” ( merujuk pada suatu daerah desa dan sekitarnya ) padahal dengan kata rural di dalam bahasa Inggris . Dalam pemakaian sehari – hari perkataan perdesaan atau rural itu mudah memahaminya . Tetapi , jika harus memberikan definisi atas perkataan itu , agaknya bersumber dari konsep perdesaan yang berbeda – beda dari kedua bahasa tersebut . Perbedaan konsep tersebut dapat ditinjau dari berbaga tempat berpijak . Desa dan perdesaan ,  misalnya , akan terlihat jelas bila keduanya diperbandingkan dengan kota dan perkotaan.
Secara umum desa ialah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Secara khusus desa didefinisikan sebagai berikut menurut para ahli:
1.      Menurut UU Nomer 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

2.      Sutardjo Hadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
3.      C.S Kansil
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.      Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ(suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
5.      Paul . H . Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Desa)       
Ciri-ciri desa atau pedesaan
1.      Menurut Paul . H . Landis
a.       Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.      Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c.       Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan, alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

d.      Sistem kehidupannya berkelompok
e.       Termasuk kedalam masyarakat homogen dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat
f.       Homogenitas Sosial
g.      Hubungan primer
h.      Kontrol sosial yang ketat
i.        Gotong-royong
j.        Ikatan sosial
k.      Magis religius
(modul masyarakat perdesaan dan perkotaan, google.com)
2.      Menurut Roucek & Warren ( 1963 : 78 ):
a.       Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal ( mata pencaharian , nilai – nilai dalam kebudayaan , serta dalam sikap dan tingkah laku ).
b.      Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi . Artinya semua anggota turut bersama – sama terlibat dalam kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga . Dan juga sangat ditentukan oleh kelompok primer . Yakni dalam memecahkan suatu masalah , keluarga cukup memainkan peranan dalam pengambilkan keputusan final .
c.       Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada (misalnya keterkaitan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya ).
d.      Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada di kota , serta jumlah anak yang ada dalam anggota keluarga inti lebih besar atau banyak.
3.      Menurut Talcot Parsons :
a.       Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b.      Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c.       Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (Lawannya Universalisme)
d.      Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e.       Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
(http://dee-jieta.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-desa-menurut-para-ahli.html)
B.     PERKOTAAN
1.      Definisi kota atau perkotaan
Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain. Dengan kata lain, Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari perdesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, karena masyarakat kota merupakan suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
2.      Pengertian kota menurut para ahli:
a.       Pengertian Kota Menurut Bintarto
Menurut Bintarto dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
b.       Pengertian Kota Menurut Arnold Tonybee
Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.
c.       Pengertian Kota Menurut Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.
d.       Pengertian Kota Menurut Louis Wirth
Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
e.       Pengertia Kota Menurut (Grunfeld)
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
f.       Pengertian Kota Menurut UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi Daerah
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
g.      Pengertian Kota Menurut Peraturan Mendagri RI No. 4/ 1980
Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.
h.      Pengertian Kota Menurut Peraturan Mendagri RI No. 2/1987
Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
(http://tiasgeograph.blogspot.com/2013/03/definisi-kota-menurut-para-ahli.html)

3.      Ciri-ciri kota
a.      Menurut Bintarto:
1.      Ciri-Ciri Fisik
a)      Sarana perekonomian seperti pasar atau supermarket.
b)      Tempat parkir yang memadai.
c)      Tempat rekreasi dan olahraga.
d)     Alun-alun.
e)      Gedung-gedung pemerintahan.


2.      Ciri-Ciri Sosial
a)      Masyarakatnya heterogen.
b)      Bersifat individualistis dan materialistis.
c)      Mata pencaharian nonagraris.
d)     Corak kehidupannya bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).
e)      Terjadi kesenjangan sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
f)       Norma-norma agama tidak begitu ketat.
g)      Pandangan hidup lebih rasional.
h)      Menerapkan strategi keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara tegas.
(http://ssbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html)
b.       Menurut Poplin (1972) :
1)                  Perilaku heterogen
2)        Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3)        Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4)        Mobilitas sosial,sehingga dinamik
5)        Kebauran dan diversifikasi kultural
6)        Birokrasi fungsional dan nilai-nilaisekular
7)        Individualisme
(http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan.html)

Aspek-aspek perkotaan:
a)      Aspek keagamaan, dikota Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa dan norma-norma agama tidak begitu ketat.
b)      Dalam hal kegotong-royongan, tidak terlalu mendalam karena Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung Pada orang-oang lain (individualis). Akibatnya kurangnya control dimasyarakat.
c)      interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

C.    KETERKAITAN DESA DAN KOTA
1.      Hubungan Desa dan Kota :
a.       Masyarakat tersebut bukanlah 2 komunitas yang berbeda
b.      Bersifat ketergantungan
c.       Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan
d.      Desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis pekerjaan tertentu
e.       Sebaliknya, kota menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan desa
f.       Peningkatan penduduk tanpa diimbangi perluasan kesempatan kerja berakibat kepadatan
g.      Mereka kelompok para penganggur di desa
Masyarakat perdesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam projek-projek perumahan. Projek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme. Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru.
2.      Sebab-sebab Urbanisasi
a.       Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
b.      Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)

a.       Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
1)      Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
2)      Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
3)      Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
4)      Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
5)      Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

b.      Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
1)      Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
2)      Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
3)      Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak di kota dan lebih mudah didapat.
4)      Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
5)      Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanto, 1969 : 124-125 )
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat perdeasaan atau masyarakat perkotaan.
3.      Ciri ciri tersebut antara lain :
a.       Jumlah dan kepadatan penduduk
b.      Lingkungan hidup
c.       Mata pencaharian
d.      Corak kehidupan sosial
e.       Stratifiksi sosial
f.       Mobilitas sosial
g.      Pola interaksi sosial
h.      Solidaritas social
i.        Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional


ANALISIS CIRI-CIRI PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Dari ciri-ciri perdesaan dan perkotaan tersebut menunjukkan adanya ciri yang khas dari masing-masing perdesaan dan perkotaan. Pada perdesaan ada ciri yang sangat universal yaitu ada kegiatan atau hubungan langsung dengan alamnya (pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata). dari semua perdesaan di seluruh dunia pasti memiliki salah satu kegiatan utama di di bidang itu. Kebanyakan perdesaan di daerah tropis mengutamakan kegiatan pada bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan bagi daerah pegunungan seperti di Jawa Barat dan Malang. Berbeda dengan di Indonesia, perdesaan di derah Eropa kegiatan utamanya pada peternakan, perkebunan, dan pariwisata sebab keadaan iklim yang dingin dan sub tropis yang tidak memadai secara maksimal untuk kegiatan di bidang pertanian. Kemudian ciri khas dari setiap perdesaan ialah tradisi dan budaya yang dimiliki desa tersebut. Misalnya ruwat desa yaitu kegiatan yang diadakan desa untuk memelihara desa dan sebagai rasa syukur atas berkah yang diberikan sang pencipta. Setiap desa pasti memiliki ciri kha atas dari kegiatan itu seperti pada rangkaian acara atau gunungan yang diteampilkan. Perbedaan dari perdesaan dan desa, perdesaan pasti lebih menampakkan keadaan fisik (sungai, sawah, gunung) walaupun kehidupan socsal juga nampak khas. Sedangkan desa lebih menunjukkan sebuah wilayah administratif terkecil dalam lingkup NKRI. Terbesar ialah provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa. Istilah desa pun pada setiap daerah tentu berbeda-beda, di Bali  istilah desa disebut Banjar, di Jepang istilah desa disebut  mura, di Malaysia desa disebut kampong, dan masih banyak lahi istilah lainnya. Sehingga dapat disimpulkan jika sebuah perdesaan tentu sebuah desa, sedangkan desa belum tentu merupakan sebuah pedesaan. Begitu pula dengan istilah kota dan perkotaan.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di sana (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain. Sedangkan kota ialah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang lokasinya berdekatan.
Dari ciri-ciri desa dan kota dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini:

Masyarakat Desa
Masyarakat Kota
1.      Perilaku Homogen
Perilaku Heterogen
2.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3.      Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4.      Isolasi Sosial , sehingga statik
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
5.      Kesatuan dan keutuhan kultural
Kebauran dan diversifikasi kultural
6.      Banyak ritual dan nilai – nilai sakral
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular 
7.      Kolektivisme
Individualisme


B.     SARAN
Dari berbagai definisi dan ciri-ciri desa kota menurut para ahli, maka penyusun memberikan saran:
1.      Dengan adanya hubungan yang erat antara desa dan kota maka seharusnya hubungan itu terus dieratkan tak hanya kerja sama dalam aspek ekonomi namun seluruh aspek lainnya agar tercipta hubungan harmonis diantara keduanya.
2.      Dengan adanya hubungan desa kota yang menimbulkan urbanisasi maka antara penduduk desa dan kota harus diseimbangkan mengenai jumlah penduduk yang notabene ialah penggerak desa dan sumber daya manusia. Agar desa juga dapat berkembang layaknya kota yang terus mengalami peningkatan.
3.      Dengan ciri-ciri kota yang telah terlabelkan bahwa masyarakat kota memiliki solidaritas antar indivisdu yang kurang maka seharusnya penduduk kota bisa meningkatkan solidaritas itu untuk membangun kehidupan sosial masyarakat kota.


DAFTAR PUSTAKA
Mansyur, C. (1997). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional.
Sajogyo, & Sajogyo, P. (2007). Sosiologi Pedesaan: Kumpulan Bacaan . Yogykarta: Gajah Mada University Press.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugihen, B. (1997). Sosiologi Pedesaan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumber internet:
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa/diakses pada tanggal 14 Februari 2014
Ssbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-ciri-ciri-kota.html/diakses pada tanggal 16 Februari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Desa/ diakses pada tanggal 14 Februari 2014
http://dee-jieta.blogspot.com/2011/03/ciri-ciri-desa-menurut-para-ahli.html/ diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://tiasgeograph.blogspot.com/2013/03/definisi-kota-menurut-para-ahli.html/ diakses pada tanggal 15 Februari 2014
http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-perkotaan.html/ diakses pada tanggl 13 Februari 2014

http://www.youtube.com/watch?v=OpX4VqkZRhU/ diakses pada tanggal 15 Februari 2014

0 Response to "CIRI-CIRI DESA KOTA"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel