kondisi fisik sosial budaya masyarakat perdesaan ditinjau dari aspek Antropologi, Geografis, dan Sosiologis
Friday, 13 June 2014
Add Comment
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masyarakat di duni maupun Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu masyarakat
perdesaan dan perkotaan. Mereka mempunyai indikator-indikator untuk
mengkategorkan tipe masyarakat mereka. Secara khusus desa merupakan suatu wilayah yang merupakan satu
kesatuan masyarakat hukum pada batas-batas wilayah yang mempunyai wewenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang dimana corak
masyarakatnya ditandai dengan kebersamaan dan keramahtamahan. Ciri-ciri yang
sangat khas dari masyarakat perdesaan yang membedakan dengan kondisi maupun
ciri-ciri masyarakat perkotaan. Hal ini dapat dapat ditinjau dari berbagai
faktor, sehingga dalam makalah ini kami akan membahas secara khusus kondisi
fisik dan sosial budaya masyarakat perdesaan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
gambaran umum desa ?
2.
Bagaimana
kondisi fisik sosial budaya masyarakat perdesaan ditinjau dari aspek
Antropologi, Geografis, dan Sosiologis ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
gambaran umum tentang desa.
2.
Mengetahui
kondisi fisik sosial budaya masyarakat perdesaan ditinjau dari aspek
Antropologi, Geografis, dan Sosiologis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Desa
Desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri (Soetardjo Kartohadikoesoemo, 1984). Desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang
terdapat di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Menurut Undang-undang No. 5
Tahun 1979 Tentang Pemerintah Daerah, desa adalah suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Masyarakat perdesaan
sangat erat dengan lingkungan alam ,sebagian besar bekerja sebagai petani,
berkebun, maupun perikanan. Karena letaknya yang strategis dan cocok untuk
bercocok tanam. Masyarakat perdesaan masih kental dengan budaya dan adat
istiadat. Desa satu dengan yang lainnya mempunyai
karakteristik budaya dan adat yang berbeda. Keaneragaman budaya dan adat dari
desa satu dan desa lainnya yang menyebabkan Indonesia terkenal banyak budaya.
Pada desa erat dengan adanya sebuah ikatan yang bersifat kekal atau sering
disebut baghwa paguyuban. Adanya sebuah gotong royong ,kerja bakti. Desa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu :
1. Desa Perbatasan
Desa perbatasan
adalah suatu desa atau wilayah desa yang berletak diantara 2 atau lebih wilayah
administratif. Desa perbatasan umumnya memiliki konflik akibat kurangnya
penegasan batas wilayah pada suatu wilayah administratif. Salah satu sebabnya
adalah karena daerah menjadi memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya di
wilayahnya. Daerah dituntut untuk
berperan aktif dalam
mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber daya di daerahnya. Kemampuan
daerah dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada menjadi penentu bagi daerah
dalam menjalankan otonomi daerah. Daerah-daerah menjadi terdorong untuk
mengetahui secara pasti sampai sejauh mana wilayah kewenangannya, terutama yang
memiliki potensi sumber daya yang mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Desa Tertinggal
Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal,
karena beberapa faktor penyebab, antara lain :
a. Geografis. Umumnya secara geografis daerah tertinggal
relatif sulit dijangkau karena letaknya yang jauh di pedalaman,
perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir, dan pulau-pulau terpencil atau
karena faktor geomorfologis lainnya sehingga sulit dijangkau oleh jaringan baik
transportasi maupun media komunikasi.
b. Sumberdaya Alam. Beberapa daerah tertinggal tidak
memiliki potensi sumberdaya alam, daerah yang memiliki sumberdaya alam yang
besar namun lingkungan sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak
dapat dieksploitasi, dan daerah tertinggal akibat pemanfaatan sumberdaya alam
yang berlebihan.
c. Sumberdaya Manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah
tertinggal mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang
relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum berkembang.
d. Prasarana dan Sarana. Keterbatasan prasarana dan
sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan,
dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal tersebut
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial.
e. Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial. Seringnya
suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat menyebabkan
terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi.
f. Kebijakan Pembangunan. Suatu daerah menjadi tertinggal
dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang tidak tepat seperti kurang
memihak pada pembangunan daerah tertinggal, kesalahan pendekatan dan prioritas
pembangunan, serta tidak dilibatkannya kelembagaan masyarakat adat dalam
perencanaan dan pembangunan.
Penetapan kriteria
daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pada
perhitungan 6 (enam) kriteria dasar yaitu : perekonomian masyarakat, sumberdaya
manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal (celah fiskal),
aksesibilitas dan karakteristik daerah, serta berdasarkan kabupaten yang berada
di daerah perbatasan antarnegara dan gugusan pulau-pulau kecil, daerah rawan
bencana, dan daerah rawan konflik.
2. Kondisi Fisik Sosial Budaya Masyarakat
Perdesaan Ditinjau dari aspek Antropologi, Geografis, dan Sosiologis
Desa di Indonesia
memiliki tampilan yang beragam karena Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang berpengaruh dalam pembentukan fisik
sebuah desa. Keragaman tersebut juga akan berpengaruh terhadap pembentukan pola
hidup warga desa. Secara umum pola hidup masyarakat desa ditinjau dari beberapa
aspek adalah sebagai berikut:
1. Aspek Antropologi
Secara rinci Paul H. Landis (1948) menyebutkan cir1-
ciri kebudayaan tradisonal adalah:
a. Pengaruh alam yang kuat juga
mengakibatkan standar moral yang kaku, sehingga moralitas bagi masyarakat
perdesaan merupakan hal yang bersifat absolut.
b. Kuatnya pengaruh alam terlihat
pada pola kebiasaan hidup yang lamban (inertia), sehingga masyarakat
desa sering dinilai statis.
c. Dominasi alam terhadap
masyarakat desa juga mengakibatkan tebalnya kepercayaan mereka terhadap
takhayul.
Masyarakat
desa pada umumnya masih memegang norma-norma agama secara kuat. Pola hidup di desa juga masih dipengaruhi tradisi
yang sangat kental dan masih memegang teguh budaya daerah sebagai upaya untuk
melestarikan budaya asli di daerahnya. Contohnya misalnya ada remaja putra
membawa remaja putri kerumah harus pada waktu yang ditentukan masyarakat. Jika
melewati jam yang ditentukan, akan dikenakan sanksi.
2. Aspek Geografis
Letak desa secara geografis di gambarkan banyaknya
persawahan, kebun, sungai, gunung, dan lain-lain. Contohnya Desa Grabag yang
berada di sekitar gunung.
3. Aspek Sosiologi
Masyarakat perdesaan umumya masih menjunjung tinggi
nilai kekerabatan, gotong royong dan kebersamaan. Rasa solidaritas antara
anggota masyarakat perdesaan sangat kuat. Contohnya jika pada saat ada hajatan,
mereka semua ikhlas membantu memeriahkan hajatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Desa merupakan
perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang
terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara
timbal balik dengan daerah lain.
Secara umum pola
hidup masyarakat desa ditinjau dari beberapa aspek :
1. Aspek antropologi , Masyarakat desa pada
umumnya masih memegang norma-norma agama secara kuat
2. Aspek
geografis, desa kebanyakan masih memiliki banyak areal persawahan
3. Aspek
sosiologis, desa masih mengedepankan rasa dan sifat kegotongroyongan.
B. DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah , Imamatul. 2013. Definisi Desa , Kota, Pedesaan dan
Perkotaan.
Diakses pada hari senin tanggal 24 Februari 2014 jam 21.22 WIB.
0 Response to "kondisi fisik sosial budaya masyarakat perdesaan ditinjau dari aspek Antropologi, Geografis, dan Sosiologis"
Post a Comment