perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal Giwangan
Thursday, 28 November 2013
Add Comment
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Transportasi
pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang baru, karena hampir setiap
hari kita menggunakannya. Transportasi merupakan alat atau cara untuk melawan
jarak mempersingkat jarak yang dipergunakan oleh manusia dalam menjalankan segala
macam dan bentuk aktivitas kehidupannya. Lekatnya transportasi dengan
keseharian manusia, sehingga muncul inisiatif dari pemerintahan untuk
memanfaatkan lahan pertanian itu untuk didirikan sebuah terminal. Hal ini tidak
lain untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam penggunaan transportasi. Sistem transportasi merupakan
kegiatan professional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu
lintas tertentu dan moda transportasi.
Terminal
memegang peranan yang membantu memperlancar kegiatan transportasi. Terminal
sebagai bagian dari sistem transportasi memiliki karakteristik yang antara lain
sebagai tempat transit baik kendaraan, orang, maupun barang. Adanya kegiatan
tersebut membuat kawasan terminal memiliki nilai aksesibilitas yang tinggi dan
menjadikan kawasan tersebut bernialai strategis dalam penggunaan aktivitas
perdagangan, perkantoran, meupun pemukiman. Aktivitas-aktivitas tersebutlah
yang memacu aktivitas perekonomian baik formal maupun informal. Terminal
sendiri terdapat di setiap kabupaten di Indonesia yang menghubungkan antar kota
atau antar propinsi.
Terminal Giwangan sendiri merupakan
terminal tipe A terbesar di Indonesia. Dibangun di atas tanah yang luasnya
lebih dari 5 hektar. Terminal Giwangan dilengkapi dengan beberapa fasilitas
demi kenyamanan penumpang. Sebut saja subway
untuk penurunan penumpang, parkir
bus antar kota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu yang nyaman,
tempat ibadah, dan kios-kios makanan serta oleh-oleh. Sejak dibangun dua tahun
lalu, Terminal Giwangan berhasil menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu
Terminal Umbulharjo. Dana puluhan miliar rupiah dikeluarkan untuk pembangunan
terminal megah ini. Karena alasan-alasan itulah yang mendorong kami untuk melakukan
observasi seiring dengan mata kuliah perubahan sosial budaya, dimana nantinya
kita akan mencari informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai terminal
Giwangan khususnya mengenai gambaran umum terminal Giwangan, struktur, nilai,
dan norma masayarakat di sekitar terminal Giwangan serta pengaruh yang
diakibatkan dari pembangunan terminal itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah terminal giwangan serta
gambaran umum seputar terminal Giwangan ?
2. Bagaimana
perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal
Giwangan ?
3. Bagaimana
pengaruh pembangunan Terminal Giwangan terhadap masyarakat sekitar?
C.
Tujuan
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui:
1.
Sejarah
pembangunan Terminal Giwangan sehingga wawasan dan pengetahuan
mereka bertambah serta memberikan gambaran umum secara jelas dari terminal
Giwangan itu sendiri, dimana terminal Giwangan ialah Terminal tipe A terbesar
di Indonesia.
2. Struktur,
norma, dan nilai masyarakat setelah adanya terminal dengan penjabaran tentang
perubahan sosial budaya yang di alami masyarakat itu sendiri.
3.
Menjelaskan pengaruh pembangunan
Terminal Giwangan terhadap masyarakat sekitar.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Terminal
1. Pengertian
Terminal
Untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional, transportasi memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan bangsa
yang berwawasan lingkungan. Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas
dan angkutan jalan harus ditata dalam salah satu sistem transportasi secara
terpadu. Secara definitif terminal mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Menurut undang-undang no 14 tahun
1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, terminal adalah prasarana
transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi.
2. Menurut peraturan pemerintah
Republik Indonesia no 41 tahun 1993, terminal adalah sarana transportasi untuk
keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi.
3. Menurut DISHUB kabupaten
Bangkalan, 1997:7. Terminal dapat diartikan sebagai suatu simpul tempat
terjadinya putusan arus yang merupakan prasarana angkutan, tempat kendaraan
umum menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang, tempat pemindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda transportasi yang terjadi
sebagai akibat adanya pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi
transportasi.
4. Dalam PPRI no 43 tahun 1993
tipe-tipe terminal penumpang antara lain :
- Terminal penumpang kota tipe A, berfungsi
melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan
atau angkutan lalu lintas batas Negara, angkutan antar kota dalam
propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
- Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani
kendaraan umum untuk angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota dan
angkuta pedesaan.
- Terminal penumpang tipe C, berfungs melayani
kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
2. Fungsi
Terminal
Menurut Budi (2005: 182-183) dalam
buku pembangunan kota tinjauan regional dan lokasi, terminal berfungsi untuk
berbagai hal yaitu:
1.
Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda
transportasi
2.
Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
3.
Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan
Selain
fungsi terminal diatas, masih banyak lagi fungsi terminal diantaranya:
1. Fungsi
terminal bagi bus:
b.
Tempat bus dapat berhenti.
c.
Tempat bus menurunkan dan menaikkan penumpang.
d.
Tempat bus mendapatkan perawatan kecil.
e.
Tempat bus disimpan sementara.
2. Fungsi
terminal bagi seorang penumpang:
a. Tempat
penumpang turun dan mengakhiri perjalanan dengan bus.
b. Tempat
penumpang dapat berhenti lintasan rute (transfer)
c. Tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya.
d. Tempat penumpang naik bus.
e. Tempat penumpang berganti moda lainnya menuju tujuan akhir.
Terminal
Bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan
operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan
terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya
atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bus
lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus, maka bangunan terminal adalah
tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan juga sebagai
tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut
untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin.
Ditinjau dari sitem
jaringan rute secara keseluruhan, maka terminal bus merupakan simpul utama
dalam jaringan, yang dalam jaringan ini sekumpulan lintasan rute bertemu.
Dengan demikian, terminal bus merupakan komponen utama dari jaringan yang
mempunyai peran yang cukup signifikan. Karena kelancaran yang ada pada terminal
akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas sistem angkutan umum secara keseluruhan.
3. Klasifikasi
Terminal
Klasifikasi
terminal pada dasarnya dapat dilihat dari dua sudut pandang ( surat keputusan Tiga Menteri, 1981 )
1.
Klasifikasi
berdasarkan peranannya dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:
a. Terminal Primer adalah terminal yang berungsi melayani
arus angkutan primer dalam skala regional.
b. Terminal Sekunder adalah terminal yang berfungsi
melayani arus angkutan sekunder dalam skala lokal/kota,
2.
Klasifikasi
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi:
a.
Terminal
Utama, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus penumpang jarak jauh (regional)
dengan volume tinggi. Terminal ini berkapasitas 50 sampai 100 kendaraan perjam
dengan luas kebutuhan ruang ideal sebesar 10 Ha.
b.
Terminal Madya (menengah) yaitu terminal yang befungsi melayani arus
penumpang jarak sedang dengan volume sedang. Biasa menampung 25-50 kendaraan
perjam dengan luas kebutuhan ruang kurang lebih 5 Ha.
c.
Termianl
cabang yaitu terminal yang berfungsi melayanni angkutan penumpang jarak pendek
dengan volume kecil. Terminal ini menampung kurang dari 25 kendaraan perjam dengan
luas kebutuhan 2,5 Ha.
d.
Terminal
khusus yaitu terminal yang khusus melayani arus angkatan tertentu, seperti
depot minyak dan lain-lain.
B.
Perubahan Sosial Budaya
1.
Pengertian
Perubahan Sosial
a. Perubahan sosial menurut Kingsley Davis adalah perubahan-perubahan
sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
b.
Sedangkan
menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai,
sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2.
Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya
Dalam bukunya Pengantar Sosiologi, Soerjono Soekanto (2009:
275) mengemukakan bahwa perubahan sosial dibagi ke dalam beberapa bentuk
diantaranya:
a.
Perubahan lambat dan pelan
Perubahan-perubahan
yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentatan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat dinamakan dengan evolusi. Perubahan terjadi karena
usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan,
keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan
pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, yang pada
umumnya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut:
1) Unilinear
theories of evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat
mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang
sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
2) Universal
theory of evolution
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalaui
tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia mengikuti suatu garis
evolusi tertentu.
3) Multilined theories of evolution
Teori
ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
b. Perubahan
kecil dan besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang tidak
mempengaruhi unsur-unsur struktur sosial di dalam masyarakat. Sedangkan
perubahan besar merupakan perubahan yang mempengaruhi unsur-unsur struktur
sosial di dalam masyarakat.
c. Perubahan
yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan yang
direncanakan dan diinginkan oleh masyarakat untuk terjadi sedangkan perubahan
yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa adanya
perencanaan atau kehendak dari
masyarakat. Biasanya perubahan yang dikehendaki akan selalu diikuti oleh
perubahan yang tidak dikehendaki.
3. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial
budaya
Perubahan sosial dapat terjadi karena disebabkan
oleh beberapa hal yaitu:
a.
Bertambah atau berkurangnya penduduk
Perubahan
penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur
masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.
Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan
baru merupakan suatau proses sosial dan kebudayaan yang besar dan terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama. Biasanya disertai dengan inovasi dan
discovery.
c.
Pertentangan atau Konflik masyarakat
Pertentangan
atau konflik merupaka peristiwa yang sering terjadi di dalam masyarakat.
Biasanya konflik dilatar belakang adanya perbedaan individu, perbedaan latar
belakang kebudayaan, kepentingan dan perubahan sosial.
d.
Pemberontakan atau revolusi
Pemberontakan
atau revolusi dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial di dalam
masyarakat. Hal ini seperti terjadi pada masa rezim Soeharto yang diturunkan
oleh para mahasiswa sehingga bergantilah masa orde baru menjadi reformasi.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian yang kami gunakan sebagai objek kajian
adalah di Terminal
Giwangan, Yogyakarta.
B. Waktu
Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April, tepatnya dua kali
penelitian di terminal Giwangan yaitu:
1. Hari Kamis, tanggal 21 April 2011
2. Hari Jum’at, tanggal 22 April 2011
C. Bentuk
Penelitian
Bentuk penelitian ini ialah kualitatif untuk memberikan
gambaran terhadap suatu fenomena sosial tentang kehidupan masyarakat sesudah
dan setelah adanya terminal Giwangan.
D. Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1.
Wawancara
Wawancara
ini bersifat terbuka dan tidak terstruktu ketat. Melaui proses wawancara
peneliti dapat mengumpulkan data-data melalui pernyataan-pertanyaan yang mengarah
kepada pendalaman informasi itu sendiri yaitu tentang permasalahan yang dialami
oleh masyarakat sekitar dengan adanya terminal Giwangan.
2.
Pengamatan atau Observasi lapangan.
Metode pengumpulan data dengan pengambilan
gambar-gambar dan pengamatan secara langsung keadaan subjek di lapangan yaitu
terminal Giwangan (Yogyakarta)
serta lingkungan di sekitarnya.
Metode pengamatan dilakukan dengan mengamati kondisi terminal
Giwangan terutama tingkah laku dan percakapan para penjual karcis dan sopir bus.
Penentuan informan
dilakukan dengan mengamati masing-masing orang seperti satpam, sopir bus yang
sedang beristirahat dan memiliki sikap yang ramah dan terbuka.
3. Dokumentasi
Data
bisa didapatkan dari foto-foto dan dan lain sebagainya
4. Studi
Literatur
Untuk mendapatkan data yang lebih
akurat, dimana informasi yang didapatkan dari teknik pengumpulan data diatas
dirasa kurang maka kami menggunakan buku, majalah atau internet sebagai referensi
tambahan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Sejarah
terminal Giwangan dan gambaran umum seputar terminal
Giwangan
Sejarah
terminal Giwangan
Giwangan adalah
salah satu desa yang terletak di
pinggiran
kota Yogyakarta, Desa
Giwangan
dulunya sangat sepi. Sekitar tahun
80an
di selatan Giwangan dibangun kompi brimob Gondowulung, akibat berdirinya kompi
brimob Desa
Giwangan menunjukkan perkembanganan perekonomiannya dengan berdirinya perumahan, kampus dan
Pasar
Giwangan,
ringroad dan Terminal
Giwangan.
Dahulu terminal Yogyakarta berada di
belakang Polsek Umbulharjo, Tahun 2002 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
membangun terminal giwangan dan tahun 2004 terminal tersebut beroperasi. Lokasi
tempat terminal Giwangan dahulunya merupakan sawah yang luas dan juga merupakan
tempat yang sangat strategis. Di
tengah
terminal ada pemakaman umum yang tidak bisa dipindahkan karena makam tersebut
adalah makam tokoh masyarakat setempat.
Lokasi
terminal Giwangan tidak jauh dari sebuah madrasah yaitu MTs Negeri Yogyakarta
II. Sehubungan dengan adanya madrasah tersebut membuat kampung Mendungan sangat
ideal bagi lokasi penyelenggaraan pendidikan. Namun seiring dengan kebijakan
pemerintah Kota Yogyakarta, yakni dengan pembangunan terminal Giwangan,
perubahan suasana kampung Mendungan mulai terasa. Hal ini terlihat dari
mobilitas dan perubahan sosial serta tingkat kebisingan yang mulai terasa,
Kenyamanan dan ketenangan yang sebelumnya begitu mendukung dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran lambat laun mulai terasa sekalipun belum
begitu berpengaruh. Disisi lain perubahan dan perkembangan tersebut sebenarnya
memberi dampak positif bagi Madrasah, karena akses untuk menuju ke Madrasah
Tsanawiyah Negeri yogyakarta II semakin mudah. Tahun 2006 Yogyakarta
dilanda bencana gempa bumi yangmana
terminal
Giwangan juga tidak luput dari kerusakan, tetapi dapat diperbaiki sehingga busa
beroperasi hingga sekarang. (http://www.mtsn2yogya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3&Itemid=5,
19:25)
Gambaran
umum terminal
Giwangan
Yogyakarta,
sebagai ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan kota yang tidak terlalu
sibuk, kota yang bukan berbasis industri dan bisnis, tetapi pergerakan manusia
dari kota dan ke kota ini cukup banyak. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A
Giwangan Yogyakarta dilakukan sejak September 2002 dan selesai Agustus 2004
serta langsung diaktifkan pada bulan September 2004. Pembangunan terminal
terwujud dalam bentuk kerjasama operasional dengan sistem Built Operated
Transfered (BOT) antara Pemerintah Kota dengan investor swasta PT Perwita
Karya selama 30 tahun sejak September 2002 hingga September 2032. Kerjasama
dengan bentuk Manajemen operasional terminal ditangani oleh Unit Pengelola
Teknik Daerah (UPTD) Pengelola Terminal Dinas Perhubungan dan Manajemen sarana
dan prasarana terminal dikelola oleh PT Perwita Karya yang mempunyai wewenang
dan tujuan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan melalui pemanfaatan sarana
prasarana fasilitas penunjang dan tambahan terminal. Pembanguan terminal ini dipimpin
oleh Imanudin Azis. Terminal ini dibangun untuk menggantikan dan
menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu terminal Umbulharjo yang telah
bertahun-tahun melayani penumpang bus. Terminal Penumpang Yogyakarta atau yang
juga disebut Terminal Giwangan dibangun di atas lahan seluas 5,8 ha di tepi Jl.
Lingkar Selatan. Akses jalan sekitarnya dilayani oleh outer
ring road selatan, Jalan Imogiri dan Jalan Gunomerico. Terminal
Giwangan mengikuti tata ruang Perda No. 6 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang
Untuk Kota (RTRUK). Sebagai satu-satunya terminal bertipe A, terminal ini mampu
mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi di pusat kota. Selain itu,
kehadirannya di kawasan Giwangan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar.
Sebagai
tipe A terbesar di Indonesia, terminal Giwangan menghubungkan beberapa kota besar
di Indonesia seperti Bali, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Riau, dan
Mataram, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Bangunan
terminal kebanyakan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama difungsikan untuk
aktivitas angkutan umum yang dibagi per wilayah dan jenis angkutan. Misalnya
untuk angkutan AKAP diletakkan di ujung timur terminal dan AKDP di bagian
tengah. Kemudian lantai kedua untuk aktivitas para pengguna jasa transportasi
dan termasuk di dalam lantai dua, terdapat ruang tunggu dan berbagai fasilitas
penunjang lain. Tabel 1 menunjukan bagian-bagian utama terminal Giwangan.
Tabel 1
Bagian Utama Terminal Giwangan
No
|
Bagian
|
Keterangan
|
1
|
Pemberangkatan
|
Bus perkotaan, AKDP, dan AKAP
|
2
|
Ruang Tunggu
|
Lantai Dua
|
3
|
Blok A dan B
|
Pusat Perbelanjaan
|
4
|
Blok C
|
Warung Makan
|
5
|
Blok D, E dan M
|
Agen Bus
|
6
|
Blok F
|
Pusat Oleh-oleh
|
7
|
Kantor Pengelola
|
Pemerintah Kota
|
8
|
UPTD Terminal
|
Dinas Perhubungan
|
Adapun lingkungan yang membatasi
lokasi terminal Giwangan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Batas Wilayah Terminal Giwangan
Arah Mata Angin
|
Batas
|
Utara
|
Pemukiman penduduk, kelurahan
Umbulharjo
|
Timur
|
SPBU Pertamina
|
Selatan
|
Ringroad Selatan, Imogiri
|
Barat
|
Pasar Induk Giwangan, Pondok
Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global
|
Di terminal Giwangan juga terdapat
fasilitas layanan umum, seperti:
1.
Pengobatan,
2.
Informasi dan pengaduan,
3.
Kantor organisasi angkutan darat
(ORGANDA),
4.
Keamanan.
Fasilitas
layanan umum tersebut dapat digunakan oleh setiap penumpang yang
membutuhkannya.
Terminal
Giwangan disebut juga sebagai terminal BERTAMAN (Bersih, Tertib, Aman, Nyaman,
dan Berwawasan Lingkungan). Untuk menciptakan kelancaran aktivitas transportasi
dan kenyamanan pengguna jasa transportasi, disediakan berbagai macam fasilitas,
seperti:
1. Fasilitas
Utama:
a. Jalur
pemberangkatan,
b. Jalur
kedatangan,
c. Tempat
parkir kendaraan selama menunggu keberangkatan, termasuk tempat tunggu dan
istirahat kendaraan umum,
d. Bangunan
kantor terminal,
e. Ruang tunggu
penumpang atau pengantar,
f. Menara
pengawas,
g. Loket penjualan
karcis,
h. Rambu-rambu
dan papan informasi ( petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan ).
2. Tersedia
pula beberapa fasilitas pendukung lain seperti:
a. Kamar kecil
atau WC,
b. Musholla,
c. Kantin atau
rarung makan,
d. Telepon
umum,
e. Tempat bermain bilyard,
f. Penginapan,
g. Tempat
penitipan barang, dan
h. Taman.
Fasilitas-fasilitas
yang ada di terminal ditambahkan demi kenyamanan penumpang. Sebut saja subway
untuk penurunan penumpang, parkir bus
antarkota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu, tempat ibadah, dan
kios-kios jajanan serta oleh-oleh.
Untuk memantau kegiatan dalam terminal Giwangan, Yogyakarta,
petugas juga mengoptimalkan
pengoperasian tiga CCTV (closed circuit television) di terminal itu. Ketiga
alat itu dipasang di ruang tunggu penumpang, pintu kedatangan bus, dan jalan
masuk terminal. Dengan adanya alat itu diharapkan pengawasan bisa berjalan
lebih efektif. Dengan pengawasan ini diharapkan juga mampu mengantisipasi
tindak kejahatan terhadap penumpang seperti pencopetan dan pembiusan seperti
yang biasanya terjadi di terminal.
Akan tetapi, munculnya tempat
penginapan di terminal Giwangan memungkinkan terjadinya prostitusi dan tindak
penyimpangan lain yang akan berpengaruh pada nilai-nilai, norma, dan kebudayaan
yang ada di masyarakat. Tidak hanya itu saja, di Terminal Giwangan juga
terdapat tempat biliard. Hal ini merupakan hal yang sungguh luar biasa, jarang
dan mungkin tidak ada terminal yang menyediakan tempat biliard bagi para
pengunjung terminal. Tujuan dari penyediaan tempat biliard ialah untuk
memberikan sarana hiburan bagi para penumpang yang menunggu kedatangan bus.
Namun, hal ini dapat memicu terjadinya hal-hal negatif yang notabene biliard
cenderung mengarah pada penyimpangan.
B.
Perubahan
Struktur, nilai, dan norma masyarakat sekitar Giwangan setelah berdirinya
terminal Giwangan
Setelah dibangunnya terminal Giwangan, mulai tampak
perubahan pada struktur, nilai, dan norma sosial yang ada pada masyarakat.
Pelapisan masyarakat banyak didasarkan pada tingkat kekayaan seseorang dan
tingkat pendidikan. Dan mobilitas sosial bersifat lebih terbuka dan tidak kaku.
Masyarakat cenderung lebih mudah untuk berpindah dari satu strata ke strata
yang lain. Dalam hal nilai dan norma sosial, masyarakat banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan
sebelum dibangunnya terminal Giwangan. Nilai masyarakat yang memiliki sifat
kekerabatan yang erat beralih menjadi lebih kendor dan individualis serta
matrealistis. Nilai-nilai keagamaan yang ada di dalam masyarakat pun mengalami
perubahan yang cukup signifikan. Masyarakat yang tadi cukup kuat memegang nilai
agamanya menjadi cenderung melemah. Seperti tergambar pada banyaknya bermunculan
tempat-tempat yang mengundang kemaksiatan yaitu penginapan dan tempat biliard.
Adapun faktor yang menyebabkan perubahan di masyarakat Yogyakarta khususnya di
sekitar teminal Giwangan itu sendiri antara lain:
1.
Faktor intern
Masyarakat di sekitar terminal
Giwangan mengalami banyak perubahan disebabkan dari masyarakat terminal Giwangan itu sendiri
yang menginginkan perubahan demi kesejahteraan hidup mereka.
2.
Faktor ekstern
Perubahan yang dialami oleh
masyarakat di sekitar terminal Giwangan ialah sebagian besar disebabkan karena
adanya pengaruh dari kontak kebudayaan masyarakat lain (luar). Terminal sebagai tempat pemberhentian, tentunya
banyak di lewati dan disinggahi oleh banyak orang dari berbagai daerah dan
pastinya membawa kebiasaan dan kebudayaan masing-masing yang secara tidak
langsung merubah perilaku, nilai, norma masyarakat sekitar terminal.
Sedangakan
proses perubahan yang dialami masyarakat terminal Giwangan relatif cukup
singkat dan cepat. Karena pembangunan terminal itu sendiri hanya membutuhkan
waktu 2 tahun, dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dan langsung dioperasikan
sebagai terminal besar yang melayani penumpang antarkota, antarprovinsi maupun
antarpulau. Dengan adanya terminal ini pula masyarakat dengan cepat mengalami
mobilitas sosial.
Suatu
pembangunan tentunya mempunyai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Dampak positif dari pembangunan terminal Giwangan antara lain sebagai
berikut:
1.
Masyarakat
sekitar Giwangan khususnya mendapatkan mata pencaharian baru, baik itu sebagai
penjual oleh-oleh maupun penjual tiket.
2.
Dengan
adanya mata pencaharian baru secara langsung akan mengurangi pengngguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3.
Pemerintah
Daerah mendapatkan pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan
demi kepentingan bersama.
4.
Dengan
adanya terminal mempermudah masyarakat karena banyak disediakan alternatif moda
transportasi.
Adapun dampak
negatif yang ditimbulkan dari adanya terminal giwangan yaitu:
1.
Menimbulkan
polusi baik itu polusi udara karena banyak kendaran-kendaraan besar yang
berlalu lalang sehingga mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2.
Timbulnya
tindak kejahatan, terutama banyak dijumpai ketika menjelang hari raya. Banyak
yang memanfatkan moment tersebut untuk melakukan tindak pencurian dan
pembiusan.
C.
Pengaruh Pembangunan Terminal Giwangan terhadap
masyarakat sekitar
Pembangunan
terminal Giwangan di Yogyakarta tidak dapat dipungkiri pasti memberikan
pengaruh bagi masyarakat, terutama masyarakat sekitar terminal. Pembangunan
tersebut memberikan pengaruh di berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti
sosial, ekonomi, dan sebagainya. Pengaruh ini sendiri sebenarnya hampir sama dengan
dampak yang ditimbulkan seperti yang sudah dijelaskan diatas, namun disini akan
dipaparkan lebih jelas, dimana terminal giwangan berpengaruh besar terhadap
kehidupan masyarakat diantaranya:
1.
Bidang sosial
a.
Menciptakan
transportasi yang tertib dan nyaman.
b.
Mengurangi
kemiskinan.
Dengan dibangunnya terminal Giwangan munculah lapangan kerja yang lebih luas untuk
masyarakat.terlebih dengan dibangunnya fasilitas di dalam terminal berupa
kios-kios yang digunakan
untuk berdagang. Hal inilah yang dimaksudkan terminal
Giwangan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi warga di sekitar terminal.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pedagang asongan dan usaha-usaha seperti restaurant
kecil yang menawarkan beragam
masakan, dari nasi rames, gudeg, masakan padang, soto ayam, dan sebagainya. Banyaknya
kios-kios berbagai makanan khas, seperti geplak, bakpia, yangko hingga intip.
Yang paling sering dijumpai adalah adanya usaha penjualan tiket bus atau travel dan masih banyak pekerjaan-pekerjaan
lain yang ada di sekitar terminal Giwangan. Dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang ada maka
pendapatan masyarakat pun meningkat. Pendapatan masyarakat yang meningkat
tersebut akan membuat kesejahteraan masyarakat pun akan mengalami peningkatan.
Sehingga tingkat kemiskinan masyarakat akan mengalami penurunan.
c.
Mengurangi
jumlah pengangguran.
Terminal Giwangan
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar
terutama dalam hal ekonomi. Pembangunan terminal Giwangan ini cukup membantu
pemerintah daerah Yogyakarta dalam mengurangi tingkat pengangguran. Masyarakat
dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena semakin terbukanya lapangan
pekerjaan.
d. Memudahkan akses transportasi masyarakat.
Setelah adanya terminal giwangan masyarakat akan lebih mudah menemukan
alat transportasi sesuai yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan masyarakat
untuk menjangkau tempat-tempat yang akan menjadi tujuannya.
e.
Memicu
adanya tindak kriminalitas
Apabila kita mendengar kata terminal biasanya yang muncul dalam benak
kita ada preman, copet, dan terkadang sopir-sopir bus “nakal”. Pusat-pusat
keramaian seperti terminal merupakan salah satu tempat yang megundang mereka
untuk melakukan tindak kriminalitas.
f.
Keberadaan terminal menimbulkan dampak
terhadap lingkungan yaitu permasalahan pencemaran udara bagi lingkungan disekitarnya
khususnya dapat menggangu kenyamanan penumpang.
2.
Bidang
ekonomi
Pembangunan terminal Giwangan
memberikan pengaruh yang sangat besar terutama
di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan terminal, masyarakat disekitar
terminal mengalami perubahan yang cukup signifikan.
a. Meningkatan
pendapatan pemerintah daerah
Dengan
pemberian otonomi kepada daerah Kabupaten dan Kota, maka memungkinkan daerah
yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tanggannya sendiri untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaran pemerintah dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Untuk dapat mengurus
dan membiayai rumah tanggannya sendiri maka pemerintah daerah diberi kewenangan
secara luas untuk menggali potensi daerah yang ada untuk dijadikan sebagai
sumber keuangan daerah.
Salah
satu sumber pendapatan yang dapat digali dan dikelola serta dimanfaatkan secara
lebih intensif oleh masing-masing daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Semakin
besar keuangan daerah maka akan semakin besar pula kemampuan daerah untuk dapat
memberikan pelayanan bagi masyarakat dan daerahnya.
Daerah
Giwangan merupakan salah satu daerah dalam wilayah Yogyakarta yang mempunyai prospek yang cukup baik dalam
mengelola Retribusi terminal sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Mengingat adanya terminal Giwangan yang merupakan terminal terbesar di
Indonesia. Sebagai salah satu terminal terbesar di Indonesia, sudah pasti
terminal Giwangan disinggahi banyak angkutan dan bis umum dari seluruh kota
besar di Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Setiap bus yang akan memasuki
area terminal Giwangan sendiri akan dikenai biaya sebesar Rp 2.000,- sehingga
pendapatan dari terminal itupun cukup besar.
Hal
inilah yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan retribusi
terminal sebagai salah satu pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pembangunan dan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah Giwangan, Yogyakarta.
b.
Pendapatan
warga bertambah
Selain
pendapatan pemerintah daerah yang bertambah, pendapatan warga juga mengalami
peningkatan, karena sebagin besar warga berjualan, mengisi kios-kios yang ada.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terminal Giwangan merupakan
terminal tipe A terbesar di Indonesia. Di atas tanah yang luasnya lebih dari 5
hektar Terminal Giwangan dilengkapi beberapa fasilitas ditambahkan demi
kenyamanan penumpang. Sebut saja subway
untuk penurunan penumpang, parkir
bus antar kota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu yang nyaman,
tempat ibadah, dan kios-kios makanan serta oleh-oleh. Sejak dibangun dua tahun
lalu, Terminal Giwangan berhasil menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu
Terminal Umbulharjo. Dana puluhan miliar rupiah dikeluarkan untuk pembangunan
terminal megah ini, Terminal Giwangan pun juga memberikan pengaruh yang tidak
sedikit pula.
Terminal Giwangan memyebabkan
perubahan pada struktur, nilai, dan norma sosial masyarakat sekitar terminal
Giwangan. Masyarakat mengenal adanya kelas-kelas sosial yang berdasarkan pada
ukuran kekayaan dan tingkat pendidikan. Nilai dan norma masyarakat pun
mengalami perubahan. Masyarakat cenderung lebih bersifat individual dan
matrealistis.
Keberadaan terminal tersebut cukup
memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitar pada khususnya dan
masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Pengaruh tersebut dapat dilihat munculnya
perubahan pada keadaan sosial budaya masyarakat sebelum dan sesudah adanya
terminal tersebut. Adanya Terminal Giwangan memberikan pengaruh di bidang
soaial, ekonomi, dan budaya, serta yang paling utama terpengaruh adalah sarana
transportasi. Membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat sehingga
memungkinkan terjadinya pergeseran mata pencaharian. Hal lain yang positif
yaitu Terminal Giwangan memberikan andil dalam hal pemasukan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja (APBD) di Yogyakarta dan memicu kemajuan di bidang
transportasi yang berupa kemudahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sarana dan
prasarana transportasi yang sudah ada. Dari hal-hal tersebut terlihat bahwa
keberadaan Terminal Giwangan memberi pengaruh positif maupun negatif pada bidang
sosial ekonomi masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diusulkan beberapa saran untuk
perbaikan penelitian selanjutnya:
1. Penelitian
dilakukan bersama secara kompak, dengan pembagian tugas agar data yang
diperoleh dapat maksimal.
2. Perhitungkan
hari pelaksanaan penelitian, tentukan hari yang cocok.
3. Penelitian
dan observasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, supaya hasilnya yaitu berupa
informasi juga baik dan memuaskan.
4.
Dalam penyusunan sebuah makalah sebagai
salah satu aktivitas dan tugas di dalam perkuliahan menuntut adanya keseriusan,
ketelitian, serta keuletan dari mahasiswa agar tercapai hasil yang maksimal
seperti apa yang diharapkan dan makalah yang disusun dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk itu perbanyak referensi buku yang
berkaitan dengan topik makalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Henslin,
James M. 2006. Sosiologi. Jakarta :
Erlangga
Salim,
Agus. 2002. Perubahan Sosial.
Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
Soekanto,
Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers
Suparjan
dan Hempri Suyatno. 2003. Pengembangan
Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media
http://jogjainfo.net/fungsi-terminal-giwangan-ditambah.html
diakses pada tanggal 29 April 2011, 17.00 WIB
(http://www.mtsn2yogya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3&Itemid=5,
19:25) diakses pada tanggal 29 April, 17.34 WIB
0 Response to "perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal Giwangan"
Post a Comment