Pengaruh Sosialisasi Keluarga Terhadap Gaya Hidup
Wednesday, 13 November 2013
Add Comment
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Di zaman yang modern
seperti yang sekarang ini, peranan keluarga sangatlah penting bagi gaya hidup,
pergaulan, dan kepribadian seorang anak, pola sosialisasi dari orang tua
sangatlah mempengaruhi masa depan anak tersebut. Orang tua yang baik hendaknya
selalu memberikan perhatian yang lebih untuk anaknya agar sang anak tidak
terlalu terlena dan terjerumus kedalam perkembangan zaman modern ini.
Banyak anak-anak yang
sudah terjerumus kedalam lubang hitam modernitas, karena kurangnya pengawasan
dari orang tua, tidak terkecuali gaya hidup mereka yang juga ikut terpengaruh
oleh pengaruh bangsa-bangsa barat. Mereka banyak meniru kebiasaan, gaya,
perilaku, bahasa, perkataan dll akibat dari modernitas dan kurangnya atau lemahnya
peranan keluarga dalam mengatasi hal tersebut.
Begitu juga dengan
pola makan mereka, banyak anak muda
bahkan anak kecil zaman sekarang ini lebih suka makan, makanan sampah (junk
food) daripada makan makanan tradisional atau makan makanan yang sehat. Tentu
hal ini menjadi permasalahan yang sangat mengkhawatirkan bagi kita semua di
zaman modernitas ini.
Oleh
karena itu pola sosialisasi yang baik oleh orang tua dapat mencegah terjadinya
berbagai dampak negative yang ditimbulkan oleh adanya modernitas, seperti
halnya pola makan. Lebih jelas lagi tentang masalah ini dan bagaimana upaya
penyelesaiannya akan coba saya bahas dalam laporan ini.
B.
Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang
masalah di atas dapat disimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut :
a. Setiap keluarga pasti akan mengalami
proses sosialisasi didalam kehidupannya
b. Setiap proses
sosialisasi yang ada disetiap
keluarga memiliki peran
penting dalam kehidupan anak yang
mengalami sosialisasi tersebut
c. Keluarga
yang kurang berhasil atau salah dalam melakukan proses sosialisasi akan
berdampak buruk bagi masa depan seorang anak
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarakan identifikasi masalah dan uraian di atas maka permasalahan yang
ada harus dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan untuk memfokuskan
perhatian pada topik yang dipilih agar diperoleh
kesimpulan yang benar dan mendalam pada aspek yang damati. Cakupan masalah
dalam observasi ini dibatasi pada pengaruh sosialisasi keluarga Terhadap gaya
hidup anak khususnya berhubungan dengan pola makanannya.
D.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah diatas maka rumusan masalah pada observasi ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi singkat tentang masyarakat modern?
2. Bagaimana proses sosialisasi yang ada di dalamnya?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat proses
sosialisasi tersebut?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan
Umum
a. Untuk mengetahui deskripsi singkat tentang masyakat modern.
b. Untuk mengetahui proses sosialisasi yang ada di
dalamnya.
c.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat
proses sosialisasi tersebut.
Tujuan
khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang ada berperan dalam perkembangan pola perilaku kehidupan anak disana.
b. Secara khusus, untuk mengetahui yang ditimbulkan akibat proses
sosialisasi yang dilakukan oleh banyak orang tua disana.
F.
Manfaat Observasi
Observai ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut:
1.
Manfaat secara
Teoritis
Laporan mengenai pengaruh
sosialisasi keluarga terhadap gaya hidup anak, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan,
dan memberikan pengetahuan secara umum mengenai perkembangan modernitas yang berdampak
banyak bagi kehidupan, serta dapat
bermanfaat bagi observasi-observasi selanjutnya yang relevan
2.
Manfaat secara Praktis
a.
Bagi Peneliti
Melalui Tugas ini, kami dapat mengaplikasikan
ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah Sosiologi Keluarga
secara nyata. Selain itu, kami juga dapat mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang banyak
terjadi pada orang tua terhadap anaknya, khususnya di masyarakat modern seperti
sekarang ini.
b.
Bagi Mahasiswa
Hasil Tugas ini diharapkan dapat digunakan
sebagai informasi mengenai proses sosialisasi suatu
keluarga terkait dengan era globalisasi saat ini, dan bagaimana fenomena sosiologis yang
muncul terkait dengan hal ini, serta laporan observasi ini dapat bermanfaat
sebagai referensi kajian untuk observasi lainnya dengan tema yang relevan.
c.
Bagi Masyarakat
Laporan Tugas ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada masyarakat mengenai pola sosialisasi didalam
keluarga, sehingga masyarakat mampu membina kehidupan
sosialnya dengan baik.
d.
Bagi Universitas dan Lembaga Pendidikan
Hasil laporan tugas ini diharapkan dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan bagi para akademisi tentang sosialisasi keluarga dan dampak sosiologis yang ditimbulkan.
BAB II
KAJIAN TEORI,
PEMBAHASAN, DAN ANALISIS
A.
Kajian Teori
Ø
Sosialisasi
Pengertian
Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap manusia
menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak
dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya
menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan
tuntutan orang lain.
Pengertian
sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk
mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi
pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku
masyarakatnya.
Proses
pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan
berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan
keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan
tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu,
individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma,
dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.
Manusia
lahir ke dunia sebagai bayi yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik.
Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat nilai dan sikap,
kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan konsep yang
mendalam, serta konsisten dengan dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu
melalui suatu proses belajar yang kita sebut sebagai sosialisasi, yakni proses
belajar yang mengubahnya menjadi seorang pribadi yang manusiawi. Sosialisasi adalah
suatu proses di mana seseorang menghayati (internalize) norma-norma
kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah ‘diri’ yang unik. Definisi
sosialisasi ialah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi
suatu bagian dari suatu masyarakat, sebagian adalah proses mempelajari peran.
Pengertian
sosialisasi menurut para ahli:
1.
Soerjono Soekanto
Sosialisasi
adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap
untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.
2.
Peter L. Berger
Sosialisasi
ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat.
Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai
dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
3.
Charlotte Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri
terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
4.
Koentjaraningrat
Sosialisasi
adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai
dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan
individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
5.
Irvin L. Child
Sosialisasi
adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku
aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai
dengan standar dari kelompoknya.
6.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sosialisasi
artinya suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
7.
Bruce J. Cohen
Sosialisasi
adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan
baik sebagai individu maupun sebagai anggota.
8.
Paul B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
9.
Prof. Dr. Nasution, S.H.
Sosialisasi
adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga
masyarakat yang dewasa).
10.
Sukandar Wiraatmaja
Sosialisasi
adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap,
pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.
11.
Jack Levin dan James L. Spates
Sosialisasi
adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian
individu.
12.
John C. Macionis
Sosialisasi
adalah pengalaman sosial seumur hidup di mana individu dapat mengembangkan
potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan
Berdasarkan
pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan berikut.
o
Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui
proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu
tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
o
Sosialisasi ditempuh seorang individu secara
bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
o
Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan
enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang
individu untuk belajar mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya terhadap sistem adat dan norma, serta semua peraturan dan
pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya
Sosialisasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan
sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung,
baik dalam lingkungan tempat tinggal maupun tempat bekerja. Dalam kedua
institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama,
terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama
menjalani hidup, dan diatur secara formal oleh suatu tata aturan yang
disepakati bersama.
1. Sosialisasi
Primer
Sosiolog Peter
L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota
masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5
tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota
keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan
dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang
tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara
terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang
paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan
oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga
terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam
mengembangkan kepribadiannya.Pola hubungan segitiga abadi yang dibangun, yakni
ayah, ibu, dan anak-anak dalam sebuah keluarga akan memberikan andil besar
terhadap proses pengembangan potensi dan nilai-nilai melekat dalam kepribadian
anak.
2. Sosialisasi
Sekunder
Selain
berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga
melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman
sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses
sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah
satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru.
Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau
pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.
B.
Deskripsi Data
Definisi masyarakat modern dapat diartikan
sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat
modern relative bebas dari kekuasaan adat istiadat lama, karena mengalami
perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk
eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola
hubungan pribadi dengan keluarga. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru
yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah,
sehingga banyak
dari mereka yang mennyukai hal-hal cepat. Termasuk pola makan mereka, banyak
dari masyarakat modern sekarang ini lebih menyukai makanan-makanan sampah (junk
food) dan makanan makanan cepat saji (fast food). Padahal makanan-makanan
tersebut berdampak buruk bagi kesehatan seseorang, berbagai kandungan yang ada
didalamnya dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit di tubuh seseorang.
Pola sosialisasi dari orang tua juga
mempengaruhi gaya hidup dan pola makan mereka, orang tua yang baik, pasti akan
mengajarkan sosialisasi yang baik kepada anaknya agar tidak sembarangan atau
tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan-makanan sampah dan makanan makanan
cepat saji.
C.
Kajian Terkait
dengan Sosiologi Keluarga
v PENGERTIAN SOSIOLOGI KELUARGA
Sosiologi
keluarga adalah ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis dari
interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh
perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam
keluarga terhadap masyarakat secara umum. Mengapa memperlajari ilmu
sosiologi keluarga, karena awal muasal apa yang terjadi dalam masyarakat dan
akan berpengaruh juga dalam masyarakat.
Pada
hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi)
yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan
keturunan-keturunan mereka yang merupakan suatu satuan yang khusus. Dari
pengertian di atas, dapatlah kita katakan bahwa: “Sosiologi keluarga adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga, hubungan keluarga
dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul dari
hubungan-hubungan tersebut.”
v DEFINISI
KELUARGA
Keluarga berasal
dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti
"ras" dan wargayang berarti "anggota". Keluarga
adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah.
Dalam
pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu
kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah,
atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami
istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta
merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan
sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai
peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya.
Dalam
pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri (Soelaeman, 1994:5-10).
Dalam
pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang dijalin
oleh kasih sayang antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan
bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan
saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi
sebagai orang tua (Soelaeman, 1994:12).
Kalau
kita mempersempit pengertiannya, keluarga dapat diartikan sebagai sekumpulan
orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama
lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam
satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan
darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal.
Menurut S.
Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya
terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak.
Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih sayang dan tanggung jawab serta anak
menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk bermasyarakat (S.
Bogardus, 1982:57).
Menurut
Sigmund Freud: Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria
dan wanita. Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi
keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga
kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu
merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga
keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga sebagai kelompok
pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung terhadap perkembangan
individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
Menurut
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon
dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam
satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga
adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan (Soerya
Wangsanegara).
Keluarga
adalah unit/satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dari masyarakat (Soerjono Soeharto).
Definisi
keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Definisi
keluarga menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Definisi
secara umum : Keluarga adalah unit sosial atau kelompok sosial
terkecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, satu atau lebih anak atau tanpa
anak yang di ikat suatu perkawinan dimana di dalamnya terjadi adanya kasih
sayang dan tanggung jawab dan dimana di dalamnya anak-anak dipelihara untuk menjadi
seorang yang mempunyai rasa sosial.
Keluarga
adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial
lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan
kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting
dari kegiatan dalam kehidupan individu” (Narwoko dan Suyanto, 2004, p.
14).
Elliot
And Merrill : “…a group of two or more person residing together who are
related by blood marriage or adaption.” adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama, atas dasar ikatan
darah, perkawinan, atau adopsi.
Khairuddin
: keluarga adalah hubungan yang terjadi antar seketurunan maupun tambahan
(adopsi) yang di atur oleh perkawinan secarah dengan keturunan-keturunan mereka
yang merupakan satu kesatuan khusus.
Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : - Unit
terkecil dari masyarakat - Terdiri atas 2 orang atau lebih - Adanya
ikatan perkawinan atau pertalian darah - Hidup dalam satu rumah
tangga - Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga - Berinteraksi
diantara sesama anggota keluarga - Setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing - Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
v FUNGSI KELUARGA
Adapun fungsi-fungsi keluarga yang berhubungan dengan sistem
sosial yang luas adalah sebagai berikut:
a.
Fungsi Reproduksi
Keluarga
pada hakekatnya mempunyai fungsi sebagai generasi penerus, yang dalam arti
bahwa sesungguhnya setiap keluarga mempunyai keinginan untuk memounyai anak
dalam mempertahankan kelangsungan keturunan keluarga tersebut.
b.
Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi
ialah proses belajar, bersikap, berperilaku, dan berkehendak mengenai
aturan-aturan, norma-norma dan tata nilai di dalam kelompoknya. Dengan kata
lain sosialisasi ini merupakan proses memperkenalkan dan menanamkan
nilai-nilai, norma-norma baru di dalam masyarakat. Keluarga merupakan fungsi
sosialisasi bagi anggota keluarga terutama anak, karena pertama kali anak
dilahirkan adalah di dalam keluarga yang merupakan lembaga pertama dan utama.
Pertama kali anak mengenal akan aturan, norma, dan tata nilai adalah di dalam
keluarga. Bagaimana si anak mengetahui peran dan statusnya di masyarakat,
keluargalah yang mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar
anak dapat memainkan peran dan statusnya dengan benar di dalam masyarakat.
c.
Fungsi Afeksi
Keluarga
memberikan cinta dan kasih, dalam arti bahwa di dalam keluarga ada rasa kasih
sayang dan cinta kasih antar sesama anggota keluarga. Sehingga terdapat ikatan
batin yang kuat di dalam keluarga. Karena pada dasarnya dalam kehidupan
manusia, tidak hanya kebutuhan lahiriah saja yang harus dipenuhi tetapi
kebutuhan rohani juga sangat penting karena akan berpengaruh pada perilaku.
d.
Fungsi Proteksi atau
Perlindungan
Keluarga juga
sebagai lembaga yang memberikan perlindungan bagi anggota keluarganya, sehingga
akan menimbulkan rasa aman dan tentram.
e.
Fungsi Ekonomi
Keluarga
mempunyai fungsi sebagai alat ekonomi untuk mencari nafkah dan mengatur
keluarganya. Di dalam keluarga juga terdapat kegiatan ekonomi, seperti kegiatan
produksi dan konsumsi.
f.
Fungsi Religius
Keluarga
mempunyai fungsi untuk meletakkan dan menanamkan dasar-dasar agama bagi anak
dan anggota keluarga.
g.
Fungsi Pendidikan
Keluarga
mempunyai fungsi untuk mendidik anak-anak sebelum masuk sekolah secara formal.
Fungsi ini juga untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak
hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si
anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya
tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain,
anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak
layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh
standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik,
yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota
masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya.
Dalam
keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah
lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah
keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu
diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat
muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang
adalah keluarga, khususnya seorang ibu.
h.
Fungsi Rekreasi
Keluarga
mempunyai fungsi untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anggota
keluarganya.
i.
Fungsi Penentuan Status
Jika dalam
masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan
statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota
keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui
perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu,
dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign
status maupun ascribed status. Assign Status adalah status sosial yang
diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak
lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya
seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dsb. Sedangkan
Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis
kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
j.
Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga pada
dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan
tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi
sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus
terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan
perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari
pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh
lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus
melayani orang-orang jompo.
v BENTUK-BENTUK
KELUARGA
1. Keluarga inti (nuclear family) yaitu Keluarga yang terdiri atas
ayah, ibu, dan anak.
2. Keluarga besar (extended family) yaitu Keluarga yang di dalamnya
terdiri atas keluarga inti dengan saudara-saudara lainnya.
3. Keluarga luas yaitu Keluarga dimana di dalamnya terdapat
anggota-anggota yang tidak ada hubungan keluarga yang diakui di dalam rumah
tangga.
v CIRI-CIRI
KELUARGA
Keluarga pada
dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang
tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang bereknaan dengan keorangtuaan dan
pemeliharaan anak. Penggolongan ciri-ciri keluarga:
a.
Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum
keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page, yaitu:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara
3. Suatu sistim tata nama, termasuk bentuk perhitungan
garis keturunan
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi
yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak
5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.
b.
Ciri-ciri Khusus
Organisasi
keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, di
samping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga
juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1. Kebersamaan: Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling
universal di antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya.
2. Dasar-dasar emosional: Hal ini didasarkan pada suatu kompleks
dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti
perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang tua.
3. Pengaruh perkembangan: Hal ini merupakan lingkungan
kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi,
termasuk manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran
hidup yang mana merupakan sumbernya.
4. Ukuran yang terbatas: Keluarga merupakan kelompok yang terbatas
ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih
tanpa kehilangan identitasnya.
5. Posisi inti dalam struktur sosial: Keluarga merupakan inti dari
organisasi sosial lainnya. Kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana,
maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang mempunyai tipe masyarakat
patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan
keluarga.
6. Tanggung jawab para anggota: Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan
yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi
lainnya. Pada masa krisis manusia mungkin bekerja, berperang dan mati demi
negara mereka. Tetapi mereka harus membanting tulang sepanjang hidupnya demi
keluarga mereka.
7. Aturan kemasyarakatan: halini khususnya terjaga dengan
adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan
kaku menentukan kondisi-kondisinya.
8. Sifat kekekalan dan kesemnetaraannya: Sebagai institusi,
keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai
asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling
mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam
masyarakat.
v KELUARGA MERUPAKAN KAJIAN YANG PENTING
Keluarga
sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal pembentukan
karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui keluarga
inilah kehidupan seseorang terbentuk.
Sebagai
lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks,
karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses
sosialisasi. Keluarga merupakan unit sosial pertama dan utama sebagai
pondasi primer bagi perkembangan anak. Untuk itu baik buruknya keluarga sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Dalam
keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati, dan
merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut
dapat dijadikan sebagai kerangka acuan di setiap tindakannya dalam menjalani
kehidupan.
Peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
v FAKTOR
TERBENTUKNYA KELUARGA
Faktor terbentuknya
keluarga, antara lain ;
a) Dorongan sex, muncul dari kesepakatan tiap-tiap individu untuk
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan biologis.
b) Dorongan memperoleh keturunan dan melanjutkan hubungan darah.
c) Alasan ekonomi, keluarga sebagai media untuk memperoleh
penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup atar suami dan istri.
d) Alasan politis, orang yang memiliki partner (pasangan) lebih
yakin dalam mengambil keputusan dan mencari solusi permasalahan karena dukungan
moral dari pasangan.
e) budaya, ada kebiasaan negatif yang diberikan masyarat kepada
seseorang jika telah mengalami masa terlambat maupun terlalu cepat
perkawinan(kawin muda).
v RUMAH TANGGA VS KELUARGA
Istilah rumah
tangga dan keluarga sendiri sering dicampur adukkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan
keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain
sebagainya.
v KONSEP PERKAWINAN
Secara
etimologi, Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar kawin;
kata itu berasal dari kata jawa kuno ka-awin atau ka-ahwin yang
berarti dibawa, dipikul, dandiboyong; kata ini
adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin;
selanjutnya kata itu berasal dari kata vini dalam Bahasa
Sanskerta.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau
ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan
yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang
biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan
dengan upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan
tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan
mengenal konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga. Umumnya
perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
D.
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Masyarakat Modern
Ø Pengertian
Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya
mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa
kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga
disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut
masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini,
misalnya gelandangan.
Definisi masyarakat modern dapat diartikan
sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya
yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern
relative bebas dari kekuasaan adat istiadat lama, karena mengalami perubahan
dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Ø Ciri-ciri
Masyarakat Modern
a.
Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas
kepentingan-kepentingan pribadi.
b.
Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan
suasana yang saling memepengaruhi
c.
Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai
sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
d.
Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat
dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
e.
Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
f.
Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
g.
Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang
didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
Ø Masyarakat
Modern dilihat dari berbagai Aspek
a.
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku
rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai
waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri
sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan
gagasan orang lain.
b. Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan
kearah kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan
efisiensi yang tinggi.
c. Aspek Pranata Sosial :
v Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan
tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme
v Pranata Ekonomi :
a. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas
dan memiliki batas-batas yang nyata.
b. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang
terlihat.
c. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
d. Kurang mengenal gotong-royong.
e. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan
konsumsi.
f. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar
dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
v
Pranata Keluarga :
a.
Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan
longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis.
b.
Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan
umumnya sudah mulai menipis.
v
Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat
rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
v
Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya
kesadaran berpolitik sebagai wujud
demokratisasi masyarakat.
2. Proses Sosialisasi yang ada di Masyarakat Modern
masyarakat modern kebanyakan
melakukan proses sosialisasi yang kurang tepat, mengapa demikian, kita lihat
bahhwa mengapa anak mereka tidak menyukai makanan tradisional tersebut dan
malah menyukai makanan makanan junk food atau makanan yang rendah gizi, orang
tua disitu kurang mempedulikam anaknya, mungkin mereka terlalu sibuk bekerja
hingga hanya memberikan anaknya uang dan sang anak menggunakan uang tersebut untuk membeli makanan – makanan
yang berbahaya bagi tubuh mereka (junk food). Hal ini merugikan bagi masa depan
seorang anak, karena bahaya dari makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan
berbagai penyakit yang dapat menghancurkan masa depan mereka, jika sudah begitu
siapa yang harus disalahkan? Maka peranan orang tua sangatlah diharapkan,
melali proses sosialisasi yang baik, maka anak tersebut juga akan mengetahui
segala akibat jika mengkonsumsi makaanan tersebut secara berlebihan dan terus
menerus, tetapi yang terjadi kebanyakan ini adalah orang tua cenderung
membiarkan anaknya mengkonsumsi makanan tersebut meskipun orang tua tersebut
tahu bahaya jika anknya sering mengkonsumsi hal itu. Sangat mengenaskan bukan?
Dimana peran orang tua? Bahkan ketika memakan makanan seperti itu menjadi gaya
hidup orang-orang yang dipandang mampu (berada) seperti contohnya makan di KFC,
Mc. Donnal, HokBent, dll banyak orang tua yang membiasakan anaknya atau
menyuruh anaknya agar makan ditempat seperti itu agar keluarga tersebut
dipandang mampu dan berada. Sungguh ironis sekali masyarakat modern kita ini,
sang anak dikorbankan kesehatanya hanya demi pandangan atau penilaian orang
terhadap prestige keluarga.
Hal itu hanyalah contoh kecil
dari proses sosialisasi keluarga yang ada di masyarakat modern. Bahkan
terkadang banyak orang tua yang tidak memiliki waktu untuk anaknya, banyak
orang tua yang bekerja siang malam dan tidak memperhatikan bagaimana keadaan
anaknya. Mereka hanya berfikiran yang penting mempunyai uang banyak agar segala
kebutuhan anaknya dapat terpenuhi, bahkan banyak diantara mereka yang
memberikan uang yang sangat lebih kepada anaknya, sehingga anaknya bisa menghamburkan
uang tersebut.
Pola sosialisasi tersebut yang
harus dibenarkan, karena peran keluarga sangatlah penting untuk perkembangan
dan gaya hidup seorang anak.
3. Dampak yang ditimbulkan akibat proses sosialisasi
Siapa yang tidak suka menyantap makanan jenis fast
food atau cepat saji, sepertinya sulit untuk disangkal jika hampir semua
orang pernah menyantapnya. Baik saat kita belanja di supermarket atau saat di
rumah ketika menonton film kita juga ditemani dengan makanan junk food. Selain itu, dalam setiap kesempatan kita mengkonsumsi
makanan jenis junk food, kita juga mengkonsumsi minuman bersoda sebagai
penambah selera dalam makanan. Dan hal ini umumnya tidak hanya dilakukan oleh orang
dewasa tapi juga anak-anak.
Junk food, saat ini merupakan makanan yang paling
banyak dijumpai di mana-mana dan banyak dikonsumsi orang, alasannya antara lain
mudah didapat, harga relatif murah, rasa yang enak dan penampilan yang menarik.
Pizza, fried chicken, burger dan berbagai soft drink merupakan contoh
junkfood yang sangat populer, bahkan sudah menjadi santapan wajib sehari-hari
bagi sebagian orang.
Banyak
sekali dampak yang ditimbulkan dari pola sosialisasi yang kurang tepat oleh
orang tua, diantaranya adalah gaya hidup dan selera makan, banyak orang-orang
zaman ini khususnya anak muda lebih menyukai makanan-makanan instan atau cepat
saji. Padahal menurut Aby Kuncahyaningtyas dan Anjani Mega Pertiwi dua orang
mahasiswi D3 Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta
mengatakan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam makanan cepat saji (instans)
dan junk food adalah rendah, dan pengolahannya berulang kali serta bumbu-bumbu
yang ada di dalamnya kurang terkontrol, karena banyak merek makanan yanhg tidak
menyertakan seberapa banyak takaran kandungan bahan-bahan yang ada didalamnya,
kebanyakan jajanan anak-anak hanya menyebutkan kandungannya saja atau
komposisinya saja tanpa takaran penggunaannya.
Padahal banyak bumbu-bumbu
tersebut yang berdampak buruk ke fisik seseorang, misalnya penyedap rasa,
pengawet,pewarna dll meskipun banyak dari produk-produk mereka yang sudah
menggunakan logo halal dari mui dan BPOM telah mengesahkannya, dan semua
takaran yang ada didalamnya sudah sesuai dengan standar pemerintah, tetapi
apabila dikonsumsi secara terus menerus maka hal itu tentu akan berdampak buruk
untuk perkembangan otak seseorang dan fisik seseorang.
Berikut ini kandungan yang
berbahaya di dalam Junk Food :
1. Lemak Jenuh
Sebagai hasil olahan industri
makanan, junk food biasanya banyak mengandung lemak jenuh. Oleh
karena itu, harganya sangat murah dan ketika dipanaskan dapat bertahan pada
temperatur tinggi. Bahayanya, lemak jenuh bisa menjadi biang kegemukan dan
meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. apabila kondisi tersebut terjadi
pada seseorang, maka masalah kesehatan serius lainnya pun akan terpicu. Kanker,
penyakit jantung, dan stroke adalah contoh penyakit yang diakibatkan oleh
kandungan lemak jenuh tinggi.
2. Garam
Garam atau monosodium
klorida atau natrium klorida merupakan kandungan junk
food yang juga perlu disikapi hati-hati. Kadar Garam yang baik untuk
dikonsumsi adalah tidak lebih dari 5 gram per hari, dan sangat dianjurkan bagi
orang dewasa yang memiliki tekanan darah normal. sementara itu, kandungan garam
pada junk food biasanya relatif tinggi Kita memang membutuhkan zat
perasa ini untuk membantu fungsi metabolisme tubuh. Namun, bila berlebihan
mengonsumsi penghilang rasa hambar tersebut, maka resiko tekanan darah tinggi
akan meningkat.
3. Gula
Kandungan junk
food lainnya yang tak kalah tinggi adalah gula.
Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung gula yang tidak sedikit. Kendati secara tidak langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes, kelebihan gula dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda.
Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung gula yang tidak sedikit. Kendati secara tidak langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes, kelebihan gula dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda.
Masalah kesehatan lainnya yang
bisa disebabkan oleh kadar gula berlebihan adalah tooth decay atau
kerusakan gigi, mengurangi level kolesterol berguna, meningkatkan kadar lemak
dalam darah yang berhubungan dengan diabetes, dan penyakit jantung.
4. Penambah Cita Rasa atau Zat
aditif Sintetis
Zat lain yang terkandung
dalam junk food secara berlebihan adalah bahan tambahan atau zat
aditif. Umumnya zat aditif ini digunakan untuk mengawetkan dan
mempertahankan warna, rasa, dan bentuk. Apa sebenarnya penambah cita rasa
atau zat aditif sintetis yang bisa menimbulkan cita rasa tersebut? Pada
dasarnya zat aditif sintetis ini adalah sejenis natrium atau sodium yang
menjadi sumber utama garam dapur dan vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat).
Nah, unsur inilah yang menjadi penggugah selera makanan cepat saji
atau junk food.
WHO atau World Health Organization
di bawah naungan PBB secara serius membahas mengenai buruknya makanan junk food
ini dan organisasi tersebut mengkatagorikan menjadi 10 golongan yang termasuk
ke dalam makanan junk food yaitu:
1) Makanan kalengan
makanan yang dikemas dalam kaleng biasanya seperti
buah-buahan atau daging, makanan kaleng menjadi tidak sehat karena setiap
makanan kaleng biasanya mengandung bahan pengawet yang tidak baik bagi
kesehatan, bukan hanya itu kandungan gizi dan nutrisi menjadi berkurang.
2)
Makanan gorengan
biasanya makanan gorengan mengandung kalori dan lemak
atau minyak yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan kegemukan dan sakit
jantung koroner, serta dalam proses meggoreng terjadi zat karsiogenik yang
memicu terjadinya penyakit kanker.
3)
Makanan daging
yang diproses
sosis, ham dll merupakan makanan daging yang telah
diproses, mengandung bahan pewarna dan pengawet yang dapat mengganggu lever
atau hati,dalam ham terkandung kadar natrium yang tinggi berakibat gangguan
tekanan darah dan ginjal,selain itu juga dapat memicu penyakit kanker
dikarenakan makanan tersebut mengandung kandungan garam nitrit.
4)
Mie Instant
mie instant mengandung bahan pengawet yang tidah baik
bagi kesehatan, kadar garam di dalam mie instant dapat menyebabkan beratnya
beban ginjal, meningkatkan tekanan darah serta mie instan juga mengandung trans
lipid yang mengakibatkan gangguan di pembuluh darah jantung.
5)
Makanan yang
dibakar atau dipanggang
makanan yang dipanggang atau dibakar dapat
mengakibatkan makanan menjadi gosong dan zat yang terjadi dapat memicu
terjadinya penyakit kanker.
6)
Keju Olahan
terlalu sering mengkonsumsi keju olahan mengakibatkan
meningkatnya berat badan dan meningkatnya gula darah.
7)
Makanan asinan
Proses pengasinan makanan membuat kadar garam di dalam
makanan menjadi tinggi sehingga memberatkan proses kerja ginjal dan beresiko
terkena hipertensi serta berpengaruh terhadap lambung dan usus menjadi iritasi
dan meradang.
8)
Makanan manisan
kering
makanan ini mengandung garam nitrat dan bila dalam
tubuh bergabung menghasilkan zat karsiogenik dan juga mengandung esen segai
tambahan sehingga dapat merusak fungsi hati, serta kadar garam yang tinggi
beresiko terkena tekanan darah tinggi dan juga memberatkan proses kerja ginjal.
9)
Makanan manis
beku
ice cream, cake beku dll termasuk di dalam golongan
ini, makanan ini mengandung mentega tinggi sehingga bisa mengakibatkan obesitas
dan kadar gula yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu makan.
10)
Makanan dengan
daging berlemak dan jerohan
makanan ini mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang
dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, kanker usus besar, kanker
payudara.
Bahaya Junk Food:
1. Menimbulkan Darah tinggi
Karena makanan junk food memiliki kandungan garam yag tinggi ini dapat memicu
penyakit tekanan darah tinggi pada konsumen. Tapi jika dikonsumsi dengan jumlah
yang Sedikit junk food tidak akan menimbulkan darah tinggi.
2.Meningkatkan kolesterol
Karena memiliki kandungan lemak jenuh
yang tinggi dapat menimbulkan penyakit kolesterol. Kolesterol sendiri akan
memicu berbagai penyakit akut seperti Diabetes,Jantung koroner dan kanker. Jadi
kalau ingin makan junk food pikirkan
lagi dampaknya
3.Obesitas
Karena mengandung kadar gula yang
tinggi dapat menyebabkan obesitas pada kaum muda dan bahkan bukan hal yang
mustahil kalau dapat memicu penyakit diabetes pada kaum muda karena sering
mengkonsumsi makanan yang rendah nutrisi ini.
4.Pemicu Kanker
Kandungan bahan pengawet dan berbagai zat kimia penyedap rasa dalam Junk Food memicu penyakit berbahaya yang satu ini.Karena zat-zat kimia asing ini ketika masuk kedalam tubuh menimbun dan inilah awal dari penyakit kanker
5.Chinese Restaurant Syndrome
Karena kandungan MSG yang biasanya
tinggi dalam makanan junk food ini dapat memicu penyakit Chinese Restaurant
Syndrome.kenapa namanya Chinese Restaurant Syndrome ya?? konon katanya dokter yang pertama menemukan
penyakit ini menangani seseorang yang mengalami kelainan yang unik sehabis makan
di restoran china yang saat itu terkenal dengan banyaknya kandungan MSG
didalamnya.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
masyarakat modern kebanyakan
melakukan proses sosialisasi yang kurang tepat, mengapa demikian kita lihat
bahwa mengapa anak mereka tidak menyukai makanan tradisional dan malah menyukai
makanan makanan junk food atau makanan yang rendah gizi, orang tua disitu
kurang mempedulikam anaknya, mungkin mereka terlalu sibuk bekerja hingga hanya
memberikan anaknya uang dan sang anak menggunakan uang tersebut untuk membeli makanan – makanan
yang berbahaya bagi tubuh mereka (junk food). Bahkan ketika memakan makanan seperti
itu menjadi gaya hidup orang-orang yang dipandang mampu (berada) seperti
contohnya makan di KFC, Mc. Donnal, HokBent, dll banyak orang tua yang
membiasakan anaknya atau menyuruh anaknya agar makan ditempat seperti itu agar
keluarga tersebut dipandang mampu dan berada.
Proses sosialisasi dari
keluarga sangatlah dibutuhkan , agar seorang anak dapat menjalani hidupnya
sesuai dengan yang diajarkan orang tua, tapi pada masa modern ini banyak dari
orang tua- orang tua di Indonesia yang kurang memperdulikan anaknya, mereka
tidak melakukan proses sosialisasi yang baik, hingga akhirnya pola hidup
seorang anak salah.
B.
SARAN
·
Orang
tua hendaknya melakukan proses sosialisasi dengan baik
·
Orang
tua harus memberikan banyak waktu untuk anaknya
·
Orang
tua jangan mengorbankan kesehatan anak hanya demi penilaian orang lain terhadap
ekonomi keluarga
·
Anak
harus mengurangi konsumsi junk food dan fast food agar hidupnya lebih sehat
Daftar Pustaka
Dagun, S. M. 2002. Psikologi Keluarga
(Peranan Ayah dalam Keluarga). Cetakan kedua. Penerbit
:Rineka Cipta. Jakarta.
Goode, William., 1991. Sosiologi Keluarga.,
Edisi Pertama. Bumi Aksara. Jakarta.
Handayani M. Muryatinah, dkk. 2008. Psikologi
Keluarga. Edisi Pertama. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Surabaya.
Mulyadi,
Yad. 2012. Panduan Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta Timur: Yudhistira.
Tim
MGMP Kota Denpasar. 2012. TUNTAS (Tuntunan Ke Universitas) Sosiologi untuk SMA
/ MA Kelas X. Denpasar: Graha Pustaka.
Zulkifli. 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
0 Response to "Pengaruh Sosialisasi Keluarga Terhadap Gaya Hidup"
Post a Comment