soal sosiologi kelas XI IIS tentang kelompok sosial
Wednesday, 28 March 2018
2 Comments
LEMBAR
SOAL
Mata Pelajaran :
Sosiologi
Program Studi : XI
IIS
A. Isikan
identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban yang sudah tersedia.
B. Tersedia
waktu 120 menit untuk mengerjakan soal.
C. Jumlah
soal sebanyak 50 butir pilihan ganda.
D. Periksa
dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya.
E. Periksalah
pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Ibu/Bapak guru.
F. Beri
tanda silang pada huruf (jawaban) yang Anda anggap benar.
Selamat Mengerjakan!
1.
Kumpulan masyarakat yang didalamnya
terdapat hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya
dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan, merupakan arti dari. . .
a. Kelompok
Sosial
b. Kelompok
Formal
c. Kelompok
Masyarakat
d. Kelompok
Madani
e. Kelompok
Informal
2.
Di Indonesia terdapat banyak beragam
kebudayaan. Keragaman budaya tersebut terlihat pada. . .
a. Banyaknya
bahasa dan karya seni di Indonesia
b. Banyaknya
konflik yang terjadi di Indonesia
c. Meningkatnya
anggaran pembangunan dan pendidikan
d. Bertambahnya
umlah penduduk
e. Meningkatnya
angka kelahiran bayi
3.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan oramg lain sehingga manusia disebut
sebagai. . .
a. Social
Lion
b. Social
Mamalia
c. Social
Animal
d. Social
Bird
e. Social
Ordinary
4.
Manusia cenderung ingin hidup secara
berkelompok. Mengapa demikian?. . .
a. Karena
mempunyai hasrat untuk bersatu dengan manusia lain disekitarnya
b. Karena
ingin dihormati orang lain
c. Karena
ingin semua masalahnya diketahui orang lain
d. Karena
sudah tidak mempunyai keluarga
e. Karena
ingin dikenal oleh orang lain
5.
Tokoh sosiologi yang mengklarifikasi
bentuk-bentuk kelompok sosial berdasarkan ukuran besar kecilnya jumlah anggota
kelompok, dan bagaimana individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi
sosial dalam kelompok tersebut adalah. . .
a. George
Simmel
b. Soerjono
Soekanto
c. Howard
Becker
d. Kuntowijoyo
e. Leopold
Von Wies
6.
Indonesia terdiri dari berbagai pulau.
Masing-masing daerah memiliki ciri khas / budaya sendiri. Hal tersebut dapat
menyebabkan. . .
a. Hanya
ada 1 kelompok sosial
b. Keanekaragaman
kelompok sosial
c. Kelompok
sosial bersifat statis
d. Bertambahnya
kelompok sosial
e. Asimilasi
budaya
7.
Di Indonesia khususnya, terdapat banyak
sekali macam-macam kelompok sosial. Mengapa demikian?. . .
a. Terdapat
banyak waria
b. Masyarakatnya
ramah
c. Masyarakatnya
suka berlibur ke luar negeri
d. Merupakan
negara agraris
e. Masyarakatnya
multikultural
8.
Kelompok sosial terbentuk karena. . .
a. Keinginan
manusia untuk bersatu dengan orang lain
b. Sudah
menjadi pilihan masyarakat
c. Ada
yang mempelopori
d. Manusia
bosan tinggal di rumah
e. Bosan
berinteraksi dengan anggota keluarga
9.
Sebuah negara merupakan kelompok sosial
yang. . .
a. Teratur
b. Terorganisasi
c. Tidak
teratur
d. Tidak
terorganisasi
e. Tertib
10.
Suatu kelompok sosial akan berjala baik
jika hubungan sosial tersebut didasrkan pada. . .
a. Martabat
anggota
b. Status
anggota
c. Posisi
dan peranan anggota
d. Sifat
kelompok
e. Keinginan
masing-masing anggota
11.
1. Jangka waktu panjang
2.
Jangka waktu pendek
3.
Struktur bersifat mekanis
4.
Diikat oleh hubungan batin yang murni
5.
Hubungan perjanjian bersifat timbal balik
Pernyataan
diatas yang merupakan ciri-ciri Patembayan (Gesselschaft) yaitu. . .
a. 2,
4, 5
b. 1,
3, 5
c. 1,
2, 3
d. 2, 3, 5
e. 1,
4, 5
12.
Kelompok Volunteer dapat terbentuk
karena. . .
a. Tidak
terpenuhinya kepentingan-kepentingan masyarakat secara keseluruhan
b. Adanya
pertentangan dalam kelompok sosial tersebut
c. Terpenuhinya
semua kebutuhan masyarakat
d. Banyaknya
jumlah anggota masyarakat yang masih menganggur
e. Kecewa
terhadap pemimpin yang korupsi
13.
Paguyuban karena tempat (Gemeinschaft of
Place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan
tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong. Berikut yang merupakan
contoh dari Gemeinschaft of Place yaitu. . .
a. Kelompok
sepakbola
b. Kelompok
Basket
c. Kelompok
mahasiswa Bandung
d. Kelompok
arisan
e. Kelompok
atlit renang
14.
Sistem kekerabatan sudah mulai memudar
dan digantikan dengan kelompok-kelompok sosial yang bersifat resmi. Hal
tersebut merupakan masalah yang ditimbulkan akibat perkembangan keanekaragaman
kelompok sosial di bidang. . .
a. Politik
b. Ekonomi
c. Budaya
d. Organisasi
e. Sosial
15.
Salah satu bentuk kelompok sosial yaitu
kelompok tidak teratur. Pengertian dari kelompok tidak terartur yaitu. . .
a. Berkumpulnya
orang-orang di beberapa tempat pada waktu yang sama, karena pusat perhatian
yang sama.
b. Berkumpulnya
orang-orang di beberapa tempat pada waktu yang sama karena pusat perhatian yang
sama
c. Berkumpulnya
orang-orang dibeberapa tempat pada waktu yang berbeda, karena pusat perhatian
yang sama
d. Berkumpulnya
orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama karena pusat perhatian yang
sama
e. Berkumpulnya
suatu masyarakat disatu tempat untuk membahas masalah di wilayahnya
16.
Salah satu masalah dari berkembangnya
kelompok sosial di bidang ekonomi yaitu. . .
a. Perkembangan
ekonominya relative lebih lambat
b. Perkembangan
ekonominya relative lebih cepat
c. Perkembangan
ekonominya stabil
d. Perkembangan
ekonominya tidak menentu
e. Perkembangan
ekonominya naik turun
17.
Tipe sosial kategori statistic, yaitu
pengelompokkan atas dasar ciri tertentu yang sama. Manakah yang merupakan
contoh dari tipe sosial kategori statistic?. . .
a. Kelompok
Drumband
b. Kelompok
umur
c. Kelompok
anak sekolah
d. Kelompok
arisan
e. Kelompok
petinju
18.
Kelompok-kelompok sosial akan terus
mengalami perubahan. Sistem kekerabatan sudah mulai memudar. Hubungan yang erat
hanya terdapat pada lingkunagn keluarga. Mengapa hal demikian bisa terjadi?. .
.
a. Masyarakat
bosan dengan kondisi keluarganya
b. Masyarakat
tidak suka bergabung dengan masyarakat lain
c. Masyarakat
lebih suka bergabug dengan kelompok-kelompok sosial berdasarkan potensi / hobinya.
d. Masyarakat
suka berkumpul di tempat tetangga
e. Masyarakat
suka memuaskan hobinya masing-masing
19.
Pengertian dari Paguyuban yaitu. . .
a. Suatu
bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya tidak diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alami serta bersifat kekal.
b. Suatu
hubungan yang diikat karena ada kesamaan hobi / profesi
c. Suatu
bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang murni dan bersifat alami serta bersifat kekal
d. Suatu
bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya bertempat tinggal yang sama
e. Suatu
bentuk kehidupan ersama dimana anggota-anggotanya mempunyai profesi yang sama
20.
Perusahaan merupakan kelompok yang
sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Perusahaan dapat dimasukkan
dalam tipe kelompok sosial apa?. . .
a. Kategori
statistik
b. Kategori
sosial
c. Kategori
formal
d. Kelompok
tidak teratur
e. Kategori
sosial
21.
Sekelompok individu yang berkumpul
secara kebetulan disuatu tempat yang sama pada waktu yang bersamaan, merupakan
pengertian dari. . .
a. Arisan
b. Rapat
c. Baris
d. Upacara
e. Kerumunan
22.
Perkembangan budaya masyarakat desa
cenderung lebih lambat daripada masyarakat kota. Budaya-budaya lama akan
cenderung bertahan lebih lama. Sedangkan masyarakat kota cenderung lebih cepat
menerima kebudayaan-kebudayaan asing yang memasuki wilayahnya. Salah satu
akibat yang dapat terjadi yaitu. . .
a. Kebudayaan
masyarakat kota cenderung homogeny
b. Kebudayaan
masyarakat kota tidak mengalami perubahan
c. Kebudayaan
masyarakat kota mengalami keajegan
d. Kebudayaan
masyarakat kota cenderung lebih kompleks dan senantiasa mengalami perubahan
e. Kebudayaan
masyarakat desa cenderung lebih kompleks dan senantiasa mengalami perubahan.
23.
Partai-partai politik semakin berkembang
menyatukan masyarakat yang mempunyai ideology yang sama. Hal tersebut merupakan
perubahan dalam kelompok sosial di bidang. . .
a. Budaya
b. Ekonomi
c. Sosial
d. Pemerintahan
e. Politik
24.
Dalam mengklarifikasi suatu hal, maka
harus ada dasarnya. Dasar yang digunakan untuk mengklarifikasi tipe kelompok
sosial yaitu. . .
a. Keeratan
antar anggota
b. Ketidaksamaan
tujuan
c. Waktu
berlangsung
d. Sifat
kelompok
e. Ukuran
jumlah, derajat interaksi sosial / kepentingan-kepentingan kelompok
25.
Kategori sosial merupakan salah satu
bentuk kelompok sosial. Pengertian dari kategori sosial yaitu. . .
a. Kelompok
individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimilki bersama
b. Kelompok
individu yang tidak sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama
c. Kelompok
individu yang ciri-cirinya tidak jelas
d. Kelompok
yang dimasuki oleh orang-orang pecinta alam
e. Kelompok
orang-orang sukses
26.
Faqih sedang dalam perjalanan menuju ke
rumah temannya. Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat orang-orang sedang
mengerubungi korban lalu lintas. Karena penasaran, ia berhenti dan ikut dalam
kerumunan tersebut. Dalam hal ini, Faqih termasuk dalam kelompok. . .
a. Antrian
b. Simpati
c. Kerumunan
penonton
d. Orang-orang
yang panik
e. Orang-orang
yang tidak sadar
27.
Masyarakat sekarang cenderung lebih
berani memberikan kritik dan saran kepada pemerintah. Hal ini dipengaruhi oleh.
. .
a. Partai-partai
politik tidak berkembang
b. Partai-partai
politik mempunyai strategi-strategi baru
c. Partai
politik banyak yang terlibat korupsi
d. Partai-partai
politik dihuni oleh orang yang kuat dan beringas
e. Partai-partai
politik semakin berkembang mrnyatukan masyarakat yang mempunyai ideology yang
sama
28.
Orang yang sedang mengantri membeli
tiket, merupakan jenis kerumunan yang. . .
a. Bersifat
tetap
b. Beranggotakan
orang yang suka mengantri
c. Tidak
teratur
d. Teratur
e. Bersifat
sementara
29.
Bachtiar sejak kecil bercita-cita
menjadi dokter. Sehingga sewaktu SMA ia mengambil jurusan IPA. Ketika sudah
lulus SMA, ia mendaftar di dua universitas. Ia memilih mengambil jurusan
kedokteran di kedua Universitas tersebut. Akan tetapi, setelah pengumuman, ia
tidak diterima di Kedokteran di dua universitas tersebut. Ia pun ikut seleksi
tahun berikutnya. Hasilnya sama, ia tidak diterima di Kedokteran. Namun
demikian, ia tetap berkelakuan selayaknya seorang dokter ketika ada orang /
temannya yang sakit, ia berusaha untuk mengobatinya. Tindakan Bachtiar termasuk
dalam. . .
a. Membership
group
b. Reference
group
c. Formal
group
d. Out
group
e. In
group
30.
Salah satu perubahan yang terjadi di
masyarakat karena berkembangnya kelompok sosial di bidang budaya yaitu. . .
a. Masyarakat
kota cenderung lebih cepat menerima kebudayaan-kebudayaan asing yang memasuki
wilayahnya
b. Masyarakat
kota cenderung tertutup terhadap kebudayaan asing
c. Budaya-budaya
lama masyarakat kota dipertahankan seutuhnya
d. Perkembangan
budaya masyarakat kota menjadi lambat
e. Masyarakat
kota menciptakan budaya-budaya baru.
31.
Pada saat ini, paling tidak telah terjadi
35 pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari
tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik
etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur, dari
Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia,
Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari
Srilangka, India hingga Indonesia
Salah
satu akibat dari konflik etnis tersebut yaitu. . .
a. Kekompakan antar kelompok
b. Timbulnya kebencian terhadap etnis
lain
c. Negara menjadi makmur
d. Presiden mendapat masalah
e. Tidak mau bertemu dengan etnis
selain etnis sendiri
- Perbedaan
budaya merupakan sebuah konduksi dalam hubungan interpersonal. Sebagai
contoh ada yang orang yang bila diajak bicara (pendengar) dalam
mengungkapkan perhatiannya cukup dengan mengangguk-anggukan kepala sambil
berkata "uh. huh". Namun dalam kelompok lain untuk menyatakan
persetujuan cukup dengan mengedipkan kedua matanya. Dalam beberapa budaya,
individu-individu yang berstatus tinggi biasanya yang memprakarsai,
sementara individu yang statusnya rendah hanya menerima saja sementra
dalam budaya lain justru sebaliknya.
Berdasarkan cuplikan
artikel diatas, perbedaan budaya merupakan. . .
a. Sebuah
konduksi dalam hubungan interpersonal
b. Ketidaksamaan
kebudayaan
c. Kebudayaan
yang beraneka ragam
d. Kreatifitas
kebudayaan
e. Konflik
kebudayaan
Artikel
untuk Nomor 33-36
Sedikitnya selama tiga dasawarsa,
kebijakan yang sentralistis dan pengawalan yang ketat terhadap isu perbedaan
telah menghilangkan kemampuan masyarakat untuk memikirkan, membicarakan dan
memecahkan persoalan yang muncul dari perbedaan secara terbuka, rasional dan
damai. Kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di akhir tahun 1990-an
di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan
yang dibangun dalam Negara-Bangsa, betapa kentalnya prasangka antara kelompok
dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok. Konteks global setelah
tragedi September 11 dan invasi Amerika Serikat ke Irak serta hiruk pikuk
politis identitas di dalam era reformasi menambah kompleknya persoalan
keragaman dan antar kelompok- kelompok di Indonesia.
Beberapa psikolog menyatakan bahwa budaya menunjukkan tingkat intelegensi masyarakat. Sebagai contoh, gerakan lemah gemulai merupakan ciri utama masyarakat Bali. Oleh karena kemampuannya untuk menguasai hal itu merupakan ciri dari tingkat intelligensinya. Sementara manipulasi dan rekayasa kata dan angka menjadi penting dalam masyarakat Barat. Oleh karenanya "keahlian" yang dimiliki seseorang itu menunjukkan kepada kemampuan intelligensinya.
Paling tidak ada tiga kelompok sudut pandang yang biasa berkembang dalam menyikapi perbedaan identitas kaitannya dengan konflik yang sering muncul. Pertama, pandangan primordialis. Kelompok ini menganggap, perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku, ras (dan juga agama) merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun agama. Kedua, pandangan kaum instrumentalis. Menurut mereka, suku, agama dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk metril maupun non-materiil. Konsepsi ini lebih banyak digunakan oleh politisi dan para elit untuk mendapatkan dukungan dari kelompok identitas. Dengan meneriakkan "Islam" misalnya, diharapkan semua orang Islam merapatkan barisan untuk mem-back up kepentingan politiknya. Oleh karena itu, dalam pandangan kaum instrumentalis, selama setiap orang mau mengalah dari prefence yang dikehendaki elit, selama itu pula benturan antar kelompok identitas dapat dihindari bahkan tidak terjadi. Ketiga, kaum konstruktivis, yang beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas, bagi kelompok ini, dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Karenanya, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka, persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah berkah.
sumber: http://re-searchengines.com/muhaemin6-04.html
Beberapa psikolog menyatakan bahwa budaya menunjukkan tingkat intelegensi masyarakat. Sebagai contoh, gerakan lemah gemulai merupakan ciri utama masyarakat Bali. Oleh karena kemampuannya untuk menguasai hal itu merupakan ciri dari tingkat intelligensinya. Sementara manipulasi dan rekayasa kata dan angka menjadi penting dalam masyarakat Barat. Oleh karenanya "keahlian" yang dimiliki seseorang itu menunjukkan kepada kemampuan intelligensinya.
Paling tidak ada tiga kelompok sudut pandang yang biasa berkembang dalam menyikapi perbedaan identitas kaitannya dengan konflik yang sering muncul. Pertama, pandangan primordialis. Kelompok ini menganggap, perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku, ras (dan juga agama) merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun agama. Kedua, pandangan kaum instrumentalis. Menurut mereka, suku, agama dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk metril maupun non-materiil. Konsepsi ini lebih banyak digunakan oleh politisi dan para elit untuk mendapatkan dukungan dari kelompok identitas. Dengan meneriakkan "Islam" misalnya, diharapkan semua orang Islam merapatkan barisan untuk mem-back up kepentingan politiknya. Oleh karena itu, dalam pandangan kaum instrumentalis, selama setiap orang mau mengalah dari prefence yang dikehendaki elit, selama itu pula benturan antar kelompok identitas dapat dihindari bahkan tidak terjadi. Ketiga, kaum konstruktivis, yang beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas, bagi kelompok ini, dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Karenanya, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka, persamaan adalah anugrah dan perbedaan adalah berkah.
sumber: http://re-searchengines.com/muhaemin6-04.html
- Keahlian
yang dimiliki seseorang dalam suatu kebudayaan merupakan. . .
a. Kelebihan
yang dimiliki
b. Sebuah
prestasi
c. Menunjukkan
kemampuan intelligensinya
d. Daya
tarik kebudayaan
e. Penyebab
konflik
- Berikut
ini yang tidak merupakan kesimpulan dari artikel diatas yaitu. . .
a. Konflik
panjang antar etnis melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama.
b. Persamaan
adalah anugrah dan perbedaan adalah berkah.
c. Pemaknaan
secara negatif atas keragaman telah melahirkan penderitaan panjang umat
manusia.
d. Etnisitas
merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal
dan memperkaya budaya
e. Manusia
ditakdirkan lahir berbeda-beda
- Terdapat tiga kelompok sudut pandang yang biasa
berkembang dalam menyikapi perbedaan identitas kaitannya dengan konflik
yang sering muncul, yaitu. . .
a. Sunda,
Jawa, Batak
b. pandangan
primordialis, pandangan kaum instrumentalis, pandangan kaum konstruktiv
c. pandangan
kaum intelek, pandangan kaum komunis, pandangan kaum agamis
d. primer,
sekunder, tersier
e.
konsumtif, hedonis, materialis
- Kekerasan
antar kelompok yang meledak secara sporadis di akhir tahun 1990-an di
berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan. . .
a. Betapa
rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa, kentalnya
prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok
b. Pemaknaan
secara negatif atas keragaman telah melahirkan penderitaan panjang umat manusia
c. Etnisitas
merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal
dan memperkaya budaya
d. Konflik
panjang antar etnis melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama
e.
Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya
masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut
Artikel
untuk nomor 37-40
Multikultural
dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan
dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan
sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang
memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan
kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat
tersebut.
Dari
sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai
multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan
dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan-
yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan
multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat
juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics
of recognition” (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa
multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas
budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis
orang lain. Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat
ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan
penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun
kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan
menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu
kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara
satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang
terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun
geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia
memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok
manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah
sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas
pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat
kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal
ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi
bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan
yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. perkawinan campur 3. Iklim
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. perkawinan campur 3. Iklim
- Berdasarkan
artikel diatas, yang tidak menyebabkan multikultural di Indonesia yaitu. .
.
a.
Perkawinan campur
b.
Iklim
c.
Negara maritim
d.
Letak geografis Indnesia
e.
Terdiri
dari banyak pulau
- Pernyataan
berikut ini yang tidak terdapat dalam artikel yaitu. . .
a.
Dalam konsep multikulturalisme,
terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka
tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu
bagi bangsa Indonesia
b.
Pada dasarnya, multikulturalisme
yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun
geografis yang begitu beragam dan luas
c.
Setiap masyarakat akan menghasilkan
kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat
tersebut
d.
Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme
adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik
kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain.
e.
Masyarakat multikultural sangat
rentan terhadap konflik karena perbedaan dalam banyak hal.
- Apa
pendapat Lawrence Blum mengenai masyarakat multikultural?. . .
a.
multikulturalisme mencakup suatu
pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan
dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain
b.
multikulturalisme merupakan
keberagaman budaya
c.
multikulturalisme merupakan
kebudayaan dalam suatu masyarakat yang beranekaragam
d.
multikulturalisme merupakan
keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain
e.
multikulturalisme merupakan kajian
yang sangat menarik untuk dipelajari
- Bagaimana
kesimpulan dari artikel tersebut?. . .
a.
Negara Indonesia merupakan negara
multikultural
b.
Kita harus saling menghormati dan
menghargai kebudayaan orang lain agar tidak terjadi konflik
c.
Multikultural dapat diartikan
sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan
yang lain
d.
Multikulturalisme dapat juga
dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of
recognition” (Azyumardi Azra, 2007)
e.
Masyarakat multikultural dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu
tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan
antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain
Artikel untuk nomor
41-46
Konsep pendidikan multikultural di
negara-negara yang menganut konsep demokratis seperti Amerika Serikat dan
Kanada, bukan hal baru lagi. Mereka telah melaksanakannya khususnya dalam dalam
upaya melenyapkan diskriminasi rasial antara orang kulit pulit dan kulit hitam,
yang bertujuan memajukan dan memelihara integritas nasional. Pendidikan
multikultural mengakui adanya keragaman etnik dan budaya masyarakat suatu
bangsa, sebagaimana yang telah dikatakan oleh R. Stavenhagen:
Di Amerika, sebagai contohnya muncul serangkaian konsep tentang pluralitas yang berbeda-beda, mulai dari melting pot sampai multikulturalisme. Sejak Columbus menemukan benua Amerika, berbagai macam bangsa telah menempati benua itu. Penduduk yang sudah berada di sana sebelum bangsa-bangsa Eropa membentuk koloni-koloni mereka di Amerika Utara, terdiri dari berbagai macam suku yang berbeda-beda bahasa dan budayanya. Tetapi di mata bangsa Anglo-Sakson yang menyebarkan koloni di abad ke-17, tanah di Negara baru itu ada kawasan tak bertuan dan bangsa-bangsa yang ditemui di benua baru itu tak lebih dari makhluk primitif yang merupakan bagian dari alam yang mesti ditaklukkan. Dari perspektif kaum Puritan yang menjadi acuan utama sebagian besar pendatang dari Inggris tersebut, berbagai suku bangsa yang dilabel secara generik dengan nama "Indian" adalah bangsa kafir pemuja dewa yang membahayakan kehidupan komunitas berbasis agama tersebut. Di sini terlihat bagaimana pandangan berperspektif tunggal yang datang dari budaya tertentu membutakan mata terhadap kenyataan keragaman yang ada.
Amerika Serikat ketika ingin membentuk masyarakat baru-pasca kemerdekaannya (4 Juli 1776) baru disadari bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai ras dan asal negara yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hal ini Amerika mencoba mencari terobosan baru yaitu dengan menempuh strategi menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai baru yang dicita-citakan. Melalui pendekatan inilah, dari Sd sampai Perguruan Tinggi, Amerika Serikat berhasil membentuk bangsanya yang dalam perkembangannya melampaui masyarakt induknya yaitu Eropa. Kaitannya dengan nilai-nilai kebudayaan yang perlu diwariskan dan dikembangkan melalui sistem pendidikan pada suatu masyarakat, maka Amerika Serikat memakai sistem demokrasi dalam pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Intinya adalah toleransi tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan bersama akan tetapi juga menghargai kepercayaan dan berinteraksidengananggotamasyarakat.
Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950-an di Kanada. Menurut Longer Oxford Dictionary istilah "multiculturalism" merupakan deviasi dari kata "multicultural" Kamus ini menyitir kalimat dari surat kabar Kanada, Montreal Times yang menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat "multicultural danmulti-lingual". Sedangkan wacana tentang pendidikan multikultural, secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefenisikan sebagai "pendidikan untuk/tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan".
Hal ini sejalan dengan pendapat Paulo Freire, pendidikan bukan merupakan "menara gading" yang berusaha menjauhi realitas sosial dan budaya. Pendidikan menurutnya, harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagi akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya. Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa (Hilliard, 1991-1992). Sedangkan secara luas pendidikan multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial dan agama.
Di Amerika, sebagai contohnya muncul serangkaian konsep tentang pluralitas yang berbeda-beda, mulai dari melting pot sampai multikulturalisme. Sejak Columbus menemukan benua Amerika, berbagai macam bangsa telah menempati benua itu. Penduduk yang sudah berada di sana sebelum bangsa-bangsa Eropa membentuk koloni-koloni mereka di Amerika Utara, terdiri dari berbagai macam suku yang berbeda-beda bahasa dan budayanya. Tetapi di mata bangsa Anglo-Sakson yang menyebarkan koloni di abad ke-17, tanah di Negara baru itu ada kawasan tak bertuan dan bangsa-bangsa yang ditemui di benua baru itu tak lebih dari makhluk primitif yang merupakan bagian dari alam yang mesti ditaklukkan. Dari perspektif kaum Puritan yang menjadi acuan utama sebagian besar pendatang dari Inggris tersebut, berbagai suku bangsa yang dilabel secara generik dengan nama "Indian" adalah bangsa kafir pemuja dewa yang membahayakan kehidupan komunitas berbasis agama tersebut. Di sini terlihat bagaimana pandangan berperspektif tunggal yang datang dari budaya tertentu membutakan mata terhadap kenyataan keragaman yang ada.
Amerika Serikat ketika ingin membentuk masyarakat baru-pasca kemerdekaannya (4 Juli 1776) baru disadari bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai ras dan asal negara yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hal ini Amerika mencoba mencari terobosan baru yaitu dengan menempuh strategi menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai baru yang dicita-citakan. Melalui pendekatan inilah, dari Sd sampai Perguruan Tinggi, Amerika Serikat berhasil membentuk bangsanya yang dalam perkembangannya melampaui masyarakt induknya yaitu Eropa. Kaitannya dengan nilai-nilai kebudayaan yang perlu diwariskan dan dikembangkan melalui sistem pendidikan pada suatu masyarakat, maka Amerika Serikat memakai sistem demokrasi dalam pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Intinya adalah toleransi tidak hanya diperuntukkan untuk kepentingan bersama akan tetapi juga menghargai kepercayaan dan berinteraksidengananggotamasyarakat.
Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950-an di Kanada. Menurut Longer Oxford Dictionary istilah "multiculturalism" merupakan deviasi dari kata "multicultural" Kamus ini menyitir kalimat dari surat kabar Kanada, Montreal Times yang menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat "multicultural danmulti-lingual". Sedangkan wacana tentang pendidikan multikultural, secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefenisikan sebagai "pendidikan untuk/tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan".
Hal ini sejalan dengan pendapat Paulo Freire, pendidikan bukan merupakan "menara gading" yang berusaha menjauhi realitas sosial dan budaya. Pendidikan menurutnya, harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagi akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya. Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan, sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa (Hilliard, 1991-1992). Sedangkan secara luas pendidikan multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial dan agama.
- Amerika
Serikat dan Kanada melaksanakan konsep Pendidikan multikultural. Apa tujuan
dilakukannya hal tersebut?. . .
a. Ingin
mencoba kurikulum baru
b. Memajukan
dan memelihara integritas nasional
c. Supaya
banyak diekspos
d. Menjaga
kualitas pendidikan
e. Ingin
menjadi negara multikultural
- Dari
pernyataan dibawah ini, mana yang merupakan pernyataan dari R. Stavenhagen?. . .
a. Pendidikan
multikultural mengakui adanya keragaman etnik dan budaya masyarakat suatu
bangsa,
b. Pendidikan
multikultural sangat cocok diterapkan di negara yang notabene multikultural
c. Pendidikan
multikultural merupakan sebuah konsep pendidikan mengenai upaya menghapus
istilah diskriminasi
d. Pendidikan
multikultural bertujuan untuk memejukan integritas nasional
e. Pendidikan
multikultural sanagt membantu kaum minoritas
- Pernyataan berikut ini yang
tidak terdapat dalam artikel yaitu. . .
a.
Konsep pendidikan multikultural di
negara-negara yang menganut konsep demokratis seperti Amerika Serikat dan
Kanada,
b.
toleransi tidak hanya diperuntukkan
untuk kepentingan bersama akan tetapi juga menghargai kepercayaan dan
berinteraksi dengan anggota masyarakat
c.
Pendidikan multikultural
(multicultural education) merupakan respon terhadap perkembangan keragaman
populasi sekolah
d.
Multikulturalisme secara etimologis
marak digunakan pada tahun 1950-an di Kanada.
e.
Indonesia sudah mulai menerapkan
pendidikan multikultural
- Apa
kesimpulan yang paling tepat dari artikel diatas?. . .
a. Pendidikan multikultural sangat perlu diterapkan di
Indonesia
b. pendidikan multikultural mencakup seluruh siswa tanpa
membedakan kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial
dan agama.
c. Di Amerika, pendidikan multikultural sukses diterapkan
d. Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada
tahun 1950-an di Kanada.
e. Pendidikan
multikultural sanagt membantu kaum minoritas
- Mengapa
Amerika mencoba mencari terobosan baru yaitu dengan menempuh strategi
menjadikan sekolah sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai
baru yang dicita-citakan?. . .
a. Amerika Serikat ketika ingin membentuk masyarakat baru-pasca
kemerdekaannya (4 Juli 1776) baru disadari bahwa masyarakatnya terdiri dari
berbagai ras dan asal negara yang berbeda
b. Di Amerika muncul serangkaian konsep tentang pluralitas yang
berbeda-beda, mulai dari melting pot sampai multikulturalisme
c. Sejak Columbus menemukan benua Amerika, berbagai macam
bangsa telah menempati benua itu
d. Amerika Serikat menganut negara demokratis
e. Seperti halnya Indonesia, Amerika Serikat mempunyai
keberagaman kebudayaan
- Siapa
yang mempelopori Amerika Serikat memakai sistem demokrasi dalam
pendidikan?. . .
a. Columbus
b. Paulo Freire
c. John Dewey
d. R. Stavenhagen
e. William
Artikel untuk nomor 46-50
Pada konteks ini dapat dikatakan, tujuan
utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati,
respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.
Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat belajar untuk
melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan (l’intorelable)
seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi),
perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan
uniformitas global.
Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural
sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun
ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong
kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural pada awalnya sangat bias Amerika
karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi manusia (HAM) dari berbagai
kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan sejarah atau
asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial Orang
Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami
praktik diskrinunasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi
pada tahun 1960-an. Di antara lembaga yang secara khusus disorot karena
bermusuhan dengan ide persamaan ras pada saat itu adalah lembaga pendidikan.
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara yang menuntut lembaga-lembaga
pendidikan agar konsisten dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang,
yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua. Mereka
menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan pendidikan.
Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi pendidikan
multikultural.
Sumber:
http://www.artikelbagus.com/2011/11/implementasi-pendidikan-multikultural.html
- Menurut artikel diatas, yang merupakan tujuan utama
dari pendidikan multikultural yaitu. . .
a. untuk menanamkan sikap simpati,
respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda
b. untuk menanamkan kebencian terhadap
orang yang bukan ras, agama ataupun etnisnya
c. untuk melawan tindakan
ketidak-toleran
d. untuk melwan diskriminasi,
e.
untuk
melawan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global.
- 1. Banyak
lacakan sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada
gerakan sosial Orang Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna
lain yang mengalami praktik diskrinunasi di lembaga-lembaga publik pada
masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an.
2. Di antara lembaga yang secara
khusus disorot karena bermusuhan dengan ide persamaan ras pada saat itu adalah
lembaga pendidikan
3. Pada akhir 1960-an dan awal
1970-an, suara-suara yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten
dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan
oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua.
4. Wacana pendidikan multikultural
pada awalnya sangat bias Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak
asasi manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut
5. Amerika Serikat
ketika ingin membentuk masyarakat baru-pasca kemerdekaannya (4 Juli 1776) baru
disadari bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai ras dan asal negara yang
berbeda.
Dari pernyataan diatas, yang tidak
termasuk dalam momentum awal mula konseptualisasi pendidikan karakter yaitu. .
.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Secara generik, pendidikan multikultural
memang sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan
peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial
dan kelompok budaya. Salah satu tujuan penting dari konsep pendidikan
multikultural adalah untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan,
sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif
mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk
berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar
tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan
bersama.
Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk
berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini: Pendidikan
multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang. Pendidikan multikultural harus
didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran
sejarah. Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan
sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda. Pendidikan multikultural harus
mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras,
budaya dan agama.
Pendidikan
multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan dan
perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan
budaya dan kebudayaan mereka sendiri.
Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan
multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang
menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan
jenis kelamin. Juga, harus menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di
antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan. Selain itu, juga
memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama
serta memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan
keputusan secara demokratis.
Sumber:http://www.artikelbagus.com/2011/11/implementasi-pendidikan-multikultural.html
- Berikut
ini yang bukan merupakan prinsip-prinsip paradigm pendidikan multikultural
yaitu?. . .
a.
Pendidikan
multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang.
b.
Pendidikan
multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal
terhadap kebenaran sejarah.
c.
Kurikulum
dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang
kebudayaan yang berbeda-beda
d.
Pendidikan
multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas
pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.
e.
Pendidikan
multikultural harus bisa mengatasi konflik antar etnis
- Salah
satu contoh yang merupakan bagian dari pelaksanaan pendidikan
multikultural di sekolah yaitu. . .
a. Guru memberikan kebebasan kepada
muridnya untuk merayakan hari besar agamanya
b. Guru memberikan kebebasan kepada
muridnya untuk melakukan ibadah agama yang lain
c. Guru membebaskan muridnya untuk
berganti-ganti agama
d. Guru mengelompokkan murid-muridnya
berdasarkan etnisnya
e. Guru membolehkan muridnya untuk
saling mengejek
Kaga ada kunci jawabannya apaaa
ReplyDeleteWoi mana jawabannya
ReplyDelete