-->

perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal Giwangan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
                        Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang baru, karena hampir setiap hari kita menggunakannya. Transportasi merupakan alat atau cara untuk melawan jarak mempersingkat jarak yang dipergunakan oleh manusia dalam menjalankan segala macam dan bentuk aktivitas kehidupannya. Lekatnya transportasi dengan keseharian manusia, sehingga muncul inisiatif dari pemerintahan untuk memanfaatkan lahan pertanian itu untuk didirikan sebuah terminal. Hal ini tidak lain untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam penggunaan transportasi. Sistem transportasi merupakan kegiatan professional yang tidak dibatasi oleh batas geografi, kegiatan lalu lintas tertentu dan moda transportasi.
            Terminal memegang peranan yang membantu memperlancar kegiatan transportasi. Terminal sebagai bagian dari sistem transportasi memiliki karakteristik yang antara lain sebagai tempat transit baik kendaraan, orang, maupun barang. Adanya kegiatan tersebut membuat kawasan terminal memiliki nilai aksesibilitas yang tinggi dan menjadikan kawasan tersebut bernialai strategis dalam penggunaan aktivitas perdagangan, perkantoran, meupun pemukiman. Aktivitas-aktivitas tersebutlah yang memacu aktivitas perekonomian baik formal maupun informal. Terminal sendiri terdapat di setiap kabupaten di Indonesia yang menghubungkan antar kota atau antar propinsi.
Terminal Giwangan sendiri merupakan terminal tipe A terbesar di Indonesia. Dibangun di atas tanah yang luasnya lebih dari 5 hektar. Terminal Giwangan dilengkapi dengan beberapa fasilitas demi kenyamanan penumpang. Sebut saja subway untuk penurunan penumpang, parkir bus antar kota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu yang nyaman, tempat ibadah, dan kios-kios makanan serta oleh-oleh. Sejak dibangun dua tahun lalu, Terminal Giwangan berhasil menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu Terminal Umbulharjo. Dana puluhan miliar rupiah dikeluarkan untuk pembangunan terminal megah ini. Karena alasan-alasan itulah yang mendorong kami untuk melakukan observasi seiring dengan mata kuliah perubahan sosial budaya, dimana nantinya kita akan mencari informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai terminal Giwangan khususnya mengenai gambaran umum terminal Giwangan, struktur, nilai, dan norma masayarakat di sekitar terminal Giwangan serta pengaruh yang diakibatkan dari pembangunan terminal itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terminal giwangan serta gambaran umum seputar terminal Giwangan ?
2. Bagaimana perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal Giwangan ?
3. Bagaimana pengaruh pembangunan Terminal Giwangan terhadap masyarakat sekitar?

C.      Tujuan
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui:
1.   Sejarah pembangunan Terminal Giwangan sehingga wawasan dan pengetahuan mereka bertambah serta memberikan gambaran umum secara jelas dari terminal Giwangan itu sendiri, dimana terminal Giwangan ialah Terminal tipe A terbesar di Indonesia.
2.   Struktur, norma, dan nilai masyarakat setelah adanya terminal dengan penjabaran tentang perubahan sosial budaya yang di alami masyarakat itu sendiri.
3.   Menjelaskan pengaruh pembangunan Terminal Giwangan terhadap masyarakat sekitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Terminal
1.      Pengertian Terminal
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, transportasi memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan. Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam salah satu sistem transportasi secara terpadu. Secara definitif terminal mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Menurut undang-undang no 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan transportasi.
2. Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia no 41 tahun 1993, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan transportasi.
3. Menurut DISHUB kabupaten Bangkalan, 1997:7. Terminal dapat diartikan sebagai suatu simpul tempat terjadinya putusan arus yang merupakan prasarana angkutan, tempat kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang, tempat pemindahan penumpang atau barang baik intra maupun antar moda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi transportasi.
4. Dalam PPRI no 43 tahun 1993 tipe-tipe terminal penumpang antara lain :
  1. Terminal penumpang kota tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan atau  angkutan lalu lintas batas Negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
  2. Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkuta pedesaan.
  3. Terminal penumpang tipe C, berfungs melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
2.      Fungsi Terminal
Menurut Budi (2005: 182-183) dalam buku pembangunan kota tinjauan regional dan lokasi, terminal berfungsi untuk berbagai hal yaitu:
1.    Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda transportasi
2.    Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
3.    Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan
Selain fungsi terminal diatas, masih banyak lagi fungsi terminal diantaranya:
1.    Fungsi terminal bagi bus:
b.         Tempat bus dapat berhenti.
c.          Tempat bus menurunkan dan menaikkan penumpang.
d.         Tempat bus mendapatkan perawatan kecil.
e.          Tempat bus disimpan sementara.
2.    Fungsi terminal bagi seorang penumpang:
a.     Tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan dengan bus.
b.    Tempat penumpang dapat berhenti lintasan rute (transfer)
c.     Tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya.
d.    Tempat penumpang naik bus.
e.     Tempat penumpang berganti moda lainnya menuju tujuan akhir.
Terminal Bus adalah tempat sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bus lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bus, maka bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin.
 Ditinjau dari sitem jaringan rute secara keseluruhan, maka terminal bus merupakan simpul utama dalam jaringan, yang dalam jaringan ini sekumpulan lintasan rute bertemu. Dengan demikian, terminal bus merupakan komponen utama dari jaringan yang mempunyai peran yang cukup signifikan. Karena kelancaran yang ada pada terminal akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas sistem angkutan umum secara keseluruhan.
3.      Klasifikasi Terminal
Klasifikasi terminal pada dasarnya dapat dilihat dari dua sudut pandang ( surat keputusan Tiga Menteri, 1981 )
1.        Klasifikasi berdasarkan peranannya dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu:
a.    Terminal Primer adalah terminal yang berungsi melayani arus angkutan primer dalam skala regional.
b.    Terminal Sekunder adalah terminal yang berfungsi melayani arus angkutan sekunder dalam skala lokal/kota,
2.        Klasifikasi berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi:
a.     Terminal Utama, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus penumpang jarak jauh (regional) dengan volume tinggi. Terminal ini berkapasitas 50 sampai 100 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan ruang ideal sebesar 10 Ha.
b.    Terminal Madya (menengah) yaitu terminal yang befungsi melayani arus penumpang jarak sedang dengan volume sedang. Biasa menampung 25-50 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan ruang kurang lebih 5 Ha.
c.     Termianl cabang yaitu terminal yang berfungsi melayanni angkutan penumpang jarak pendek dengan volume kecil. Terminal ini menampung kurang dari 25 kendaraan perjam dengan luas kebutuhan 2,5 Ha.
d.    Terminal khusus yaitu terminal yang khusus melayani arus angkatan tertentu, seperti depot minyak dan lain-lain.

B.       Perubahan Sosial Budaya
1.      Pengertian Perubahan Sosial
a.    Perubahan sosial menurut Kingsley Davis adalah perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
b.    Sedangkan menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2.      Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya
Dalam bukunya Pengantar Sosiologi, Soerjono Soekanto (2009: 275) mengemukakan bahwa perubahan sosial dibagi ke dalam beberapa bentuk diantaranya:

a.       Perubahan lambat dan pelan
Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan rentetan-rentatan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan dengan evolusi. Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, yang pada umumnya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut:
1)      Unilinear theories of evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
2)      Universal theory of evolution
            Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalaui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia mengikuti suatu garis evolusi tertentu.
3)       Multilined theories of evolution
            Teori ini lebih menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
b.      Perubahan kecil dan besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang tidak mempengaruhi unsur-unsur struktur sosial di dalam masyarakat. Sedangkan perubahan besar merupakan perubahan yang mempengaruhi unsur-unsur struktur sosial di dalam masyarakat.
c.       Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan yang direncanakan dan diinginkan oleh masyarakat untuk terjadi sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa adanya perencanaan atau kehendak  dari masyarakat. Biasanya perubahan yang dikehendaki akan selalu diikuti oleh perubahan yang tidak dikehendaki.

3.       Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya
Perubahan sosial dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a.       Bertambah atau berkurangnya penduduk
Perubahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.
b.      Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru merupakan suatau proses sosial dan kebudayaan yang besar dan terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Biasanya disertai dengan inovasi dan discovery.
c.       Pertentangan atau Konflik masyarakat
Pertentangan atau konflik merupaka peristiwa yang sering terjadi di dalam masyarakat. Biasanya konflik dilatar belakang adanya perbedaan individu, perbedaan latar belakang kebudayaan, kepentingan dan perubahan sosial.
d.      Pemberontakan atau revolusi
Pemberontakan atau revolusi dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat. Hal ini seperti terjadi pada masa rezim Soeharto yang diturunkan oleh para mahasiswa sehingga bergantilah masa orde baru menjadi reformasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.  Lokasi Penelitian
            Lokasi penelitian yang kami gunakan sebagai objek kajian adalah di Terminal Giwangan, Yogyakarta.

B.  Waktu Penelitian
            Penelitian dilakukan pada bulan April, tepatnya dua kali penelitian di terminal Giwangan yaitu:
1.      Hari Kamis, tanggal  21 April 2011
2.      Hari Jum’at, tanggal  22 April 2011

C.  Bentuk Penelitian
            Bentuk penelitian ini ialah kualitatif untuk memberikan gambaran terhadap suatu fenomena sosial tentang kehidupan masyarakat sesudah dan setelah adanya terminal Giwangan.

D.  Teknik Pengumpulan Data
            Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.    Wawancara
Wawancara ini bersifat terbuka dan tidak terstruktu ketat. Melaui proses wawancara peneliti dapat mengumpulkan data-data melalui pernyataan-pertanyaan yang mengarah kepada pendalaman informasi itu sendiri yaitu tentang permasalahan yang dialami oleh masyarakat sekitar dengan adanya terminal Giwangan.
2.    Pengamatan atau Observasi lapangan.
     Metode pengumpulan data dengan pengambilan gambar-gambar dan pengamatan secara langsung keadaan subjek di lapangan yaitu terminal Giwangan (Yogyakarta) serta lingkungan di sekitarnya. Metode pengamatan dilakukan dengan mengamati kondisi terminal Giwangan terutama tingkah laku dan percakapan para penjual karcis dan sopir bus. Penentuan informan dilakukan dengan mengamati masing-masing orang seperti satpam, sopir bus yang sedang beristirahat dan memiliki sikap yang ramah dan terbuka.
3.    Dokumentasi
Data bisa didapatkan dari foto-foto dan dan lain sebagainya
4.    Studi Literatur
            Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, dimana informasi yang didapatkan dari teknik pengumpulan data diatas dirasa kurang maka kami menggunakan buku, majalah atau internet sebagai referensi tambahan.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Sejarah terminal Giwangan dan gambaran umum seputar terminal Giwangan
Sejarah terminal Giwangan
            Giwangan adalah salah satu desa yang terletak di pinggiran kota Yogyakarta, Desa Giwangan dulunya sangat sepi. Sekitar tahun 80an di selatan Giwangan dibangun kompi brimob Gondowulung, akibat berdirinya kompi brimob Desa Giwangan menunjukkan perkembanganan perekonomiannya dengan berdirinya perumahan, kampus dan Pasar Giwangan, ringroad dan Terminal Giwangan.
            Dahulu terminal Yogyakarta berada di belakang Polsek Umbulharjo, Tahun 2002 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membangun terminal giwangan dan tahun 2004 terminal tersebut beroperasi. Lokasi tempat terminal Giwangan dahulunya merupakan sawah yang luas dan juga merupakan tempat yang sangat strategis. Di tengah terminal ada pemakaman umum yang tidak bisa dipindahkan karena makam tersebut adalah makam tokoh masyarakat setempat.
Lokasi terminal Giwangan tidak jauh dari sebuah madrasah yaitu MTs Negeri Yogyakarta II. Sehubungan dengan adanya madrasah tersebut membuat kampung Mendungan sangat ideal bagi lokasi penyelenggaraan pendidikan. Namun seiring dengan kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta, yakni dengan pembangunan terminal Giwangan, perubahan suasana kampung Mendungan mulai terasa. Hal ini terlihat dari mobilitas dan perubahan sosial serta tingkat kebisingan yang mulai terasa, Kenyamanan dan ketenangan yang sebelumnya begitu mendukung dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran lambat laun mulai terasa sekalipun belum begitu berpengaruh. Disisi lain perubahan dan perkembangan tersebut sebenarnya memberi dampak positif bagi Madrasah, karena akses untuk menuju ke Madrasah Tsanawiyah Negeri yogyakarta II semakin mudah. Tahun 2006 Yogyakarta dilanda bencana gempa bumi yangmana terminal Giwangan juga tidak luput dari kerusakan, tetapi dapat diperbaiki sehingga busa beroperasi hingga sekarang. (http://www.mtsn2yogya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3&Itemid=5, 19:25)
Gambaran umum terminal Giwangan
Yogyakarta, sebagai ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan kota yang tidak terlalu sibuk, kota yang bukan berbasis industri dan bisnis, tetapi pergerakan manusia dari kota dan ke kota ini cukup banyak. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Giwangan Yogyakarta dilakukan sejak September 2002 dan selesai Agustus 2004 serta langsung diaktifkan pada bulan September 2004. Pembangunan terminal terwujud dalam bentuk kerjasama operasional dengan sistem Built Operated Transfered (BOT) antara Pemerintah Kota dengan investor swasta PT Perwita Karya selama 30 tahun sejak September 2002 hingga September 2032. Kerjasama dengan bentuk Manajemen operasional terminal ditangani oleh Unit Pengelola Teknik Daerah (UPTD) Pengelola Terminal Dinas Perhubungan dan Manajemen sarana dan prasarana terminal dikelola oleh PT Perwita Karya yang mempunyai wewenang dan tujuan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan melalui pemanfaatan sarana prasarana fasilitas penunjang dan tambahan terminal. Pembanguan terminal ini dipimpin oleh Imanudin Azis. Terminal ini dibangun untuk menggantikan dan menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu terminal Umbulharjo yang telah bertahun-tahun melayani penumpang bus. Terminal Penumpang Yogyakarta atau yang juga disebut Terminal Giwangan dibangun di atas lahan seluas 5,8 ha di tepi Jl. Lingkar Selatan. Akses jalan sekitarnya dilayani oleh outer ring road selatan, Jalan Imogiri dan Jalan Gunomerico. Terminal Giwangan mengikuti tata ruang Perda No. 6 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Untuk Kota (RTRUK). Sebagai satu-satunya terminal bertipe A, terminal ini mampu mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi di pusat kota. Selain itu, kehadirannya di kawasan Giwangan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Sebagai tipe A terbesar di Indonesia, terminal Giwangan menghubungkan beberapa kota besar di Indonesia seperti Bali, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Riau, dan Mataram, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Bangunan terminal kebanyakan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama difungsikan untuk aktivitas angkutan umum yang dibagi per wilayah dan jenis angkutan. Misalnya untuk angkutan AKAP diletakkan di ujung timur terminal dan AKDP di bagian tengah. Kemudian lantai kedua untuk aktivitas para pengguna jasa transportasi dan termasuk di dalam lantai dua, terdapat ruang tunggu dan berbagai fasilitas penunjang lain. Tabel 1 menunjukan bagian-bagian utama terminal Giwangan.
Tabel 1
Bagian Utama Terminal Giwangan
No
Bagian
Keterangan
1
Pemberangkatan
Bus perkotaan, AKDP, dan AKAP
2
Ruang Tunggu
Lantai Dua
3
Blok A dan B
Pusat Perbelanjaan
4
Blok C
Warung Makan
5
Blok D, E dan M
Agen Bus
6
Blok F
Pusat Oleh-oleh
7
Kantor Pengelola
Pemerintah Kota
8
UPTD Terminal
Dinas Perhubungan
Adapun lingkungan yang membatasi lokasi terminal Giwangan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Batas Wilayah Terminal Giwangan
Arah Mata Angin
Batas
Utara
Pemukiman penduduk, kelurahan Umbulharjo
Timur
SPBU Pertamina
Selatan
Ringroad Selatan, Imogiri
Barat
Pasar Induk Giwangan, Pondok Pesantren Mahasiswa Stikes Surya Global
Di terminal Giwangan juga terdapat fasilitas layanan umum, seperti:
1.    Pengobatan,
2.    Informasi dan pengaduan,
3.    Kantor organisasi angkutan darat (ORGANDA),
4.    Keamanan.
Fasilitas layanan umum tersebut dapat digunakan oleh setiap penumpang yang membutuhkannya.
Terminal Giwangan disebut juga sebagai terminal BERTAMAN (Bersih, Tertib, Aman, Nyaman, dan Berwawasan Lingkungan). Untuk menciptakan kelancaran aktivitas transportasi dan kenyamanan pengguna jasa transportasi, disediakan berbagai macam fasilitas, seperti:
1.    Fasilitas Utama:
a.    Jalur pemberangkatan,
b.    Jalur kedatangan,
c.    Tempat parkir kendaraan selama menunggu keberangkatan, termasuk tempat tunggu dan istirahat kendaraan umum,
d.   Bangunan kantor terminal,
e.    Ruang tunggu penumpang atau pengantar,
f.     Menara pengawas,
g.    Loket penjualan karcis,
h.    Rambu-rambu dan papan informasi ( petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan ).
2.    Tersedia pula beberapa fasilitas pendukung lain seperti:
a.    Kamar kecil atau WC,
b.    Musholla,
c.    Kantin atau rarung makan,
d.   Telepon umum,
e.    Tempat bermain bilyard,
f.     Penginapan,
g.    Tempat penitipan barang, dan
h.    Taman.
Fasilitas-fasilitas yang ada di terminal ditambahkan demi kenyamanan penumpang. Sebut saja subway untuk penurunan penumpang, parkir bus antarkota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu, tempat ibadah, dan kios-kios jajanan serta oleh-oleh.
Untuk memantau kegiatan dalam terminal Giwangan, Yogyakarta, petugas juga  mengoptimalkan pengoperasian tiga CCTV (closed circuit television) di terminal itu. Ketiga alat itu dipasang di ruang tunggu penumpang, pintu kedatangan bus, dan jalan masuk terminal. Dengan adanya alat itu diharapkan pengawasan bisa berjalan lebih efektif. Dengan pengawasan ini diharapkan juga mampu mengantisipasi  tindak kejahatan terhadap penumpang seperti pencopetan dan pembiusan seperti yang biasanya terjadi di terminal.
Akan tetapi, munculnya tempat penginapan di terminal Giwangan memungkinkan terjadinya prostitusi dan tindak penyimpangan lain yang akan berpengaruh pada nilai-nilai, norma, dan kebudayaan yang ada di masyarakat. Tidak hanya itu saja, di Terminal Giwangan juga terdapat tempat biliard. Hal ini merupakan hal yang sungguh luar biasa, jarang dan mungkin tidak ada terminal yang menyediakan tempat biliard bagi para pengunjung terminal. Tujuan dari penyediaan tempat biliard ialah untuk memberikan sarana hiburan bagi para penumpang yang menunggu kedatangan bus. Namun, hal ini dapat memicu terjadinya hal-hal negatif yang notabene biliard cenderung mengarah pada penyimpangan.

B.     Perubahan Struktur, nilai, dan norma masyarakat sekitar Giwangan setelah berdirinya terminal Giwangan
Setelah dibangunnya terminal Giwangan, mulai tampak perubahan pada struktur, nilai, dan norma sosial yang ada pada masyarakat. Pelapisan masyarakat banyak didasarkan pada tingkat kekayaan seseorang dan tingkat pendidikan. Dan mobilitas sosial bersifat lebih terbuka dan tidak kaku. Masyarakat cenderung lebih mudah untuk berpindah dari satu strata ke strata yang lain. Dalam hal nilai dan norma sosial, masyarakat banyak  mengalami perubahan dibandingkan dengan sebelum dibangunnya terminal Giwangan. Nilai masyarakat yang memiliki sifat kekerabatan yang erat beralih menjadi lebih kendor dan individualis serta matrealistis. Nilai-nilai keagamaan yang ada di dalam masyarakat pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Masyarakat yang tadi cukup kuat memegang nilai agamanya menjadi cenderung melemah. Seperti tergambar pada banyaknya bermunculan tempat-tempat yang mengundang kemaksiatan yaitu penginapan dan tempat biliard. Adapun faktor yang menyebabkan perubahan di masyarakat Yogyakarta khususnya di sekitar teminal Giwangan itu sendiri antara lain:
1.        Faktor intern
Masyarakat di sekitar terminal Giwangan mengalami banyak perubahan disebabkan dari masyarakat terminal Giwangan itu sendiri yang menginginkan perubahan demi kesejahteraan hidup mereka.
2.        Faktor ekstern
Perubahan yang dialami oleh masyarakat di sekitar terminal Giwangan ialah sebagian besar disebabkan karena adanya pengaruh dari kontak kebudayaan masyarakat lain (luar). Terminal sebagai tempat pemberhentian, tentunya banyak di lewati dan disinggahi oleh banyak orang dari berbagai daerah dan pastinya membawa kebiasaan dan kebudayaan masing-masing yang secara tidak langsung merubah perilaku, nilai, norma masyarakat sekitar terminal.
Sedangakan proses perubahan yang dialami masyarakat terminal Giwangan relatif cukup singkat dan cepat. Karena pembangunan terminal itu sendiri hanya membutuhkan waktu 2 tahun, dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dan langsung dioperasikan sebagai terminal besar yang melayani penumpang antarkota, antarprovinsi maupun antarpulau. Dengan adanya terminal ini pula masyarakat dengan cepat mengalami mobilitas sosial.
Suatu pembangunan tentunya mempunyai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari pembangunan terminal Giwangan antara lain sebagai berikut:
1.      Masyarakat sekitar Giwangan khususnya mendapatkan mata pencaharian baru, baik itu sebagai penjual oleh-oleh maupun penjual tiket.
2.      Dengan adanya mata pencaharian baru secara langsung akan mengurangi pengngguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
3.      Pemerintah Daerah mendapatkan pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan demi kepentingan bersama.
4.      Dengan adanya terminal mempermudah masyarakat karena banyak disediakan alternatif moda transportasi.
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya terminal giwangan yaitu:
1.      Menimbulkan polusi baik itu polusi udara karena banyak kendaran-kendaraan besar yang berlalu lalang sehingga mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2.      Timbulnya tindak kejahatan, terutama banyak dijumpai ketika menjelang hari raya. Banyak yang memanfatkan moment tersebut untuk melakukan tindak pencurian dan pembiusan.

C.    Pengaruh Pembangunan Terminal Giwangan terhadap masyarakat sekitar
Pembangunan terminal Giwangan di Yogyakarta tidak dapat dipungkiri pasti memberikan pengaruh bagi masyarakat, terutama masyarakat sekitar terminal. Pembangunan tersebut memberikan pengaruh di berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti sosial, ekonomi,  dan sebagainya. Pengaruh ini sendiri sebenarnya hampir sama dengan dampak yang ditimbulkan seperti yang sudah dijelaskan diatas, namun disini akan dipaparkan lebih jelas, dimana terminal giwangan berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat diantaranya:
1.        Bidang sosial
a.    Menciptakan transportasi yang tertib dan nyaman.
b.    Mengurangi kemiskinan.
Dengan dibangunnya terminal Giwangan munculah lapangan kerja yang lebih luas untuk masyarakat.terlebih dengan dibangunnya fasilitas di dalam terminal berupa kios-kios yang digunakan untuk berdagang. Hal inilah yang dimaksudkan terminal Giwangan mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi warga di sekitar terminal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pedagang asongan dan usaha-usaha seperti restaurant kecil yang menawarkan beragam masakan, dari nasi rames, gudeg, masakan padang, soto ayam, dan sebagainya. Banyaknya kios-kios berbagai makanan khas, seperti geplak, bakpia, yangko hingga intip. Yang paling sering dijumpai adalah adanya usaha penjualan tiket bus atau travel dan masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang ada di sekitar terminal Giwangan. Dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang ada maka pendapatan masyarakat pun meningkat. Pendapatan masyarakat yang meningkat tersebut akan membuat kesejahteraan masyarakat pun akan mengalami peningkatan. Sehingga tingkat kemiskinan masyarakat akan mengalami penurunan.
c.     Mengurangi jumlah pengangguran.
Terminal Giwangan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar terutama dalam hal ekonomi. Pembangunan terminal Giwangan ini cukup membantu pemerintah daerah Yogyakarta dalam mengurangi tingkat pengangguran. Masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena semakin terbukanya lapangan pekerjaan.
d.    Memudahkan akses transportasi masyarakat.
Setelah adanya terminal giwangan masyarakat akan lebih mudah menemukan alat transportasi sesuai yang dibutuhkan. Sehingga akan memudahkan masyarakat untuk menjangkau tempat-tempat yang akan menjadi tujuannya.
e.     Memicu adanya tindak kriminalitas
Apabila kita mendengar kata terminal biasanya yang muncul dalam benak kita ada preman, copet, dan terkadang sopir-sopir bus “nakal”. Pusat-pusat keramaian seperti terminal merupakan salah satu tempat yang megundang mereka untuk melakukan tindak kriminalitas.
f.     Keberadaan terminal menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu permasalahan    pencemaran udara bagi lingkungan disekitarnya khususnya dapat menggangu kenyamanan penumpang.
2.        Bidang ekonomi
Pembangunan terminal Giwangan memberikan pengaruh yang sangat besar  terutama di bidang ekonomi. Dengan adanya pembangunan terminal, masyarakat disekitar terminal mengalami perubahan yang cukup signifikan.
a.    Meningkatan pendapatan pemerintah daerah
Dengan pemberian otonomi kepada daerah Kabupaten dan Kota, maka memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tanggannya sendiri untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaran pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Untuk dapat mengurus dan membiayai rumah tanggannya sendiri maka pemerintah daerah diberi kewenangan secara luas untuk menggali potensi daerah yang ada untuk dijadikan sebagai sumber keuangan daerah.
Salah satu sumber pendapatan yang dapat digali dan dikelola serta dimanfaatkan secara lebih intensif oleh masing-masing daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Semakin besar keuangan daerah maka akan semakin besar pula kemampuan daerah untuk dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat dan daerahnya.
Daerah Giwangan merupakan salah satu daerah dalam wilayah Yogyakarta  yang mempunyai prospek yang cukup baik dalam mengelola Retribusi terminal sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Mengingat adanya terminal Giwangan yang merupakan terminal terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu terminal terbesar di Indonesia, sudah pasti terminal Giwangan disinggahi banyak angkutan dan bis umum dari seluruh kota besar di Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Setiap bus yang akan memasuki area terminal Giwangan sendiri akan dikenai biaya sebesar Rp 2.000,- sehingga pendapatan dari terminal itupun cukup besar.
Hal inilah yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan retribusi terminal sebagai salah satu pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembangunan dan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah Giwangan, Yogyakarta.
b.    Pendapatan warga bertambah
Selain pendapatan pemerintah daerah yang bertambah, pendapatan warga juga mengalami peningkatan, karena sebagin besar warga berjualan, mengisi kios-kios yang ada.

BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Terminal Giwangan merupakan terminal tipe A terbesar di Indonesia. Di atas tanah yang luasnya lebih dari 5 hektar Terminal Giwangan dilengkapi beberapa fasilitas ditambahkan demi kenyamanan penumpang. Sebut saja subway untuk penurunan penumpang, parkir bus antar kota dan dalam kota yang sengaja dipisah, ruang tunggu yang nyaman, tempat ibadah, dan kios-kios makanan serta oleh-oleh. Sejak dibangun dua tahun lalu, Terminal Giwangan berhasil menutupi kekurangan terminal sebelumnya, yaitu Terminal Umbulharjo. Dana puluhan miliar rupiah dikeluarkan untuk pembangunan terminal megah ini, Terminal Giwangan pun juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit pula.
Terminal Giwangan memyebabkan perubahan pada struktur, nilai, dan norma sosial masyarakat sekitar terminal Giwangan. Masyarakat mengenal adanya kelas-kelas sosial yang berdasarkan pada ukuran kekayaan dan tingkat pendidikan. Nilai dan norma masyarakat pun mengalami perubahan. Masyarakat cenderung lebih bersifat individual dan matrealistis.
Keberadaan terminal tersebut cukup memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitar pada khususnya dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Pengaruh tersebut dapat dilihat munculnya perubahan pada keadaan sosial budaya masyarakat sebelum dan sesudah adanya terminal tersebut. Adanya Terminal Giwangan memberikan pengaruh di bidang soaial, ekonomi, dan budaya, serta yang paling utama terpengaruh adalah sarana transportasi. Membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran mata pencaharian. Hal lain yang positif yaitu Terminal Giwangan memberikan andil dalam hal pemasukan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) di Yogyakarta dan memicu kemajuan di bidang transportasi yang berupa kemudahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sarana dan prasarana transportasi yang sudah ada. Dari hal-hal tersebut terlihat bahwa keberadaan Terminal Giwangan memberi pengaruh positif maupun negatif pada bidang sosial ekonomi masyarakat.

B.  Saran
            Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diusulkan beberapa saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya:
1.      Penelitian dilakukan bersama secara kompak, dengan pembagian tugas agar data yang diperoleh dapat maksimal.
2.      Perhitungkan hari pelaksanaan penelitian, tentukan hari yang cocok.
3.      Penelitian dan observasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, supaya hasilnya yaitu berupa informasi juga baik dan memuaskan.
4.      Dalam penyusunan sebuah makalah sebagai salah satu aktivitas dan tugas di dalam perkuliahan menuntut adanya keseriusan, ketelitian, serta keuletan dari mahasiswa agar tercapai hasil yang maksimal seperti apa yang diharapkan dan makalah yang disusun dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk itu perbanyak referensi buku yang berkaitan dengan topik makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Henslin, James M. 2006. Sosiologi. Jakarta : Erlangga
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Suparjan dan Hempri Suyatno. 2003. Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media
http://ekonomikeadilan.wordpress.com/ diakses pada tanggal 2 Mei 2011, 16.00 WIB
http://jogjainfo.net/fungsi-terminal-giwangan-ditambah.html diakses pada tanggal 29 April 2011, 17.00 WIB

0 Response to "perubahan struktur, norma, dan nilai masyarakat setempat setelah ada teminal Giwangan"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel