-->

Pengaruh Sosialisasi Keluarga Terhadap Gaya Hidup

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Di zaman yang modern seperti yang sekarang ini, peranan keluarga sangatlah penting bagi gaya hidup, pergaulan, dan kepribadian seorang anak, pola sosialisasi dari orang tua sangatlah mempengaruhi masa depan anak tersebut. Orang tua yang baik hendaknya selalu memberikan perhatian yang lebih untuk anaknya agar sang anak tidak terlalu terlena dan terjerumus kedalam perkembangan zaman modern ini.

Banyak anak-anak yang sudah terjerumus kedalam lubang hitam modernitas, karena kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak terkecuali gaya hidup mereka yang juga ikut terpengaruh oleh pengaruh bangsa-bangsa barat. Mereka banyak meniru kebiasaan, gaya, perilaku, bahasa, perkataan dll akibat dari modernitas dan kurangnya atau lemahnya peranan keluarga dalam mengatasi hal tersebut.

Begitu juga dengan pola  makan mereka, banyak anak muda bahkan anak kecil zaman sekarang ini lebih suka makan, makanan sampah (junk food) daripada makan makanan tradisional atau makan makanan yang sehat. Tentu hal ini menjadi permasalahan yang sangat mengkhawatirkan bagi kita semua di zaman modernitas ini.
Oleh karena itu pola sosialisasi yang baik oleh orang tua dapat mencegah terjadinya berbagai dampak negative yang ditimbulkan oleh adanya modernitas, seperti halnya pola makan. Lebih jelas lagi tentang masalah ini dan bagaimana upaya penyelesaiannya akan coba saya bahas dalam laporan ini.


B.           Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut :
a.       Setiap keluarga pasti akan mengalami proses sosialisasi didalam kehidupannya
b.      Setiap proses sosialisasi yang ada disetiap keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan anak yang mengalami sosialisasi tersebut
c.       Keluarga yang kurang berhasil atau salah dalam melakukan proses sosialisasi akan berdampak buruk bagi masa depan seorang anak

C.            Pembatasan Masalah
Berdasarakan identifikasi masalah dan uraian di atas maka permasalahan yang ada harus dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan untuk memfokuskan perhatian pada topik yang dipilih agar diperoleh kesimpulan yang benar dan mendalam pada aspek yang damati. Cakupan masalah dalam observasi ini dibatasi pada pengaruh sosialisasi keluarga Terhadap gaya hidup anak khususnya berhubungan dengan pola makanannya.
D.           Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas maka rumusan masalah pada observasi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Bagaimana deskripsi singkat tentang masyarakat modern?
2.      Bagaimana proses sosialisasi yang ada di dalamnya?
3.      Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat proses sosialisasi tersebut?

E.           Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
a.       Untuk mengetahui deskripsi singkat tentang masyakat modern.
b.       Untuk mengetahui proses sosialisasi yang ada di dalamnya.
c.        Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat proses sosialisasi tersebut.
Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang ada berperan dalam perkembangan pola perilaku kehidupan anak disana.
b.       Secara khusus, untuk mengetahui yang ditimbulkan akibat proses sosialisasi yang dilakukan oleh banyak orang tua disana.
F.            Manfaat Observasi
Observai ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut:
1.            Manfaat secara Teoritis
Laporan mengenai pengaruh sosialisasi keluarga terhadap gaya hidup anak, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan, dan memberikan pengetahuan secara umum mengenai perkembangan modernitas yang berdampak banyak bagi kehidupan, serta dapat bermanfaat bagi observasi-observasi selanjutnya yang relevan


2. Manfaat secara Praktis
a.      Bagi Peneliti
Melalui Tugas ini, kami dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya mata  kuliah Sosiologi Keluarga secara nyata. Selain itu, kami juga dapat mengetahui bagaimana proses sosialisasi yang banyak terjadi pada orang tua terhadap anaknya, khususnya di masyarakat modern seperti sekarang ini.
b.      Bagi Mahasiswa
Hasil Tugas ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai proses sosialisasi suatu keluarga terkait dengan era globalisasi saat ini, dan bagaimana fenomena sosiologis yang muncul terkait dengan hal ini, serta laporan observasi ini dapat bermanfaat sebagai referensi kajian untuk observasi lainnya dengan tema yang relevan.
c.       Bagi Masyarakat
Laporan Tugas ini dapat memberikan sumbangan pemikiran  kepada masyarakat mengenai pola sosialisasi didalam keluarga, sehingga masyarakat mampu membina kehidupan sosialnya dengan baik.
d.      Bagi Universitas dan Lembaga Pendidikan
Hasil laporan tugas ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi para akademisi tentang sosialisasi keluarga dan dampak sosiologis yang ditimbulkan.


BAB II
KAJIAN TEORI, PEMBAHASAN, DAN ANALISIS
A.            Kajian Teori
Ø  Sosialisasi
Pengertian Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap manusia menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak dikatakan telah melakukan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan tuntutan orang lain.
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.
Manusia lahir ke dunia sebagai bayi yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik. Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat nilai dan sikap, kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan konsep yang mendalam, serta konsisten dengan dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu melalui suatu proses belajar yang kita sebut sebagai sosialisasi, yakni proses belajar yang mengubahnya menjadi seorang pribadi yang manusiawi. Sosialisasi adalah suatu proses di mana seseorang menghayati (internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah ‘diri’ yang unik. Definisi sosialisasi ialah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu bagian dari suatu masyarakat, sebagian adalah proses mempelajari peran.

Pengertian sosialisasi menurut para ahli:
1. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di sekitarnya.
2. Peter L. Berger
Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
3. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
4. Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.

5. Irvin L. Child
Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sosialisasi artinya suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
7. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.
8. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
9. Prof. Dr. Nasution, S.H.
Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa).


10. Sukandar Wiraatmaja
Sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.
11. Jack Levin dan James L. Spates
Sosialisasi adalah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian individu.
12. John C. Macionis
Sosialisasi adalah pengalaman sosial seumur hidup di mana individu dapat mengembangkan potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan
Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut.
o   Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
o   Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
o   Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adat dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya
Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Kedua proses tersebut berlangsung, baik dalam lingkungan tempat tinggal maupun tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup, dan diatur secara formal oleh suatu tata aturan yang disepakati bersama.

1. Sosialisasi Primer
Sosiolog Peter L. Berger dan Luckman mengartikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap, ia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang tua menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas dalam lingkup komunitas terkecil, yakni keluarga dan orang tualah yang paling banyak mengontrol kondisi anak. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekatnya. Orang tua akan menjadi potret dan cermin bagi anak dalam mengembangkan kepribadiannya.Pola hubungan segitiga abadi yang dibangun, yakni ayah, ibu, dan anak-anak dalam sebuah keluarga akan memberikan andil besar terhadap proses pengembangan potensi dan nilai-nilai melekat dalam kepribadian anak.

2. Sosialisasi Sekunder
Selain berinterkasi dalam komunitas terkecil yakni keluarga, seorang anak juga melakukan proses komunikasi dengan lingkungan masyarakat, baik itu teman sepermainan, teman sekolah, maupun masyarakat umum. Di sanalah terjadi proses sosialisasi yang kedua yakni sosialisasi sekunder.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri atau kekhasan yang baru. Adapun dalam proses desosialisasi seseorang mengalami “pencabutan” atau pelepasan identitas diri lama yang sudah melekat dalam kepribadiannya.

B.             Deskripsi Data
Definisi masyarakat modern dapat diartikan sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relative bebas dari kekuasaan adat istiadat lama, karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga banyak dari mereka yang mennyukai hal-hal cepat. Termasuk pola makan mereka, banyak dari masyarakat modern sekarang ini lebih menyukai makanan-makanan sampah (junk food) dan makanan makanan cepat saji (fast food). Padahal makanan-makanan tersebut berdampak buruk bagi kesehatan seseorang, berbagai kandungan yang ada didalamnya dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit di tubuh seseorang.
Pola sosialisasi dari orang tua juga mempengaruhi gaya hidup dan pola makan mereka, orang tua yang baik, pasti akan mengajarkan sosialisasi yang baik kepada anaknya agar tidak sembarangan atau tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan-makanan sampah dan makanan makanan cepat saji.

C.            Kajian Terkait dengan Sosiologi Keluarga

v  PENGERTIAN SOSIOLOGI KELUARGA

Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mengkaji tentang realitas sosiologis dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam lembaga keluarga, juga pengaruh perubahan/pergeseran masyarakat terhadap keluarga dan berpengaruh sistem dalam keluarga terhadap masyarakat secara umum. Mengapa  memperlajari ilmu sosiologi keluarga, karena awal muasal apa yang terjadi dalam masyarakat dan akan berpengaruh juga dalam masyarakat.  
Pada hakekatnya keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama, searah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan suatu satuan yang khusus. Dari pengertian di atas, dapatlah kita katakan bahwa: “Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga, hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut.”
v  DEFINISI KELUARGA
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan wargayang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya.
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soelaeman, 1994:5-10).
Dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua (Soelaeman, 1994:12).
Kalau kita mempersempit pengertiannya, keluarga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal.
Menurut  S. Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang ibu serta satu atau lebih anak-anak. Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan berkecenderungan untuk bermasyarakat (S. Bogardus, 1982:57).
 Menurut Sigmund Freud:  Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama dalam transmisi kebudayaan (Soerya Wangsanegara).
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat kecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dari masyarakat (Soerjono Soeharto).
Definisi keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Definisi keluarga menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Definisi secara umum : Keluarga adalah unit sosial atau kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, satu atau lebih anak atau tanpa anak yang di ikat suatu perkawinan dimana di dalamnya terjadi adanya kasih sayang dan tanggung jawab dan dimana di dalamnya anak-anak dipelihara untuk menjadi seorang yang mempunyai rasa sosial.
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu” (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14).
Elliot  And Merrill : “…a group of two or more person residing together who are related by blood marriage or adaption.” adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup  bersama, atas dasar ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.
Khairuddin : keluarga adalah hubungan yang terjadi antar seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang di atur oleh perkawinan secarah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan satu kesatuan khusus.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : - Unit terkecil dari masyarakat - Terdiri atas 2 orang atau lebih - Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah - Hidup dalam satu rumah tangga - Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga - Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga - Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing - Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
v  FUNGSI KELUARGA
Adapun fungsi-fungsi keluarga yang berhubungan dengan sistem sosial yang luas adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi Reproduksi
Keluarga pada hakekatnya mempunyai fungsi sebagai generasi penerus, yang dalam arti bahwa sesungguhnya setiap keluarga mempunyai keinginan untuk memounyai anak dalam mempertahankan kelangsungan keturunan keluarga tersebut.
b.      Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi ialah proses belajar, bersikap, berperilaku, dan berkehendak mengenai aturan-aturan, norma-norma dan tata nilai di dalam kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi ini merupakan proses memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma-norma baru di dalam masyarakat. Keluarga merupakan fungsi sosialisasi bagi anggota keluarga terutama anak, karena pertama kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga yang merupakan lembaga pertama dan utama. Pertama kali anak mengenal akan aturan, norma, dan tata nilai adalah di dalam keluarga. Bagaimana si anak mengetahui peran dan statusnya di masyarakat, keluargalah yang mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar anak dapat memainkan peran dan statusnya dengan benar di dalam masyarakat.
c.       Fungsi Afeksi
Keluarga memberikan cinta dan kasih, dalam arti bahwa di dalam keluarga ada rasa kasih sayang dan cinta kasih antar sesama anggota keluarga. Sehingga terdapat ikatan batin yang kuat di dalam keluarga. Karena pada dasarnya dalam kehidupan manusia, tidak hanya kebutuhan lahiriah saja yang harus dipenuhi tetapi kebutuhan rohani juga sangat penting karena akan berpengaruh pada perilaku.

d.      Fungsi Proteksi atau Perlindungan
Keluarga juga sebagai lembaga yang memberikan perlindungan bagi anggota keluarganya, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan tentram.

e.        Fungsi Ekonomi
Keluarga mempunyai fungsi sebagai alat ekonomi untuk mencari nafkah dan mengatur keluarganya. Di dalam keluarga juga terdapat kegiatan ekonomi, seperti kegiatan produksi dan konsumsi.
f.        Fungsi Religius
Keluarga mempunyai fungsi untuk meletakkan dan menanamkan dasar-dasar agama bagi anak dan anggota keluarga.

g.      Fungsi Pendidikan
Keluarga mempunyai fungsi untuk mendidik anak-anak sebelum masuk sekolah secara formal. Fungsi ini juga untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya.
Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu.

h.      Fungsi Rekreasi
Keluarga mempunyai fungsi untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anggota keluarganya.

i.        Fungsi Penentuan Status
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assign Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dsb. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.



j.          Fungsi Pemeliharaan
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo.

v  BENTUK-BENTUK KELUARGA

1.    Keluarga inti (nuclear family) yaitu Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
2.    Keluarga besar (extended family) yaitu Keluarga yang di dalamnya terdiri atas keluarga inti dengan saudara-saudara lainnya.
3.    Keluarga luas yaitu Keluarga dimana di dalamnya terdapat anggota-anggota yang tidak ada hubungan keluarga yang diakui di dalam rumah tangga.


v  CIRI-CIRI KELUARGA
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang bereknaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Penggolongan ciri-ciri keluarga:
a.       Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page, yaitu:
1.    Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2.    Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara
3.      Suatu sistim tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan
4.    Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak
5.    Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

b.      Ciri-ciri Khusus
Organisasi keluarga ini dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, di samping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1.    Kebersamaan: Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal di antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya.
2.    Dasar-dasar emosional: Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang tua.
3.    Pengaruh perkembangan: Hal ini merupakan lingkungan kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang lebih tinggi, termasuk manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.
4.    Ukuran yang terbatas: Keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya.
5.    Posisi inti dalam struktur sosial: Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya. Kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju, yang mempunyai tipe masyarakat patriarkal, struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga.
6.    Tanggung jawab para anggota: Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi lainnya. Pada masa krisis manusia mungkin bekerja, berperang dan mati demi negara mereka. Tetapi mereka harus membanting tulang sepanjang hidupnya demi keluarga mereka.
7.     Aturan kemasyarakatan: halini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang dengan kaku menentukan kondisi-kondisinya.
8.    Sifat kekekalan dan kesemnetaraannya: Sebagai institusi, keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.

v  KELUARGA MERUPAKAN KAJIAN YANG PENTING

Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses  sosialisasi. Keluarga merupakan unit sosial pertama dan utama sebagai pondasi primer bagi perkembangan anak. Untuk itu baik buruknya keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Dalam keluarga, seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati, dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan di setiap tindakannya dalam menjalani kehidupan.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola prilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

v  FAKTOR TERBENTUKNYA KELUARGA

Faktor terbentuknya keluarga, antara lain ;
a)    Dorongan sex, muncul dari kesepakatan tiap-tiap individu untuk hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan biologis.
b)    Dorongan memperoleh keturunan dan melanjutkan hubungan darah.
c)    Alasan ekonomi, keluarga sebagai media untuk memperoleh penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup atar suami dan istri.
d)    Alasan politis, orang yang memiliki partner (pasangan) lebih yakin dalam mengambil keputusan dan mencari solusi permasalahan karena dukungan moral dari pasangan.
e)    budaya, ada kebiasaan negatif yang diberikan masyarat kepada seseorang jika telah mengalami masa terlambat maupun terlalu cepat perkawinan(kawin muda).

v  RUMAH TANGGA VS KELUARGA

Istilah rumah tangga dan keluarga sendiri sering dicampur adukkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.

v  KONSEP PERKAWINAN

Secara etimologi, Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar kawin; kata itu berasal dari kata jawa kuno ka-awin atau ka-ahwin yang berarti dibawadipikul, dandiboyong; kata ini adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin; selanjutnya kata itu berasal dari kata vini dalam Bahasa Sanskerta.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
D.            PEMBAHASAN
1.      Deskripsi Masyarakat Modern
Ø  Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
Definisi masyarakat modern dapat diartikan sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relative bebas dari kekuasaan adat istiadat lama, karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.

Ø  Ciri-ciri Masyarakat Modern
a.    Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
b.    Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
c.    Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
d.    Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
e.    Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
f.     Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
g.    Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.


Ø  Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek
a.    Aspek Mental Manusia :
1.    Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2.    Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain.
b.    Aspek Teknologi :
1.    Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.
2.    Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.




c.    Aspek Pranata Sosial :
v  Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme

v  Pranata Ekonomi :
a.    Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
b.    Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
c.    Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
d.    Kurang mengenal gotong-royong.
e.    Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.
f.     Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.

v  Pranata Keluarga :
a.    Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis.
b.    Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.

v  Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.

v  Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
2.      Proses Sosialisasi yang ada di Masyarakat Modern
masyarakat modern kebanyakan melakukan proses sosialisasi yang kurang tepat, mengapa demikian, kita lihat bahhwa mengapa anak mereka tidak menyukai makanan tradisional tersebut dan malah menyukai makanan makanan junk food atau makanan yang rendah gizi, orang tua disitu kurang mempedulikam anaknya, mungkin mereka terlalu sibuk bekerja hingga hanya memberikan anaknya uang dan sang anak menggunakan  uang tersebut untuk membeli makanan – makanan yang berbahaya bagi tubuh mereka (junk food). Hal ini merugikan bagi masa depan seorang anak, karena bahaya dari makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dapat menghancurkan masa depan mereka, jika sudah begitu siapa yang harus disalahkan? Maka peranan orang tua sangatlah diharapkan, melali proses sosialisasi yang baik, maka anak tersebut juga akan mengetahui segala akibat jika mengkonsumsi makaanan tersebut secara berlebihan dan terus menerus, tetapi yang terjadi kebanyakan ini adalah orang tua cenderung membiarkan anaknya mengkonsumsi makanan tersebut meskipun orang tua tersebut tahu bahaya jika anknya sering mengkonsumsi hal itu. Sangat mengenaskan bukan? Dimana peran orang tua? Bahkan ketika memakan makanan seperti itu menjadi gaya hidup orang-orang yang dipandang mampu (berada) seperti contohnya makan di KFC, Mc. Donnal, HokBent, dll banyak orang tua yang membiasakan anaknya atau menyuruh anaknya agar makan ditempat seperti itu agar keluarga tersebut dipandang mampu dan berada. Sungguh ironis sekali masyarakat modern kita ini, sang anak dikorbankan kesehatanya hanya demi pandangan atau penilaian orang terhadap prestige keluarga.
Hal itu hanyalah contoh kecil dari proses sosialisasi keluarga yang ada di masyarakat modern. Bahkan terkadang banyak orang tua yang tidak memiliki waktu untuk anaknya, banyak orang tua yang bekerja siang malam dan tidak memperhatikan bagaimana keadaan anaknya. Mereka hanya berfikiran yang penting mempunyai uang banyak agar segala kebutuhan anaknya dapat terpenuhi, bahkan banyak diantara mereka yang memberikan uang yang sangat lebih kepada anaknya, sehingga anaknya bisa menghamburkan uang tersebut.
Pola sosialisasi tersebut yang harus dibenarkan, karena peran keluarga sangatlah penting untuk perkembangan dan gaya hidup seorang anak.
3.    Dampak yang ditimbulkan akibat proses sosialisasi
Siapa yang tidak suka menyantap makanan jenis fast food atau cepat saji,  sepertinya sulit untuk disangkal jika hampir semua orang pernah menyantapnya. Baik saat kita belanja di supermarket atau saat di rumah ketika menonton film kita juga ditemani dengan makanan junk food. Selain itu, dalam setiap kesempatan kita mengkonsumsi makanan jenis junk food, kita juga mengkonsumsi minuman bersoda sebagai penambah selera dalam makanan. Dan hal ini umumnya tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa tapi juga anak-anak.
Junk food, saat ini merupakan makanan yang paling banyak dijumpai di mana-mana dan banyak dikonsumsi orang, alasannya antara lain mudah didapat, harga relatif murah, rasa yang enak dan penampilan yang menarik. Pizza, fried chicken, burger dan berbagai soft drink merupakan contoh junkfood yang sangat populer, bahkan sudah menjadi santapan wajib sehari-hari bagi sebagian orang.
Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari pola sosialisasi yang kurang tepat oleh orang tua, diantaranya adalah gaya hidup dan selera makan, banyak orang-orang zaman ini khususnya anak muda lebih menyukai makanan-makanan instan atau cepat saji. Padahal menurut Aby Kuncahyaningtyas dan Anjani Mega Pertiwi dua orang mahasiswi D3 Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta mengatakan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam makanan cepat saji (instans) dan junk food adalah rendah, dan pengolahannya berulang kali serta bumbu-bumbu yang ada di dalamnya kurang terkontrol, karena banyak merek makanan yanhg tidak menyertakan seberapa banyak takaran kandungan bahan-bahan yang ada didalamnya, kebanyakan jajanan anak-anak hanya menyebutkan kandungannya saja atau komposisinya saja tanpa takaran penggunaannya.
Padahal banyak bumbu-bumbu tersebut yang berdampak buruk ke fisik seseorang, misalnya penyedap rasa, pengawet,pewarna dll meskipun banyak dari produk-produk mereka yang sudah menggunakan logo halal dari mui dan BPOM telah mengesahkannya, dan semua takaran yang ada didalamnya sudah sesuai dengan standar pemerintah, tetapi apabila dikonsumsi secara terus menerus maka hal itu tentu akan berdampak buruk untuk perkembangan otak seseorang dan fisik seseorang.
Berikut ini kandungan yang berbahaya di dalam Junk Food :
1. Lemak Jenuh
Sebagai hasil olahan industri makanan, junk food biasanya banyak mengandung lemak jenuh. Oleh karena itu, harganya sangat murah dan ketika dipanaskan dapat bertahan pada temperatur tinggi. Bahayanya, lemak jenuh bisa menjadi biang kegemukan dan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. apabila kondisi tersebut terjadi pada seseorang, maka masalah kesehatan serius lainnya pun akan terpicu. Kanker, penyakit jantung, dan stroke adalah contoh penyakit yang diakibatkan oleh kandungan lemak jenuh tinggi.
2. Garam
Garam atau monosodium klorida atau natrium klorida merupakan kandungan junk food yang juga perlu disikapi hati-hati. Kadar Garam yang baik untuk dikonsumsi adalah tidak lebih dari 5 gram per hari, dan sangat dianjurkan bagi orang dewasa yang memiliki tekanan darah normal. sementara itu, kandungan garam pada junk food biasanya relatif tinggi Kita memang membutuhkan zat perasa ini untuk membantu fungsi metabolisme tubuh. Namun, bila berlebihan mengonsumsi penghilang rasa hambar tersebut, maka resiko tekanan darah tinggi akan meningkat.
3. Gula
Kandungan junk food lainnya yang tak kalah tinggi adalah gula.
Minuman ringan, biskuit, kue, dan permen mengandung gula yang tidak sedikit. Kendati secara tidak langsung berhubungan dengan penyakit jantung dan diabetes, kelebihan gula dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada usia muda.
Masalah kesehatan lainnya yang bisa disebabkan oleh kadar gula berlebihan adalah tooth decay atau kerusakan gigi, mengurangi level kolesterol berguna, meningkatkan kadar lemak dalam darah yang berhubungan dengan diabetes, dan penyakit jantung.
4. Penambah Cita Rasa atau Zat aditif Sintetis
Zat lain yang terkandung dalam junk food secara berlebihan adalah bahan tambahan atau zat aditif. Umumnya zat aditif ini digunakan untuk mengawetkan dan mempertahankan warna, rasa, dan bentuk. Apa sebenarnya penambah cita rasa atau zat aditif sintetis yang bisa menimbulkan cita rasa tersebut? Pada dasarnya zat aditif sintetis ini adalah sejenis natrium atau sodium yang menjadi sumber utama garam dapur dan vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat). Nah, unsur inilah yang menjadi penggugah selera makanan cepat saji atau junk food.

WHO atau World Health Organization di bawah naungan PBB secara serius membahas mengenai buruknya makanan junk food ini dan organisasi tersebut mengkatagorikan menjadi 10 golongan yang termasuk ke dalam makanan junk food yaitu:
1)    Makanan kalengan
makanan yang dikemas dalam kaleng biasanya seperti buah-buahan atau daging, makanan kaleng menjadi tidak sehat karena setiap makanan kaleng biasanya mengandung bahan pengawet yang tidak baik bagi kesehatan, bukan hanya itu kandungan gizi dan nutrisi menjadi berkurang.

2)    Makanan gorengan
biasanya makanan gorengan mengandung kalori dan lemak atau minyak yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan kegemukan dan sakit jantung koroner, serta dalam proses meggoreng terjadi zat karsiogenik yang memicu terjadinya penyakit kanker.
3)    Makanan daging yang diproses
sosis, ham dll merupakan makanan daging yang telah diproses, mengandung bahan pewarna dan pengawet yang dapat mengganggu lever atau hati,dalam ham terkandung kadar natrium yang tinggi berakibat gangguan tekanan darah dan ginjal,selain itu juga dapat memicu penyakit kanker dikarenakan makanan tersebut mengandung kandungan garam nitrit.
4)    Mie Instant
mie instant mengandung bahan pengawet yang tidah baik bagi kesehatan, kadar garam di dalam mie instant dapat menyebabkan beratnya beban ginjal, meningkatkan tekanan darah serta mie instan juga mengandung trans lipid yang mengakibatkan gangguan di pembuluh darah jantung.
5)    Makanan yang dibakar atau dipanggang
makanan yang dipanggang atau dibakar dapat mengakibatkan makanan menjadi gosong dan zat yang terjadi dapat memicu terjadinya penyakit kanker.

6)    Keju Olahan
terlalu sering mengkonsumsi keju olahan mengakibatkan meningkatnya berat badan dan meningkatnya gula darah.
7)    Makanan asinan
Proses pengasinan makanan membuat kadar garam di dalam makanan menjadi tinggi sehingga memberatkan proses kerja ginjal dan beresiko terkena hipertensi serta berpengaruh terhadap lambung dan usus menjadi iritasi dan meradang.
8)    Makanan manisan kering
makanan ini mengandung garam nitrat dan bila dalam tubuh bergabung menghasilkan zat karsiogenik dan juga mengandung esen segai tambahan sehingga dapat merusak fungsi hati, serta kadar garam yang tinggi beresiko terkena tekanan darah tinggi dan juga memberatkan proses kerja ginjal.
9)    Makanan manis beku
ice cream, cake beku dll termasuk di dalam golongan ini, makanan ini mengandung mentega tinggi sehingga bisa mengakibatkan obesitas dan kadar gula yang tinggi dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu makan.

10) Makanan dengan daging berlemak dan jerohan
makanan ini mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, kanker usus besar, kanker payudara.

Bahaya Junk Food:
1. Menimbulkan Darah tinggi
Karena makanan junk food memiliki kandungan garam yag tinggi ini dapat memicu penyakit tekanan darah tinggi pada konsumen. Tapi jika dikonsumsi dengan jumlah yang Sedikit junk food tidak akan menimbulkan darah tinggi.

2.Meningkatkan kolesterol
Karena memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi dapat menimbulkan penyakit kolesterol. Kolesterol sendiri akan memicu berbagai penyakit akut seperti Diabetes,Jantung koroner dan kanker. Jadi kalau ingin makan junk food pikirkan lagi dampaknya

3.Obesitas

Karena mengandung kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan obesitas pada kaum muda dan bahkan bukan hal yang mustahil kalau dapat memicu penyakit diabetes pada kaum muda karena sering mengkonsumsi makanan yang rendah nutrisi ini.

4.Pemicu Kanker

Kandungan bahan pengawet dan berbagai zat kimia penyedap rasa dalam Junk Food memicu penyakit berbahaya yang satu ini.Karena zat-zat kimia asing ini ketika masuk kedalam tubuh menimbun dan inilah awal dari penyakit kanker

5.Chinese Restaurant Syndrome
Karena kandungan MSG yang biasanya tinggi dalam makanan junk food ini dapat memicu penyakit Chinese Restaurant Syndrome.kenapa namanya Chinese Restaurant Syndrome ya?? konon katanya dokter yang pertama menemukan penyakit ini menangani seseorang yang mengalami kelainan yang unik sehabis makan di restoran china yang saat itu terkenal dengan banyaknya kandungan MSG didalamnya.


BAB IV
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
masyarakat modern kebanyakan melakukan proses sosialisasi yang kurang tepat, mengapa demikian kita lihat bahwa mengapa anak mereka tidak menyukai makanan tradisional dan malah menyukai makanan makanan junk food atau makanan yang rendah gizi, orang tua disitu kurang mempedulikam anaknya, mungkin mereka terlalu sibuk bekerja hingga hanya memberikan anaknya uang dan sang anak menggunakan  uang tersebut untuk membeli makanan – makanan yang berbahaya bagi tubuh mereka (junk food). Bahkan ketika memakan makanan seperti itu menjadi gaya hidup orang-orang yang dipandang mampu (berada) seperti contohnya makan di KFC, Mc. Donnal, HokBent, dll banyak orang tua yang membiasakan anaknya atau menyuruh anaknya agar makan ditempat seperti itu agar keluarga tersebut dipandang mampu dan berada.
Proses sosialisasi dari keluarga sangatlah dibutuhkan , agar seorang anak dapat menjalani hidupnya sesuai dengan yang diajarkan orang tua, tapi pada masa modern ini banyak dari orang tua- orang tua di Indonesia yang kurang memperdulikan anaknya, mereka tidak melakukan proses sosialisasi yang baik, hingga akhirnya pola hidup seorang anak salah.

B.           SARAN

·         Orang tua hendaknya melakukan proses sosialisasi dengan baik
·         Orang tua harus memberikan banyak waktu untuk anaknya
·         Orang tua jangan mengorbankan kesehatan anak hanya demi penilaian orang lain terhadap ekonomi keluarga
·         Anak harus mengurangi konsumsi junk food dan fast food agar hidupnya lebih sehat
Daftar Pustaka


Dagun, S. M. 2002. Psikologi Keluarga (Peranan Ayah dalam Keluarga). Cetakan kedua. Penerbit :Rineka Cipta. Jakarta.

Goode, William., 1991. Sosiologi Keluarga., Edisi Pertama. Bumi Aksara. Jakarta.

Handayani M. Muryatinah, dkk. 2008. Psikologi Keluarga. Edisi Pertama. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Mulyadi, Yad. 2012. Panduan Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta Timur:    Yudhistira.

Tim MGMP Kota Denpasar. 2012. TUNTAS (Tuntunan Ke Universitas) Sosiologi untuk SMA / MA Kelas X. Denpasar: Graha Pustaka.

Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

0 Response to "Pengaruh Sosialisasi Keluarga Terhadap Gaya Hidup"

Post a Comment

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaan)

Contoh Penelitian Sederhana, Materi Sosiologi: Metode Penelitian Sosial (Problematika Proses Pembelajaran di Sekolah-Sekolah di Perkotaa...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel